Demikian pendapatnya saudara sepupu kita dikarenakan:
"Katakan: Allah itu Esa. . . Tiada beranak dan tiada diperanakkan. Dan tiada seorangpun yang serupa dengan Dia." (Al Ikhlas [112] 1-4). Mempertahankan paham Tauhid!
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: Bahwa Allah ialah yang ketiga dari tiga." (Al Maidah [5] 73). Melawan Syirik.
"Bagaimana Tuhan sampai mempunyai anak, sedangkan Dia tidak mempuyai isteri." (Al Maidah [5] 116). Menggambarkan ajaran Trinitas.
Jawaban: Pertama, silahkan menyetujui ayat-ayat Al-Qur'an di atas tadi. Katakan saja, barangsiapa yang pegang pada ajaran seperti itu adalah musyrik (penganut ajaran syirik). Sebagai uraian tambahan tegaskan:
Pengertian di atas tadi berdasarkan ayat-ayat di dalam Al-Qur'an seperti: Al Maidah (5) 72: "Kafirlah orang-orang yang mengatakan: Bahwa Allah itu ialah Almasih Anak Maryam."; Al Ikhlas (112) 3 bahwa Allah: "Tiada beranak dan tiada di peranakkan." Karenanya, saudara sepupu kita berpikir bahwa ajaran kaum Nasrani meninggikan nabi Isa dan menjadikannya Tuhan, menjijikan Nama Allah karena mengajarkan bahwa Allah itu beranak (maksudnya, Allah + Maryam = Isa Almasih (!). Bndg QS 5:116).
Jawaban:Pada garis besarnya ajaran Injil tadi cocok dengan ajaran Al-Qur'an Surat Annisaa (4) 171: "Sesungguhnya Almasih Isa Anak Maryam (keturunan Daud) Rasul Allah dan perkataan Allah (Firman-Nya) disampaikan kepada Maryam dan ia Ruh dari Allah."
Jadi adalah salah kalau mengatakan bahwa umat Masehi meninggikan seorang nabi (Isa) dan kemudian "menjadikannya" Tuhan. Salah juga untuk mengatakan kaum Nasrani adalah kafir karena menyamakan kemanusiaan Isa dengan Allah. Malahan sebaliknya Tuhan sendiri turun dan bersatu dengan manusia Isa Al-Masih.
Catatan: Seandainya seorang dari saudara sepupu kita ragu tentang ajaran penjelmaan (Allah bersatu dengan Almasih) sebagai contoh, adakan perbandingan dengan Al-Qur'an. Contohnya: sama seperti agama Kristen percaya bahwa Firman Allah yang kekal, yang tidak diciptakan, turun, kemudian menjadi Isa Al Masih, deinikian juga agama Islam percaya bahwa Firman Allah yang kekal, yang tidak diciptakan, turun, kemudian menjadi kitab Al-Qur'an. Di dalam Islam Firman Allah turun menjadi Kitab; di dalam ajaran Masehi Firman Allah turun menjadi manusia (Isa). Sebagai langkah selanjutnya, tanyakan saja: "Menurut anda, apakah Al-Qur'an Firman Allah yang kekal?" Jawabannya pasti "ya," tentu. Selanjutnya tanyakan, "tetapi bukankah Al-Qur'an terdiri dari kertas, cetakan huruf, dsb.? Ketika Al-Qur'an dikaji bukankah suara makhluk yang membunyikan ayat-ayat dari Firman kekal itu?" Jawabannya pasti, "ya, memang begitu." Kalau begitu saudara sepupu percaya bahwa Firman kekal bersatu dengan sosok yang tidak kekal.
Demikian pendapat saudara sepupu kita karena menurut mereka penyaliban Isa:
Kalau demikian dahsyatnya dosa, apakah usaha dan kekuatan manusia cukup untuk luput dari kuasa dosa atas dirinya serta kuasa dan tipu daya Iblis?
