Daftar Isi
Cepatnya tempo dan meningkatnya kerumitan dalam hidup di tahun-tahun belakangan ini secara merugikan mempengaruhi banyak orang, terlebih orang-orang yang memiliki urusan pekerjaan beragam, yang seringkali terikat dengan banyak masalah dan kegelisahan banyak orang yang menambah masalah mereka sendiri. Tekanan tambahan dari kehidupan modern, yang secara nyata tidak diketahui pada generasi yang dulu, menciptakan faktor penyebab stres yang membuat cara mengatasi hidup pasti menjadi lebih sulit.
Sebagian disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, suatu kondisi yang sangat serius telah mulai mengganggu banyak pendeta, pekerja Kristen dan pekerja sosial dalam beberapa tahun belakangan ini. Kondisi yang tampaknya mengganggu ribuan orang, khususnya dalam profesi pemerhati, namun secara relatif kecil tampak diketahui mengenai hal ini dan sedikit orang kelihatan bersemangat menghadapi kenyataannya secara serius.
Sejak saya pertamakali menemukan pengacau yang tidak diharapkan, saya secara berulang telah menyebut ini sebagai "penyakit rahasia." - masalah yang tidak seorang pun ingin mengakuinya. Saya sedang merujuk pada suatu kondisi yang secara umum dikenal sebagai "kelelahan, mati kehabisan tenaga atau stres", yang merupakan bentuk non teknis dari kelelahan syaraf, emosi dan fisik secara menyeluruh.
Alasan utama saya untuk menulis artikel ini adalah pertamakali membantu mengatasi penyakit rahasia ini, - merobek selubungnya dan mengungkapkan pentingnya hal ini. Kedua, untuk mengingatkan tanda bahaya bagi ribuan hamba Tuhan dan pekerja sosial mengenai kondisi yang mungkin sedikit mereka ketahui dan mungkin tersembunyi di suatu sudut menanti kesempatan untuk menyerang mereka.
Saya juga ingin membawa permasalahan ini secara terang-terangan demi orang-orang yang akan menderita karena kerusakan sistem ini dan belum dapat menemukan sahabat yang pengertian dan dapat dipercaya. Maka sedikit orang, termasuk dokter medis, pendeta kelihatannya memiliki pengertian yang nyata dan penuh empati mengenai permasalahan yang serius ini. Saya ingin menginformasikan pada masyarakat umum, khususnya komunitas gereja, mengenai kenyataan yang penuh menakutkan dari gangguan ini dan mendapatkan simpati mereka dalam usaha menyediakan beberapa sumber bantuan yang nyata terhadap mereka yang sedang bermasalah.
"Mengapa Hal Ini Disebut Penyakit Rahasia?"
Kelelahan/keletihan/kehabisan tenaga seringkali merupakan "penyakit rahasia," sebab begitu banyak orang yang tidak cukup beruntung mengalami hal ini seringkali malu, sungkan dan tidak ingin mengakui secara terbuka permasalahan mereka. Mereka lebih suka bertempur melawan penyakit ini secara rahasia dan sendirian daripada menyatakan secara terbuka bahwa mereka menghadapi satu masalah alami yang melibatkan pikiran dan perasaan ini.
Sebagian besar masalah ini disebabkan karena terlalu sering dianggap sebagai bentuk dari "kegagalan rohani". Kelemahan yang seharusnya tidak pernah dimiliki oleh setiap tentara Kristen. Bentuk permasalahan yang mungkin menunjukkan beberapa kegagalan dasar untuk hidup di dalam iman mereka, sebagaimana iman ini bersungguh-sunggguh untuk diikuti. Bentuk penyakit yang seringkali dengan mudah disimpulkan oleh orang Kristen, "jika kita memiliki lebih banyak iman dan benar-benar percaya firman Tuhan, masalah ini tidak akan terjadi pada dia."
