Bagian D12
MEMPEROLEH Bimbingan ALLAH

Oleh Ralph Mahoney

Bab 1
Tujuh Terang

Pendahuluan

Satu dari berkat-berkat besar yang diperoleh dari bertindak dalam wilayah iman adalah akan terjadinya hal itu atas hidup anda. Apabila anda menyerah sepenuhnya pada Allah dan mulai bertindak dengan taat pada Firman Allah yang diberikan pada anda, maka berkat, pertumbuhan dan peningkatan akan datang.

Apabila anda berjalan dalam kesetiaan bersama Allah, anda akan merasa butuh akan tuntunanNya dalam setiap keputusan.

Alkitab mengandung banyak janji-janji akan pimpinan dan penyertaanNya dalam perjalanan kita. Yesaya 58:11 dengan jelas mengatakan : "Tuhan akan menuntun engkau senantiasa ..."

Melihat janji ini adalah milik kita, kita perlu mengetahui bagaimana bertindak atas janji-janji itu, bagaimana cara memastikan dan memperoleh pimpinan Allah itu.

A. KITA HARUS MEMILIKI KESEIMBANGAN

Kita dapat saja mengarah pada kesalahan sementara kita dengan tulus mencari kehendak Allah. Untuk menghindari arah yang salah, hendaknya kita memiliki keseimbangan antara pikiran yang bersandar pada pemikiran manusia/intelektual (=obyektif) atau sebaliknya pikiran yang hanya bersandar pada perasaan/intuisi (=obyektif).

1. Obyektif Vs. Subyektif

Ada dua macam keekstriman orang Kristen, yang pertama menolak semua pengalaman subyektif - tidak melakukan apa-apa kecuali jika hal itu logis/masuk akal secara intelektual. Sedang ekstrim kedua dapat memasuki daerah mistikisme yang membahayakan.

Orang yang bersandar pada perasaan (obyektif) tidak akan pernah bertindak seperti Petrus ketika berjalan di atas air. Bagi mereka untuk berjalan di atas air adalah hal yang tidak masuk akal.

Sebaliknya mereka yang memakai inteleknya (subyektif) tidak akan makan - sarapan kecuali ada suara dari Sorga yang memberi ijin.

Bagi para pemimpin gereja yang ingin melaksanakan kehendak Allah, kedua posisi ini adalah tindakan ekstrim dan berbahaya!

Jika anda benar-benar mulai mencari Allah dengan segenap hati, anda perlu memiliki keseimbangan antara kedua hal itu agar jangan jatuh terperosok.

Pengalaman subyektif yang menggunakan naluri/perasaan dialami juga oleh sebagian besar orang. Contohnya, Paulus berkata dalam 1 Kor 14:10, "Ada banyak .... macam bahasa (suara) di dunia; sekalipun demikian tidak ada satu pun diantaranya yang mempunyai bunyi tidak berarti". Segala macam `suara' itu berbicara pada anda. Untuk menentukan mana yang dari Allah dan yang bukan, anda harus mengujinya. Sebaliknya kita mengesampingkan tindakan yang hanya menuruti naluri/perasaan, tetapi malah menjadi sangat realistis dan logis. Hal ini seharusnya seimbang, sebab jangan kita mengambil resiko yang berakibat buruk dengan mengesampingkan - menolak satu hal yang sebenarnya bagian dari iman.

Langkah iman adalah tindakan ketaatan sebagai tanggapan terhadap suara Allah. Hal ini selalu berguna bagi keberhasilan.

2. Iman Vs. Nekat

Saat anda bertindak dalam ketaatan terhadap suara Allah dan hasilnya terjadi secara ajaib, maka kejadian itu disebut mujizat. Mujizat bisa terjadi karena iman.

Jika kita berbicara tentang tuntunan, maka ada tindakan yang karena didasarkan pada sesuatu yang jelas dari Allah disebut iman. Tetapi jika tidak, kita dapat saja bertindak atas dasar kenekatan - bukan iman, yang dapat menyebabkan kita terjatuh dalam langkah kita.

B. KITA HARUS BERTINDAK OLEH IMAN

1. Elia : Sebagai Contoh

Hubungan yang erat antara IMAN dan TUNTUNAN digambarkan dengan jelas dalam hidup Elia.

Elia berkata pada umat Israel, "Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan akupun akan memanggil nama Tuhan. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" (1 Raj 18:24).