Masa kini saudara sepupu kita berkeyakinan bahwa Alkitab tidak berwibawa dan tidak asli. Apa yang positif yang dicatat di dalam Al-Qur'an tentang Taurat dan Injil ditujukan kepada kitab-kitab yang sudah hilang. Yang di dalam tangan umat Nasrani sekarang bukanlah Taurat dan Injil yang disanjung di dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat Al-Qur'an yang dipakai oleh saudara sepupu kita untuk "membuktikan" pendapat ini antara lain termasuk: QS 2:63-121; 3:72; 4:44-48; 7:161-171. Tidak terdapat pula pesan bahwa umat Masehi yang merubah atau memutarbalikkan kitab sucinya. Sebaliknya terlihat banyak ayat yang positif mengenai Taurat dan Zabur yang ada di tangan nabi Muhammad pada bagian pertama abad ke-7:
Ayat-ayat di dalam Al-Qur'an mengenai kitab-kitab suci orang Yahudi dan Kristen adalah amat banyak, dan di dalam setiap ayat Muhammad membicarakan tentang kitab-kitab ini dengan hormat tinggi. Ia mengakui keilhamannya, mengakui adanya kitab-kitab ini di masanya sendiri, dan memakainya untuk mendukung utusannya sendiri.
"Injil" Barnabas ini yang terdiri dari 222 pasal (sama panjangnya dengan ke-4 Injil), ditemukan pada abad ke-17 kemudian pertama kali diterbitkan oleh dua sarjana Kristen pada tahun 1907. "Injil" Barnabas ini seolah-olah ditulis oleh Barnabas pada abad pertama dan merupakan suatu alternatif kepada hidup Al Masih sebagaimana diriwayatkan di dalam Injil kanonik (resini). Bagi saudara sepupu kita sumber ini sangat laris karena terdapat di dalamnya banyak hal yang sesuai dengan ajaran Islam:
Sebagai jawaban singkat, beritahukan saudara sepupu kita bahwa sebenarnya Injil Barnabas tidak sesuai, baik dengan Injil yang benar maupun Al Qur'an sendiri. Misal-nya, di dalam Injil Barnabas diajarkan adanya sembilan langit, sedangkan di dalam Surat Al Baqarah ada hanya tujuh langit. Di dalam Injil Barnabas Isa menyuruh Barnabas untuk mengarang Injil (ps. 221), tetapi menurut Al-Qur'an, Injil diturunkan kepada Isa! Jadi sebaiknya "Injil" Barnabas itu ditolak baik oleh umat Masehi maupun oleh umat Islam sebagai sumber penipuan yang palsu.
Ulangan l8:15,18 (ayat 15) "Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku (Musa) akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN." (ayat 18) "Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Ku-perintahkan. . .". Menurut saudara sepupu kita, seorang nabi ini yang "sama seperti aku" (Musa) tidak lain dari Nabi Muhammad.
Jawaban: Bagi saudara sepupu kita perkataan, "saudara-saudaramu" sangat penting karena diartikan bani Ismael (Ismael adalah saudara Ishak). Jadi mereka berkesim-pulan nabi yang muncul dari saudara-saudara Israel tidak lain dari Nabi Muhammad, keturunan Ismael. Namun tafsiran mereka ini tidak dapat tahan uji karena tidak memperhatikan kata-kata, "dari tengah-tengahmu". Yang penting untuk diperhatikan ialah identitas dari yang disapa "mu". Sebenarnya fasal 18 ini ditujukan kepada imam-imam orang dari Lewi, dan merekalah yang disapa "mu" di atas tadi (bndg. 18:1). Jadi "saudara-saudaramu" yaitu saudara-saudara kaum Lewi adalah kaum di "tengah-tengah" orang Lewi itu. Siapakah kaumnya, saudara orang Lewi yang berada di tengah-tengah mereka? Jawabanya ialah 12 suku bani Israel dan bukan saudara-saudara mereka di Arabia, yaitu keturunan Ismael.