Alasan lebih lanjut mengapa hal ini jarang dibicarakan dan sebagian besar diabaikan, adalah karena secara relatif hanya sedikit orang yang benar-benar mengerti banyak mengenai masalah ini. Banyak orang sekarang menyadari akan sesuatu yang disebut sebagai "kelelahan/keletihan/ kehabisan tenaga" dan secara samar-samar terbiasa dengan menduganya, tetapi sedikit dari mereka benar-benar memiliki beberapa pemahaman yang diinformasikan atau ide spesifik mengenai "apakah itu". Saya secara pribadi percaya bahwa setiap hamba Tuhan dan pekerja Kristen perlu memiliki pengertian seksama dari fenomena dasar ini karena dua alasan utama. Pertama, mereka secara pribadi dapat membuat semua tindakan pencegahan penting untuk menghindar menjadi penderita. Kedua, mereka dapat menyediakan beberapa pembantu yang efektif dan bantuan yang berarti bagi rekan sekerja yang menderita karena masalah ini.
Suara Tanda Bahaya
Saya secara khusus memperhatikan banyak pendeta yang berjuang, secara sadar atau setengah sadar, dengan beberapa factor yang menekan berat. Banyak dari mereka bahkan tidak sadar dengan apa yang terjadi pada diri mereka dan apakah ini dapat diatasi jika mereka tidak benar-benar berhubungan dengan permasalahannya. Beberapa dari mereka mencoba memperhatikan jemaat yang memiliki sedikit pemahaman atau tidak mengenai apakah gembala mereka mengalami hal ini dan mereka seringkali kurang memiliki empati atau perhatian yang sungguh-sungguh.
Satu hal yang ingin saya lakukan adalah menyuarakan tanda bahaya yang dapat didengarkan, baik pendeta maupun jemaatnya. Peringatan mengenai banyaknya masalah potensial yang sangat nyata, sehingga kedua sisi dapat mengambil tindakan tepat dan dapat saling membantu dan mendampingi satu sama lain.
Meskipun buku ini diutamakan bagi profesi pemerhati, tentu saja ini tidak semata-mata bagi mereka. Ini juga ditujukan bagi banyak orang Kristen, walau bukan berprofesi pemerhati, tetapi nyata nyata seorang pemerhati. Banyak orang Kristen yang taat dipaksa oleh kepercayaannya untuk memberikan perhatian yang mendalam pada orang lain. Saat melakukan hal ini mereka kadang-kadang tanpa sadar memikul beban dan perhatian mereka pribadi. Bila seorang Kristen memiliki kerinduan yang kuat dan temperamen kuat, mereka sering meletakkan beban dari sejumlah orang lain, satu beban gabungan yang menjadi terlalu berat bagi setiap orang untuk membawanya.
Kurangnya Pengertian yang Nyata
Satu hal yang telah saya teliti dengan penuh keprihatinan adalah sering kurang terjadi pemahaman, simpati atau empati dalam beberapa lingkungan gereja terhadap para penderita dari semacam kondisi seperti "kelelahan" ini. Tampaknya ini benar bagi banyak gereja yang memegang "Persepektif Berjayanya Iman" yang mempertahankan pendapat bahwa "bila kamu memiliki iman yang cukup, maka tak satu pun berjalan keliru dan hidupmu akan sukses terus menerus dan tidak gagal". Pandangan semacam ini tidak memberikan tempat bagi mereka yang mengalami kegagalan, bagi mereka yang sakit, atau menderita karena kejadian yang tragis. Pandangan ini tidak memberikan empati pada mereka yang menemukan masalah yang sulit untuk mengatasi tekanan hidup. Hanya waktu dan ruanglah yang menjadi pemenangnya.
Sejak mengalami "kelelahan/keletihan/kehabisan tenaga/stres" secara pribadi, saya telah menerima kepercayaan dari "banyak teman yang menderita hal ini". Orang Kristen, termasuk banyak hamba Tuhan, tidak pernah membuka hatinya sampai mereka bertemu seseorang yang mengakui bahwa mereka telah mengalami masalah ini. Banyak orang Kristen mengatakan pada saya bahwa hal ini menjadi tidak mungkin baginya untuk meneruskan persahabatan dengan gereja setempat sebab kurangnya pengertian di sana dan adanya kecenderungan banyak orang untuk menghakimi dan menyalahkan penderita.