Ketika saat konfrontasi dengan nabi-nabi Baal tiba, perhatikanlah doa Elia : "Nabi Elia berkata : "Ya Tuhan, Allah ... biarkanlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hambaMu dan bahwa atas firmanMulah aku melakukan segala perkara ini" (1 Raj 18:36).

Apakah yang menyebabkan kehancuran dari para penyembah Baal itu?

  1. Allah yang Memulai. Allah yang memulai konfrontasi itu.
  2. Allah Berkomunikasi. Allah berkomunikasi pada Elia tentang apa yang ingin Dia laksanakan.
  3. Elia Mentaatinya. Elia mengambil tindakan taat dalam menanggapi petunjuk bimbingan Allah.
  4. Mujizat Terjadi. Jadi bagaimana caranya untuk kita dapat memperoleh tuntunan Allah?

C. KITA HARUS MENGGUNAKAN TERANG ALLAH SEBAGAI PENUNTUN

Tuhan telah memberi kita `sinar tuntunan' untuk menerangi jalan-jalan kita. Untuk mengetahui bagaimana mengenali sinar tuntunan itu, marilah kita lihat ilustrasi ini :

1. Tuntunan Membuat Kita Tetap Terarah

Sebuah kapal barang besar yang datang dari lautan lepas pada malam hari, mengirimkan berita ke pelabuhan meminta seorang jurumudi untuk datang ke kapalnya agar mengambil alih kemudi kapal itu. Karena jurimudi itu lebih mengenal jalan masuk disitu dari pada kapten kapal itu sendiri, dan bagaimana agar kapal bisa dengan selamat berlabuh walaupun harus melewati perairan yang berbahaya.

Satu rangkaian sinar lampu navigasi telah dipasang di daratan di samping pelabuhan itu guna membantu jurumudi mengarahkan kapal.

Sebelum memasuki jalur sempit yang dalam ke arah pelabuhan itu, jurumudi harus membuat cahaya lampu-lampu ini terarah dalam satu garis lurus. Dengan demikian dapat dipastikan apakah kapal itu berada pada jalur tengah yang benar. Kapal itu tidak akan salah arah yang dapat menyebabkan celaka, jika jurumudi itu melihat kebawah dan tetap menjaga sinar lampu-lampu itu tetap berderet lurus.

2. Ada Tujuh Sinar-Terang

Lampu-lampu navigasi ini gambaran bagaimana Allah memberikan pimpinanNya untuk kita agar kita tetap terpimpin dan terarah dalam pengalaman perjalanan kekristenan kita. Dia telah memberikan tujuh cahaya tuntunannya pada kita, agar dengan Dia kita dapat memiliki suatu tuntunan ilahi dan menjaga agar kita tidak salah jalan. Tujuh sinar terang itu adalah :

  1. Keyakinan Hati Nurani
  2. Peneguhan lewat Alkitab
  3. Peneguhan Secara Nubuat
  4. Nasihat Ilahi
  5. Bukti-bukti di Sekitar Kita yang Mendukung.
  6. Damai sejahtera Allah, dan
  7. Penyediaan Allah

3. Mari Kita Membahas Satu Persatu tentang Ketujuh Terang

a. Keyakinan Hati Nurani. Tuntunan sinar terang yang pertama akan saya gambarkan sebagai keyakinan yang berasal di dalam kita. Beberapa orang menyebutnya sebagai suatu "kesaksian dari Roh Kudus".

Dalam Kisah Rasul 16, Paulus berusaha untuk pergi ke Asia tetapi Allah menghendaki dia pergi ke daerah lain. Roh Kudus telah dua kali mencegah kepergiannya ke Asia. Sekarang Roh Tuhan memberikan suatu penglihatan - dia melihat seorang Makedonia menangis, dikatakan dalam ayat 10 "menyeberanglah kemari dan tolonglah kami", kami berkesimpulan bahwa Allah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. Paulus sampai pada keyakinan dalam hati nurani bahwa Allah menginginkannya untuk pergi ke Makedonia.

1) Harus Timbul Terlebih Dahulu. Tuntunan bagi Paulus diawali dari : Suatu keyakinan di dalam hati nuraninya. Anda juga pertama-tama harus memiliki suatu kepastian di dalam hati mengenai apa yang Allah inginkan sebelum dilanjutkan dengan hal-hal lain. Pertama-tama Allah meletakkan tanggung jawab pada anda untuk menentukan apakah yang Ia inginkan bagi hidup anda.

