Semua orang Kristen sejati setuju bahwa Alkitab adalah buku yang paling menarik, mengasyikan, dan menguatkan di seluruh dunia. Ibrani 4:12 mengatakan: "sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." Lalu, mengapa buku yang digambarkan "hidup dan kuat" ini kadang-kadang gagal untuk mempengaruhi kehidupan kita ketika kita membacanya? Ada beberapa alasan mengapa hal ini terjadi: membaca terlalu cepat, membacanya sebagai tugas dan bukannya untuk berjumpa dengan penulisnya, atau pikiran kita dipenuhi oleh hal-hal lain. Tetapi, alasan utama mengapa Alkitab tidak memperngaruhi hidup kita adalah karena kita tidak bersedia rencana-rencana yang tersembunyi di dalam hati kita disingkapkan. Kita tidak akan pernah dapat memperoleh banyak pesan dari Alkitab sebelum kita datang dengan tujuan agar diri kita dibukakan. Dengan kata lain, kita tidak boleh berpuas diri dengan hanya membaca Alkitab, tetapi kita juga harus membiarkan Alkitab membaca diri kita. Bila kita mendatangi Alkitab dengan sikap seperti ini, kita akan menemukan bahwa Alkitab ternyata lebih sering membuat kita terkejut daripada mendorong kita, lebih sering menegur dosa daripada menghibur. Saya tidak mengatakan bahwa Alkitab tidak menhibur kita dikala sedih, karena memang jelas bahwa Alkitab itu menghibur. Tetapi, tugas utamanya adalah untuk membuka padangan kita yang salah tentang kehidupan dan menggantikannya dengan persepekatif Alkitab. Jadi, mereka yang selalu membaca Alkitab dengan tenang-tenang saja mungkin tidak membacanya dengan benar. Bila kita mendekati Alkitab dengan sikap hati yang mengatakan: "Berbicaralah, Tuhan, habaMu mendengar," janji dari Ibrani 4:12 tidak mungkin gagal.
Bapa, ampuni aku bila selama ini aku datang pada Firman-Mu dengan sikap membela diri, lebih senang mendapat dukungan, tetapi tidak mau dikoreksi. Mulai sekarang semua pertahananku aku lepaskan. Tolonglah aku untuk mempercayai bahwa Engkau akan mamberikan apa yang kuperlukan. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.