Di seluruh bagian Alkitab ada banyak contoh dari orang yang bergumul untuk mengerti mengapa Allah menunda atau tampaknya terlambat bertindak. Misalnya, penantian Abraham yang lama untuk mendapatkan seorang anak, atau tahun-tahun ketika Yusuf menderita di dalam penjara sebagai korban dari lingkungan jahat. Atau masa suram ketika Musa hidup di padang gurun sebagai gembala yang tidak di kenal sebelum dipanggil untuk melepaskan bangsanya untuk memimpin mereka ke Tanah Perjanjian. Disiplin melalui penantian yang lama jelas tertulis melalui kehidupan banyak tokoh Alkitab, bahkan Tuhan sendiri selama bertahun-tahun hidup tak dikenal dijalan-jalan sempit kota Nazaret. Ketika tahun-tahun berlalu dan sesuatu yang Allah janjikan tidak digenapi, hidup dapat menjadi sangat membingungkan. Kita melihat kesempatan-kesempatan berlalu begitu saja dan berteriak: "Mengapa? Mengapa? Mengapa?" Hal pertama yang harus kita lakukan bila mengahadapi janji yang lama tertunda adalah memeriksa apakah benar kita memang menerima janji ilahi dan bukan hanya menjadi korban dari harapan kita yang kosong belaka. Banyak orang yang mengambil secara sembarangan kata-kata dalam Alkitab yang sebenarnya di tujukan untuk orang-orang tertentu saja, menerapkannya untuk diri sendiri, kemudian menjadi kecewa ketika ternyata hal itu tidak terjadi. Jadi, periksalah apakah hal itu memang janji Allah yang nyata yang diberikan-Nya kepada Anda dari Firman-Nya. Setelah Anda yakin akan janji itu maka ingatlah bahwa Allah melihat semua hal dari awal hingga akhir dan Dia akan menggenapinya pada waktu yang paling tepat. Kita tidak boleh meragukan hal ini, karena sekali kita mempertanyakan fakta waktu Allah yang paling tepat, kita membuka diri pada segala macam keraguan. Tentu saja kita tidak dapat mencegah keraguan memasuki hati kita, tetapi kita dapat mencegahnya tinggal di dalam hati kita. Apa pun yang telah Allah janjikan kepada Anda (dan Anda yakin itu suatu janji) maka yakinlah bahwa hal itu akan digenapi. Tidak selalu pada waktu yang baik menurut Anda. Tetapi, selalu tepat pada waktu-Nya.
Bapa, tolonglah aku untuk berpegang pada fakta bahwa penundaan-Mu bukanlah penolakan-Mu. Engkau punya waktu yang tepat untuk segala sesuatu dan aku perlu bersabar dengan kesabaran-Mu. Peganglah aku erat-erat pada masa pengujian ini. Demi nama-Mu yang kudus aku berdoa. Amin.