2) Datang Lewat Menantikan Allah. Untuk mengetahui dan memperoleh keyakinan dalam hati nurani tentang kehendak Allah atas hidup anda, dapat diperoleh pada saat menantikan Allah.

Berdoa dengan tidak berkeputusan dan mencari wajah Allah sampai sesuatu timbul dalam roh, satu keyakinan akan kehendakNya. Anda mungkin saja tidak sepenuhnya yakin akan hal itu, tetapi seharusnya di sinilah titik awal itu.

Bahkan beberapa orang lari untuk memperoleh pelayanan nubuatan - "perkataan dari Allah". Sepertinya mereka pergi ke tukang ramal nasib atau seorang ahli nujum. Ini adalah konsep yang salah! Jika anda mendapat arahan hidup dari seseorang sebelum mendapat dari Allah, pada akhirnya akan membuat anda bingung. Karunia-karunia nubuat dalam gereja adalah sebagai peneguh dari petunjuk Allah. Jadi bukan sebagai penentu arah hidup!

b. Peneguhan Lewat Alkitab. Setelah lebih dari 40 tahun berjalan bersama Allah, keyakinan hati nurani adalah urutan teratas dalam hal saya mencari tuntunan Allah. Keyakinan dalam hati ini harus searah dengan terang yang kedua yaitu peneguhan lewat Alkitab.

Secara subyektif - dari dalam diri saya sendiri, saya berkata bahwa saya merasa inilah kehendak Allah bagiku. Tetapi secara obyektif - di luar diri saya, saya harus mengukur hal itu dalam terang yang alkitabiah.

1) Peringatan Alkitabiah. Yesaya 8:20 memberi suatu peringatan penting dan harus dihargai : "Carilah pengajaran dan kesaksian alkitabiah! Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar". Bisa juga suatu suara, suatu nubuatan bahkan keyakinan hati nurani itu menyesatkan kita, jika semua itu tidak sesuai dengan Alkitab.

Contohnya, Allah tidak menuntun seorang pria untuk menceraikan istrinya lalu menikahi wanita lain. Hal ini tidak sesuai dengan Alkitab.

2) Tidak Ada Kontradiksi. Tuntunan dari Allah itu tidak pernah berlawanan dengan FirmanNya. Ingatlah, Allah tidak pernah berkompromi - membuat perkecualian. Dia tidak pernah menghargai seorang lebih berharga dari yang lain.

c. Peneguhan Secara Nubuat. Anda tidak dapat berlayar hanya dengan satu sumber cahaya terang, demikian juga dengan dua cahaya mustahil akan tetap berada dalam jalan yang benar. Jadi, ada cahaya ketiga yang Allah berikan yaitu : Peneguhan secara nubuat lewat suatu nubuatan.

1) Contoh Dari Alkitab. Alkitab memiliki banyak contoh dimana dalam banyak kasus Tuhan menggunakan nubuat untuk meneguhkan tuntutanNya bagi sebuah kehidupan.

Dalam Kisah Rasul 21:11, nabi Agabus meneguhkan sesuatu yang sudah Paulus ketahui sebelumnya. "Ia datang ... mengambil ikat pinggang Paulus, sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata : Demikianlah kata Roh Kudus : Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke tangan bangsa-bangsa lain".

Sebelum ini, dalam Kisah Rasul 20:23, Paulus telah berkata, "... yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku (terjemahan bebas: Roh Kudus bersaksi di setiap kota, berkata bahwa ikatan dan sengsara akan menunggu aku)". Lagi, dalam Kisah Rasul 21:4 kita menemukan murid-murid yang " ... oleh bisikan roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem".

Disini ada 3 alinea ayat-ayat Alkitab mengenai peneguhan secara nubuat yang menentang kepergian Paulus ke Yerusalem. Tiap ayat saling meneguhkan satu dengan lainnya.

Hal ini sebagai pelajaran bagi kita bahwa lewat nubuatan ada peneguhan, khususnya melalui mereka yang berbicara atas kehendak Roh Kudus. Setiap nubuatan hendaknya sebagai peneguhan atas keyakinan yang memang telah ada dalam hati nurani kita.

Hal itu juga harus sejalan dengan Firman Allah.