Orang Kristen Tidak Selalu Memahami
Pada suatu saat, para penderita ini memerlukan pendeta dan anggota jemaat yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya, mereka merasa harus pergi dari komunitas gerejanya karena hal ini terlalu menyakitkan untuk mengatasi kesimpulan yang tidak dikatakan dari anggota jemaat mereka. Beberapa orang telah menceritakan rahasianya dan hal ini menjadi terlalu menyakitkan untuk menegakkan hubungan dengan komunitas yang tidak dapat atau tidak ingin mengerti penderitaan alami dan rumit yang mereka hadapi dan mendesak pemberian nasehat yang tidak praktis tanpa disertai suasana kasih dan mendukung.
Pengenalan Pribadi Saya Pada "Kelelahan"
Kesadaran pribadi saya sendiri mengenai kemungkinan hebatnya kelelahan datang sangat terlambat untuk menyelamatkan saya dari mengalami hal ini. Pada waktu saya menyatakan apakah permasalahan saya, saya telah berada dalam genggamannya, sehingga sangat terlambat bagi penyelesaian masalah secara sederhana dan cepat.
Tentu saja saya telah mendengar mengenai "kelelahan" dan sadar secara samar akan sifat dasarnya. Saya tahu dari beberapa pelayan yang berkata, "menderita karena kelelahan." Saya mengerti dari hal ini bahwa mereka mungkin berada dibawah tekanan yang kuat dan telah menjadi lelah yang tidak seperti biasanya dan mereka sungguh-sungguh kehabisan tenaga secara mental, fisik dan emosional. Bagaimanapun juga saya tidak memiliki gagasan yang nyata mengenai seberapa keras dan hancurnya pengalamam itu. Saya benar-benar tidak pernah berfikir bahwa hal ini merupakan sesuatu yang dapat terjadi pada diri saya secara pribadi. Saya beranggapan salah bahwa para penderita akan menjadi orang yang sangat lemah dibanding saya.
Setelah saya menjadi terbiasa dengan kondisinya saya dapat mengenali gejalanya lebih awal dan mengambil beberapa tindakan pencegahan yang efektif. Dua faktor yang mempengaruhi situasi saya, pertama, saya tidak cukup tahu mengenai kondisinya dan apa gejalanya. Kedua, saya tidak pernah membayangkan hal ini dapat terjadi pada diri saya. Sebagai manusia, pada pertengahan umur limapuluh, saya tidak pernah mengalami kegelisahan secara sadar atau menjadi sadar dengan banyak tekanan dalam hidup saya. Pada kenyataannya saya merasakan bahwa saya memiliki sifat dasar dan watak yang akan menghindarkan banyak bentuk masalah. Saya beruntung memiliki sikap riang dalam menghadapi hidup dan satu watak iman yang telah membantu saya menghadapi masa depan dengan antisipasi positif dan harapan yang penuh kegembiraan.
Dalam meninjau kembali, kesadaran pertama saya bahwa sesuatu yang mungkin salah tidak selalu berhubungan tipis dengan kelelahan. Saat itu hari Jumat Sore, akhir dari minggu kerja yang sibuk. Saya telah menjadi sadar selama beberapa saat akan menjadi lelah yang tidak seperti biasanya. Satu bentuk keletihan tetap yang tidak dapat diatasi dengan tidur lebih awal dan bangun lebih lambat keesokan harinya. Saya sadar pada bentuk kelesuan yang berkembang dan tampaknya membuat setiap tugas menjadi pekerjaan yang lebih berat dibanding biasanya. Beberapa pekerjaan rutin yang sebelumnya telah saya kerjakan dengan usaha yang sedikit, sekarang menjadi membutuhkan banyak dan banyak konsentrasi dan perlu usaha lebih berat pada bagian yang harus saya kerjakan. Saya menyadari bahwa saya mungkin perlu istirahat dan liburan yang baik, tetapi sikap khawatir yang berlebihan mengatakan pada saya bahwa saya tidak dapat membagi waktu untuk liburan. Saya merasa bahwa tanggung jawab saya adalah terlalu penting dibanding mengambil waktu untuk istirahat. Saya juga memiliki perasaan bahwa jika saya tidak ada di sana untuk mengerjakannya, maka tidak ada seorang pun yang dapat mengerjakan semaksimal yang saya lakukan, meskipun saya tidak pernah mengakui hal ini pada saat itu.
