Sulit sekali untuk bersikap objektif bila kita telah gagal. Ketika Milais pertama kali mempertunjukkan dramanya Ophelia pada tahun 1825, seorang kritikus mengomentari sebagai "Oh, gagal!" dikatakan bahwa sejak saat itu Milais dihantui oleh perkataan tersebut sepanjang hidupnya. Ketika mengalami kegagalan, merenunglah sesegera mungkin dan dalam doa mulailah menganalisis penyebab kegagalan itu. Pertimbangkan kemungkinan bahwa Allah mengizinkan kegagalan karena ini merupakan bagian dari rencana-Nya dalam hidup Anda. Banyak orang yang akhirnya menyadari bahwa Allah mengizinkan kegagalan dalam hidup mereka untuk memberi tahu mereka agar beralih ke bidang pelayanan lain. Tetapi jika setelah berdoa dan merenungkan Anda yakin bahwa Allah tetap mengizinkan Anda di dalam kegiatan yang sama, maka sebaiknya Anda bertanya kepada diri sendiri: Apakah aku ikut andil dalam kegagalan ini karena tidak cermat mempersiapkan segi positif dan negatif, tidak mempertimbangkan prinsip moral, kurang peka terhadap perasaan orang lain,…dan sebagainya. Setelah belajar dari kegagalan ini, cobalah lagi. Sebuah poster Kristen yang pernah kulihat di sebuah toko buku memperlihatkan gambar seorang pria yang melipat tangan dengan wajah yang memperlihatkan keputusasaan. Tertulis di kaus yang dipakainya pengakuan: "Aku menyerah". Di sudut poster ini, samar-samar terlihat gambar sebuah bukit hitam dengan sebuah salib kecil diatasnya. Kata-kata ini tercetak di bawah poster itu: "Aku tidak menyerah". Satu-satunya Pribadi yang telah mengalahkan semua rintangan mengulurkan tangan-Nya kepada Anda. Peganglah tangan-Nya dan bila rencana yang lain belum ditunjukkan-Nya kepada Anda, cobalah lagi.
Bapa, aku melihat bahwa suatu kegagalan bukanlah kegagalan kalau hal ini membawaku lebih dekat kepada-MU. Tunjukkanlah kehendak-MU dan rencana-MU bagi hidupku, dan jika aku harus mencobanya lagi maka tolonglah aku untuk melakukannya di dalam kekuatan-MU dan bukannya dalam kekuatanku sendiri. Dalam nama Kristus aku berdoa. Amin.