2) Peringatan. Saya hendak memperingatkan anda : Jangan membalik urutan itu! Banyak orang berusaha mencari petunjuk lewat nubuat. Kemudian mereka berusaha mencari ayat-ayat pendukung dari Alkitab lalu meyakinkan diri mereka sendiri bahwa itu adalah kehendak Allah bagi mereka.

Yang utama dalam menemukan kehendak Allah adalah : antara Allah dan anda sendiri, tidak ada orang ketiga sebagai penengah. Memang ada perkecualian - tetapi sangat jarang terjadi, yaitu Allah berkehendak dalam keMahakuasaanNya. Sehingga prinsip-prinsip itu tidak berlaku lagi.

d. Nasihat Ilahi. Sebagai terang tuntunan yang ke empat : Nasihat Ilahi sering ditolak oleh banyak orang. Akibatnya secara rohani membuat kehidupan dan pelayanan mereka berantakan bagaikan kapal pecah.

Seribu tahun sebelum Kristus, Salomo pernah berkata : "... jikalau penasihat banyak, keselamatan ada" (Ams 11:14).

1) Beberapa Orang Mengajarkan Hal yang Salah. Beberapa orang mengajarkan prinsip yang salah dengan didasari oleh ayat berikut ini : "... karena perintah raja itu mendesak" (1 Sam 21:8). Mereka mengajarkan bahwa apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan segera. Sebenarnya ayat ini dalam konteks, dimana Daud mempertahankan kondisinya yang tak bersenjata. Persenjataan perangnya tertinggal karena tergesa-gesa. Tentu keadaan ini berbahaya apalagi dengan perlengkapan yang tidak memadai harus berhadapan dengan musuh.

Anda tidak dapat menunggu nasihat ilahi, jika dalam roh anda ada tekanan, ada ketergesaan, maka untuk keadaan tersebut berhati-hatilah! Dalam keadaan yang seperti ini, musuh sudah siap memukul anda, apalagi tanpa senjata mustahil anda akan menang.

Nabi Yesaya berkata : "Siapa yang percaya, tidak akan gelisah (tergesa-gesa)" (Yes 28: 16).

2) Mencari Penatua yang Dihormati. Yang kita bicarakan disini bukan bermaksud mencari - pergi ke seorang pemula yang baru bertobat, atau seorang remaja pergi kepada remaja lain. Tetapi bagaimana nasihat ilahi bagi seorang penatua yang dihormati, adalah seorang yang memiliki pengetahuan rohani dan mengenal serta berjalan dalam jalan-jalan Allah selama bertahun-tahun.

Adalah sikap yang bijaksana apabila kita menerima nasihat ilahi melalui para penatua yang memiliki syarat-syarat tersebut diatas, sebagai salah satu terang Allah dalam menemukan arah yang harus kita ambil.

e. Kenyataan-kenyataan di Sekitar Kita. Dalam mencari tuntunan Ilahi, Allah memberikan terang yang kelima yaitu : Keadaan disekitar kita yang meneguhkan, yang bisa disebut bukti-bukti disekitar kita.

Ketika kita sedang berjalan di dalam kehendak Allah, ada keyakinan dalam hati nurani yang meneguhkan, mungkin melalui nubuatan dan nasihat ilahi yang sejajar dengan ayat-ayat Alkitab.

Dan juga Allah akan mulai memberikan bukti-bukti yang mendukung bahwa anda berada di jalur kehendakNya yaitu melalui keadaan disekitar kita.

1) Contoh pribadi. Ketika Tuhan berbicara pada saya dan istri untuk pindah dari bagian selatan Amerika Serikat ke bagian pantai barat, maka kami berusaha menjual rumah kami dengan mendatangi kantor-kantor perumahan agar membantu menjualkan rumah kami.

Tetapi mereka dan orang-orang yang kami temui berkata : "Oh saudara, engkau membutuhkan waktu paling sedikit 18 sampai 24 bulan untuk menjual rumah itu. Saat ini pasaran sedang lesu, banyak orang tidak mempunyai pekerjaan, saat ini adalah saat resesi, dsb... dsb...".

Walaupun demikian, saya berkata pada istri saya, "Saya yakin kalau Allah telah berkata pada kita, maka Ia dapat menolong kita sehingga dalam jangka waktu yang singkat - 2 minggu, rumah kami terjual". Dan tepat jangka waktu inilah yang dibutuhkan untuk menjualnya! Ada 4 calon pembeli bagi rumah kami.