Pulang ke rumah dari kantor gereja pada hari Jumat itu, saya merasa lebih lelah dari biasanya dan memutuskan untuk mengambil istirahat, sesuatu yang jarang saya lakukan. Berjalan ke ruang tidur untuk berbaring, saya mulai mengalami rasa sakit yang menyiksa dada saya. Istri saya ingin membawa saya ke rumah sakit tetapi saya tidak dapat percaya bahwa ini merupakan serangan jantung, terutama disebabkan karena saya selalu memiliki fisik yang kuat dan tidak percaya bahwa hal ini dapat terjadi pada saya. Akhirnya saya tidak mau ke rumah sakit hanya untuk menemukan bahwa tidak ada satu pun masalah yang serius dan merasa bodoh. Rasa sakit menghalangi saya bangun sepanjang malam, tetapi keesokkan harinya rasa sakit ini tidak berkurang. Meskipun demikian saya membayar kunjungan dokter yang memberikan saya test kesehatan dan tidak terlihat masalah fisik yang serius pada diri saya, tetapi dia akan memberikan beberapa test tambahan. Hasil test akhirnya menunjukkan bahwa tidak ada penyakit dalam yang serius dan dokter tidak mengerti apa permasalahannya.
Mengalami Ketidaknyataan
Dalam minggu-minggu berikutnya saya mengalami penderitaan yang mirip dengan sakit di dada tetapi saya memutuskan bahwa tidak ada satu pun yang saya dapat dari kunjungan ke dokter. Mulai saat itu beberapa gejala aneh yang lain menyerang. Yang pertama dan paling menakutkan, adalah satu seri pengalaman yang tidak hanya dapat digambarkan sebagai "keluar dari pengalaman tubuh." Saya mulai sering merasa bahwa saya tidak benar-benar hadir secara nyata pada setiap kejadian dalam hidup saya. Ini hampir, seperti saya meneliti hal itu dari beberapa jarak, seperti saya melihat segala sesuatu terbayang pada layar televisi atau video. Saya selanjutnya menemukan bahwa fenomena maya ini merupakan gejala umum dari sindrom kelelahan. Pengalaman aneh bersamaan dengan rasa sakit di dada dan keletihan kronis mulai memperingatkan saya. Saya merasa bahwa hal ini mungkin gabungan dari faktor-faktor yang mulai menekan saya secara mendalam. Sikap saya menjadi sangat negatif dan saya mengalami siksaan depresi yang sering, sesuatu yang dulunya tidak pernah saya ketahui.
Usaha Mengatasinya
Saya mencoba melanjutkan hidup senormal mungkin dengan semua komitmen saya dan tanggung jawab saya tetapi ini menjadi lebih sulit untuk dikerjakan. Segala sesuatu menjadi semacam usaha. Segala sesuatu yang dapat saya kerjakan dengan mudah sebelumnya, sekarang memerlukan segenap daya dan kemampuan saya. Saya sepenuhnya sadar bahwa kekuatan saya pada konsentrasi dan kreatifitas menjadi berkurang. Sebagai contoh, selama beberapa tahun saya telah menulis artikel pendek setiap minggu pada buletin gereja saya. Saya biasanya menulis artikel topikal atau kerohanian dan selalu menikmati dalam mengerjakannya. Saya tidak pernah kekurangan sesuatu untuk ditulis dan secara normal saya menyukai pekerjaan saya yang selalu lengkap di pertengahan minggu sehingga sekretaris saya dapat mempersiapkannya bagi buletin gereja saya. Saya membuktikan bahwa tugas ini tampaknya menjadi lebih sulit untuk dikerjakan. Dimana sebelumnya saya dengan mudah akan duduk di depan komputer selama 10 sampai 15 menit dan menjadi artikel lengkap, sekarang pikiran saya benar-benar menjadi kosong. Saya akan duduk di depan komputer berjam-jam untuk mendapatkan inspirasi. Lalu saya akan mulai memelototi ruangan sampai menjadi benar-benar depresi.
