Terkandung makna yang mengerikan dalam kata "dikhianati". Mengkhianati seseorang berarti berlaku curang kepadanya. Pengkhianatan adalah lawan dari kesetiaan, dan semakin kita mencintai kesetiaan semakin kita membenci pengkhianatan. Di dalam dunia yang keras dan kejam seperti ini tidak heran kalau kita dilukai oleh musuh, tetapi tak seorang pun mengharapkan untuk dikhianati oleh seorang sahabat. Menurut saya, sedikit sekali hal yang dapat lebih melukai Tuhan kita dibanding dengan pengkhianatan oleh salah seorang murid-Nya sendiri. Bagaimana kita menghadapi pengkhianatan? Bagaimana kita menangani hidup kita ketika kita menjadi korban kecurangan seorang sahabat? Pertama-tama, kita harus membawa luka kita kepada Allah dan mengundang-Nya untuk memasuki hati kita dengan kelembutan-Nya dapat menghilangkan rasa sakit itu. Selain Yesus, siapa lagi yang dapat ikut merasakan masalah yang sedang kita hadapi? Mudah sekali untuk mencari penghiburan di tempat lain pada saat seperti ini, misalnya dengan minum-minum, mencari hiburan, membaca, dan lain-lain. Beberapa orang malahan berusaha melupakan atau menghindar dari masalah ini. Tetapi situasi yang menyakitkan itu harus dihadapi, meskipun kita tidak perlu melarutkan diri di dalamnya. Kita harus mengizinkan Allah melayani kita dalam kesakitan kita karena Dialah satu-satunya yang dapat "memulihkan jiwa". Karena sakit hati dapat cepat berubah menjadi rasa benci, dengan pertolongan Tuhan kita harus mengosongkan hati kita dari semua kepahitan dan…mengampuni. Perlu kita pahami bahwa mengampuni tidak selalu membawa perubahan pada pihak yang lain (atau menjamin bahwa dia juga dipulihkan), tetapi pengampunan akan membebaskan jiwa kita sendiri. Salib Tuhan kita Yesus Kristus berdiri dan merangkul siapa saja yang pernah dikhianati. Salib itu menyaksikan: "Inilah cara Yesus menghadapi musuh-musuh-Nya…dan sahabat yang mengkhianati-Nya." Dalam terang fakta agung ini dapatkah kita berbuat lain selain mengampuni?
Bapa, beri aku kasih karunia untuk mengikuti teladan-Mu di tengah pengkhianatan yang kualami. Tunjukkan kepadaku bahwa tidak ada, bahkan tidak juga pengkhianatan seorang sahabat, yang dapat memindahkan jiwaku dari perlindungan-Mu. Semoga aku selalu bersukacita di dalam perlindungan-Mu dan di dalam kuasa kasih-Mu yang besar. Amin.