Tidak ada yang dapat membuat jiwa seseorang lebih depresi atau putus asa daripada bila seseorang dianggap tidak diperlukan lagi atau di-PHK. Pada saat itu kita akan merasa frustasi, tidak dihargai, tidak berharga, dan tidak berarti. Tetapi intensitas perasaan ini bervariasi tergantung dari apakah kita menilai diri kita dari apa yang kita lakukan atau dari jati diri kita. Sesungguhnya jika kita menilai diri kita karena apa yang kita kerjakan (pekerjaan kita, perbuatan kita, dan sebagainya) maka ketika situasi tidak memungkinkan kita untuk berkarya seperti biasanya, respons emosional yang biasanya kita rasakan adalah merasa hancur. Sedangkan mereka yang menilai dirinya berdasarkan jati diri mereka yang sesungguhnya sadar bahwa meskipun mereka tidak bisa berkarya (baik untuk sementara atau seterusnya), nilai diri mereka sebagai pribadi tetaplah utuh dan mereka akan punya respon emosional yang cukup berbeda. Mereka akan terguncang tetapi tidak hancur. Bagaimana emosi kita bereaksi berkaitan langsung dengan cara kita melihat dan menilai apa yang telah terjadi pada diri kita. Karena itu, salah satu hal terpenting yang harus kita pahami di dalam hidup ini adalah dari mana asal nilai diri kita yang sesungguhnya: dari jati diri kita atau dari apa yang kita lakukan. Apa yang kita lakukan melalui pekerjaan kita memang penting, tetapi hal itu bukanlah yang terpenting. Hal yang terpenting dalam hidup, dan faktor yang memberi keseimbangan dalam menghadapi masalah hidup, adalah mengetahui dengan pasti jati diri kita dan dimana nilai diri kita berada. Sebagai orang Kristen nilai diri kita terletak pada fakta bahwa kita adalah milik Allah, bahwa kita adalah ahli waris Allah dan ahli waris bersama Kristus (Roma 8:17). Bila kita memegang kebenaran ini bukan berarti kita akan terbebas dari luka ketika hidup menjadi sulit. Namun, hal ini tidak akan membuat kita hancur, tetapi hanya terguncang.
Bapa, aku berterima kasih untuk semua kemampuan yang telah Engkau berikan kepadaku, tetapi aku mengerti bahwa kemampuanku itu bukan segala-galanya. Engkaulah segala-galanya bagiku. Tolonglah aku mulai sekarang untuk mendapatan harga diriku terutama Engkau sendiri dan bukanya dari apa yang kukerjakan. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.