Saya juga benar-benar mengalami gangguan pola tidur. Di mana sebelumnya saya selalu menjadi tukang tidur yang baik, yang tidur secepat kepala saya menyentuh bantal, sekarang saya akan terbaring tanpa dapat tidur sepanjang malam. Pada waktu yang lain saya akan terbangun lebih awal setelah tidur yang sangat pendek dan tidak dapat kembali tidur. Tubuh saya secara fisik letih pada titik kehabisan tenaga, tetapi saat saya terbaring di tempat tidur, pikiran saya bekerja hiper aktif dan saya secara mental akan berusaha keras mencari jalan keluar yang mungkin untuk dapat tidur.
Menilai Beban Tugas Saya
Mulai saat itu saya menyadari bahwa saya memerlukan beberapa tindakan positif untuk membantu diri saya. Saat saya mulai melihat pada beban tugas, saya menyadari untuk pertama kali betapa beban kerja saya berlebihan. Pertama, saya adalah pendeta senior dari gereja yang sedang bertumbuh dari beberapa ratus jemaat dan beberapa pendeta pendamping dan staf. Saya juga presiden dari sekolah dasar dan menengah Kristen yang sedang berkembang pesat dan memberikan pada kami tantangan dan tanggung jawab untuk mendirikan fasilitas kampus yang multi milion dolar.
Selain hal itu, saya juga seorang wakil Australia untuk organisasi Kristen Internasional. Sebagai tambahan, saya juga menjadi dewan pengurus dari sejumlah organisasi lain, kebanyakan adalah organisasi Misi Internasional yang telah percaya pada saya, "Kami tidak ingin Anda melakukan sesuatu, kami hanya menginginkan nama Anda dalam kepala surat dan berkonsultasi pada Anda sekali waktu." Kenyataannya adalah saya secara kostan diserang dengan banyak pertanyaan yang membutuhkan tanggung jawab dalam mengevaluasi dan memutuskan. Saya kadang-kadang merasa bahwa saya tenggelam diantara lautan kertas dan bahwa pikiran saya dibentuk ke dalam satu lusin perintah yang berbeda. Ada pertemuan dewan yang teratur yang harus saya datangi dan semua ini memakan waktu saya dan meningkatkan jumlah komitmen dan tanggung jawab saya.
Saya juga sadar betapa dalam saya terpengaruh janji sejumlah orang di mana saya berusaha keras membantu dalam kapasitas saya sebagai pendeta. Saya telah selalu memperhatikan orang secara mendalam dan cenderung untuk menunjukkan kedekatan dengan seseorang yang menghadapi permasalahan serius. Pada saat itu saya mengalami perhatian mendalam dan empati dari sejumlah orang yang menghadapi masalah berat. Saya tiba-tiba melihat juga bahwa kami belum mengambil liburan yang sesungguhnya selama kurang lebih 7 tahun dan kenyataannya jarang mengambil waktu istirahat.
Liburan Tidak Selalu Merupakan Jawaban
Solusi yang jelas kelihatannya adalah liburan. Saat itu merupakan akhir tahun, musim Natal telah berakhir, Sekolah saya dalam keadaan libur dan banyak anggota saya mengambil liburan tahunannya. Kami beruntung hidup di daerah yang menyenangkan dari Australia yang berdekatan dengan tempat peristirahatan yang indah dan berpantai. Sehingga merupakan hal yang mudah untuk menyewa satu apartemen yang menghadap pantai dan mengambil istirahat selama satu bulan. Kami merasa yakin bahwa ini merupakan jawaban dari masalah kami dan setelah liburan kami akan kembali segar dan masalah kami tinggal di belakang. Hal ini dapat menjadi alasan. Banyak orang diambang kelelahan menemukan bahwa mengambil liburan baik dan menikmati istirahat dari tanggung jawab biasanya akan dapat memecahkan permasalahannya. Tetapi kondisi saya sekarang terlalu berurat dan berakar mendalam untuk disembuhkan oleh solusi sederhana semacam ini.