Kami juga tidak melepaskan begitu saja, tetapi kami berikan pada seorang pembeli yang setuju dengan harga yang sesuai dengan harga pasaran. Bahkan pembeli itu memberi uang muka $ 4.500 untuk sebuah rumah seharga $ 9.000. Hal ini sebagai bukti-bukti yang mendukung dan sebagai peneguhan dari Allah bahwa kami berjalan dalam kehendakNya.

2) Ada juga Perkecualian. Kadang-kadang ada juga perkecualiaan dalam hal ketika Allah mulai berurusan dengan anda. Adakalanya di saat kita sedang berjalan bersama Allah, semua keadaan rasanya bertentangan dengan anda. Tetapi tetaplah maju ke depan karena yang utama Allah telah berbicara pada anda.

Ketika para imam tiba di Yordan dan menapakkan kakinya di air sungai itu, maka seketika itu terbelahlah sungai itu. Begitu pula sering terjadi keadaan yang mengharuskan kita bertindak maju terus. Allah berkata, "... jangan pedulikan keadaannya, maju terus dan masukkan kaki anda dalam air".

Jika Allah yang berfirman, maka anda dapat berjalan terus di sungai Yordan walaupun saat itu walaupun sungai air sedang pasang - membanjir. Tapakkanlah kaki anda dalam air itu, maka anda akan melihat air sungai itu terbelah!

Jika Allah belum berfirman, maka anda dapat juga berjalan dengan tegapnya dan terus bertindak tanpa peduli dengan urutan yang alkitabiah bahkan tidak peduli akan nasihat. Akibatnya anda akan berusaha menyelam dan tenggelam. Itu bukannya iman - melainkan suatu tindakan yang nekat!

f. Damai Sejahtera dari Allah. Terang tuntunan ke enam adalah Damai Sejahtera dari Allah. Ada perbedaan antara damai sejahtera DARI Allah dan damai sejahtera DENGAN Allah.

Roma 5:1 mengatakan : "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus". Ketika anda diselamatkan, dibenarkan, dilahirkan kembali - gunakan istilah apa saja yang anda suka - anda akan memiliki damai sejahtera DENGAN Allah.

Ada perbedaan besar antara damai sejahtera dengan Allah dan damai sejahatera dari Allah.

Damai sejahtera DARI Allah datang karena berjalan dalam ketaatan pada kehendak Allah. Paulus menuliskan dalam Filipus 4:6,7 : "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur".

1) Damai Itu adalah Wasit Anda. Kuncinya ada pada ayat 7 : "Damai sejahtera dari Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara (menjaga) hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus". "Menjaga/memelihara" adalah kata kunci. Artinya "bertindak sebagai Wasit". Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan bertindak sebagai wasit.

Seorang wasit dalam pertandingan rugbi atau kasti bertujuan untuk mengawasi dan mengatur permainan agar para atlit mematuhi setiap aturan. Jadi sebagai wasit, damai sejahtera dari Allah tugasnya antara lain harus mengatakan pada kita apakah kita masih berada "didalam" atau "diluar" dari daerahNya yang aman.

Contohnya, pada saat anda berada dipersimpangan jalan tidak tahu harus memutuskan jalan yang disebelah kiri atau kanan. Maka saat itu dibutuhkan seseorang untuk memberitahu jalan mana yang seharusnya kita ambil.

2) Anda Harus Mengambil Keputusan. Ijinkan saya memberi nasihat yang sederhana ini. Jika anda harus mengambil keputusan, putuskanlah! Banyak orang tetap berdiri selama 10 tahun di persimpangan jalan dan tidak pernah dapat membuat suatu keputusan. Buatlah suatu keputusan setelah anda menyerahkan diri dan membawanya pada Allah di dalam doa.

Ketika suatu keputusan harus diambil, pada saat itulah damai sejahtera dari Allah yang harus bertindak sebagai wasitnya. Serahkan jalan anda pada Dia dan berdoalah dengan berkata, "baiklah Tuhan, saya akan mengambil jalan yang ke kiri". Pada saat anda mulai bertindak pergi ke arah itu, tiba-tiba anda merasa damai sejahtera dari Allah itu meninggalkan anda. Dan mulai berpikir, "dimanakah perginya Allah?".