Kalau begitu, siapakah Nabi ini yang sama seperti Nabi Musa? Menurut Petrus, se-orang murid Isa Al Masih, orang ini tidak lain dari Almasih sendiri (Baca Kisah Para Rasul 3:17-26).
Yohanes 14:16; 26. 15:26 (14:26) "Tetapi Penghibur (bh. asli parakletos), yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku. Dialah yang akan meng-ajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kaum akan semua yang telah Ku-katakan kepadamu."
Ayat ini menjadi favorit dari banyak dai karena kemiripannya kata parakletos (Peng-hibur) dengan kata periklutos (yang terpuji) yang secara kasar agak bisa disamakan dengan kata ahmad atau mahmud di dalam bahasa Arab (bandingkan dengan Al-Qur'an surat 61:6). Kebetulan, kata ahmad atau mahmud ini ialah kata sanjung untuk menghormati Nabi Muhammad. Karenanya, saudara sepupu kita hendak membaca "periklutos" dan bukan "parakletos" di dalam ketiga ayat di atas tadi. Ya, boleh saja tetapi perhatikan hal-hal berikut:
Di dalam Surat Ali Imran 49 dicatat bahwa: "Dan dia (Isa) menjadi Rasul untuk anak--anak Israel." Kemudian saudara sepupu kita mendukung ajaran ini dengan mengutip dari Matius 15:24: "Jawab Yesus: Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Rupanya maksud saudara sepupu kita ialah untuk menegaskan bahwa utusan Nabi Muhammad ialah bersifat universal sedangkan utusan Nabi Isa serta berita Injil terbatas hanya untuk Bani Israel. Tetapi pengertian itu keliru sebagaimana akan dilihat di dalam ayat-ayat berikut:
Jadi bagaimana ayat-ayat di atas tadi dapat dicocokkan dengan Matius 15:24? Kita harus mengertinya sama seperti Petrus, murid Isa, mengertinya seperti yang dicatat di dalam Kisah Para Rasul 3:26. Kepada orang-orang Yahudi Petrus menguraikan:
"Bagi kamulah (kaum Yahudi) pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu. . ." (Kis. 3:26).
Jadi, pertama-tama Isa hanya datang kepada bani Israel. Ia datang kepada mereka agar mereka taat kepada rancangan Allah dan menjadi berkat kepada semua bangsa (Bndg. Yes. 49:6). Lalu, setelah Almasih ditolak oleh bani Israil, ia memerintah murid-muridnya untuk melaksanakan amanat Allah itu yang tidak dihiraukan oleh bani Israel itu. Kesimpulan: Almasih diutus untuk menjadi berkat ke semua bangsa!
Lagi pula, bagaimana ayat-ayat berikut dari Al Qur'an sendiri dapat dimengerti:
"Hai Isa! Sesungguhnya Aku akan mematikanmu dan meninggikan derajatmu kepada-Ku dan membersihkanmu dari (tuduhan) orang-orang yang tidak ber-iman; menjadikan pengikut-pengikutmu lebih tinggi dari orang-orang yang tidak beriman sampai hari kiamat . . ." (Ali Imran 55, lihat juga Maryam 21).
Kalau pesan Isa hanya untuk bani Israel bagaimana pengikut-pengikutnya dijadikan begitu tinggi sampai hari kiamat itu?
Lagi pula di dalam Surat Maryam (19) ayat 21 kelahiran Nabi Isa digambarkan sebagai peristiwa yang hebat:
". . . dan peristiwa itu (kelahiran Isa) hendak Kami (Allah) jadikan keterangan bagi manusia dan rahmat dari Kami, dan suatu perkara yang telah diputuskan."
Kalau peristiwa itu dimaksudkan untuk menjadi "keterangan bagi manusia" (semua kaum dan bangsa) bagaimana Almasih hanya diutus ke bani Israel saja?