Liburan dapat berubah menjadi malapetaka. Kami memiliki semua yang kami perlukan bagi obat yang luarbiasa, menyembuhkan, menguatkan dan menyegarkan, tetapi ini tidak berjalan. Kami memiliki apartemen yang nyaman, cuaca yang bagus, beberapa mil dari pantai dan berputarnya ombak, tetapi waktu berubah menjadi mimpi buruk. Saya menemukan bahwa tidak mungkin untuk bersantai dan setelah satu minggu berlalu saya tidak dapat mengendorkan ketegangan saya berubah menjadi panik. Tingkat depresi saya menjadi dalam dan lebih menakutkan daripada sebelumnya, dan gejala yang datang menjadi lebih sering. Saya menemukan tidak mungkin bagi saya pergi ke restauran atau mendekat ke tempat umum. Saya mulai mengalami putus asa yang mendalam, takut bahwa saya tidak dapat menjadi baik lagi. Pikiran saya mulai bermain segala macam bentuk siasat setan. Hal ini menyebabkan saya mengerti bahwa permasalahan menjadi sangat serius daripada yang saya lihat, dan saya tidak mampu lebih lama untuk meneruskan tugas serius dan tanggung jawab saya.
Tuhan Dapat Melakukannya Tanpa Saya
Sesudah itu saya berhenti dari sejumlah peran dewan dan dari semua tanggung jawab yang lain selain tugas kependetaan saya. Tua-tua di gereja saya dengan ramah melepaskan saya dari semua tugas dan pendamping senior saya sedikit demi sedikit melangkah masuk ke dalam tugas saya. Beberapa orang mengambil alih tanggung jawab saya yang beragam. Hal ini memakan waktu enam bulan lebih sebelum saya dapat berkotbah lagi, selama waktu itu saya duduk seperti jemaat lainnya dan mengikuti pendeta lain yang melayani saya.
Ini merupakan saat tersulit bagi setiap orang untuk memperhatikan bukan karena saya tidak benar-benar mengerti apa yang terjadi. Sedikit demi sedikit, setelah lebih dari enam bulan, saya menemukan kembali secukupnya untuk dapat menanggung beberapa tugas saya sebagai pendeta senior. Selama waktu ini saya belajar banyak hal mengenai kelelahan dan percaya bahwa saya menjadi orang yang berbeda dan penuh harapan, dan lebih baik dalam konsekwensinya. Bagaimana pun saya juga penuh doa menaksir ulang tugas saya untuk saya kerjakan.
Tuhan Dapat Merubah Kepanikan Menjadi Kemenangan
Alasannya adalah tugas pelayanan yang sepenuhnya berbeda, berpusat di Singapura dan menjangkau banyak tempat di Asia Selatan-Timur. Awalnya tampak bahwa Tuhan menyediakan tugas yang kurang sangat disukai dalam usaha memudahkan untuk menyembuhkan kembali. Tetapi saya lambat laun menjadi lebih kuat, sekarang tampak bahwa dalam periode kehidupan saya, ketika saya secara normal berpikir mengenai pensiun, mungkin baik menjadi saat yang paling berbuah dan menguntungkan dari keseluruhan pelayanan saya. Semacam cara Allah. Dia dapat mengambil malapetaka nyata dan merubah menjadi kemenangan.
Dalam cara yang luarbiasa Tuhan merubah tahun-tahun terakhir saya ke dalam masa yang sangat berbuah dalam hidup saya. Sejak pindah ke Singapura, Tuhan merubah peran pelayanan saya dan memberikan saya kesempatan membantu ribuan pendeta di seluruh Asia, untuk lebih efektif memenuhi pelayanan mereka. Mereka dalam perpindahan telah melatih ribuan pekerja baru yang telah pergi untuk menanam jemaat baru di seluruh daerah di dunia.
Ketika saya melihat kembali ke belakang pada masa kegelapan ketika saya benar-benar merasa bahwa hidup saya berakhir, saya tidak dapat membantu tetapi terpujilah Tuhan yang penuh setia melihat saya dan dengan luar biasa membuat hidup saya dan pelayanan saya menjadi lebih berbuah daripada sebelumnya.