Saat damai dari Allah meninggalkan anda, itulah saatnya untuk berhenti dan menguji keadaan itu. Harus diperhatikan di mana damai sejahtera itu hilang, kembalilah dan berkata, "Tuhan, saya telah mengambil keputusan yang salah". Kemudian berbaliklah dan ambillah tikungan yang sebelah kanan. Dengan melakukan demikian, damai sejahtera Allah akan kembali memenuhi anda dan anda dapat merasa bahwa kini telah berjalan didalam jalan Allah dan berada di dalam kehendakNya.

g. Pemeliharaan - Penyediaan Allah. Sekarang terang yang ketujuh : Penyediaan. Carilah penyediaan Allah di arah yang anda tuju. Hudson Taylor berkata : "Di mana Allah memimpin, Allah pasti menyediakan segala sesuatunya. Pekerjaan Allah dilaksanakan pada waktu Allah - dengan cara Allah, dan tidak akan pernah kekurangan dana dari Allah". Itu adalah hukum yang tidak pernah berubah dan layak untuk diingat.

1) Jangan Abaikan Keluarga Anda. Pekerja-pekerja Kristen yang meninggalkan istri dan anak-anak mereka dalam keadaan tidak terurus sementara ia berkeliling melakukan "pekerjaan Allah" merupakan KESALAHAN serius. 1 Timotius 5:8 dengan jelas mengatakan, "Tetapi jika ada seorang yang tidak memelihara sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman".

Ada saat-saatnya ketika anda berjalan dalam iman tanpa mengetahui dari mana dana itu datang. Dalam saat-saat demikian, langkah-langkah ketaatan anda akan dengan sendirinya menghasilkan mujizat-mujizat. Jika anda memiliki Firman Allah yang pasti dan jelas, anda dapat berjalan di atas air seperti yang dilakukan Petrus. Tapi jika tidak, anda akan tenggelam.

Sekarang ini saya tidak berbicara tentang penderitaan sebuah keluarga yang mungkin terjadi karena penganiayaan. Seorang suami mungkin dipanggil untuk mengabarkan Injil. Karena berkhotbah, ia dimasukkan ke dalam penjara dan tidak dapat memberi nafkah pada keluarganya.

Kasus tersebut lain dengan tindakan yang tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh beberapa orang sebab pergi kemana-mana untuk "mengabarkan Injil" - sementara istri dan anak-anak mereka lapar dan dalam keadaan kekurangan di rumah.

Tetapi jika ada suami karena mengabarkan Injil harus masuk dalam penjara, orang-orang percaya lain dalam gereja seharusnya dan wajib bertindak untuk memberi bantuan keuangan bagi istri dan anak-anaknya. Sehingga kewajiban ayah - suami itu diambil alih.

Beberapa tahun yang lalu, saya telah membuat suatu kontrak dengan Tuhan. Dia memanggil saya untuk berkhotbah tapi saya tidak mau. Akhirnya, saya menyerah pada kehendak Allah dan berkata, "Baiklah Tuhan, saya akan pergi ke mana saja, kapan saja, di mana saja, dengan satu syarat : ENGKAU menyediakan dan membayar semua rekening-rekening tagihan dan saya akan pergi!".

Tuhan menjawab, "Terima kasih! Aku menerima tawaranmu. Tanda tanganilah kontrak perjanjian ini, sebagai persetujuan tentang hal itu untuk seumur hidupmu".

Allah telah mengikat saya dengan kontrak itu. Ia bahkan lebih dari setia pada bagianNya daripada perjanjian itu. Saya telah bepergian sejauh ratusan bahkan ribuan mil di lebih dari 125 negara. Selama itu pula Allah selalu menyediakan uang untuk saya pergi dan uang untuk keluarga saya hingga mereka mempunyai persediaan yang cukup selama saya tinggal.

2) Kadang-kadang Ia Tidak Menyediakan. Watchman Nee berkata bahwa tentang kebutuhan dana adalah salah satu cara sebagai tindakan pertama Allah mencegah hamba-hambaNya yang terlalu bergairah dan sering bertindak lebih dari kehendak Allah dalam hidup mereka. Allah berhenti mencukupi kebutuhan mereka.

Selama 12 tahun Allah menahan uang itu bagi saya. Ia membuat saya sangat miskin sehingga saya tidak dapat membeli tiket bus kota seharga 10 sen pun. Itu benar!

Tetapi ketika Allah membuka jendela-jendela persediaan Sorga bagi saya, Dia juga membuka pintu-pintu kesempatan pelayanan. Ketika waktu dan panggilan pelayanan untuk saya telah tiba, maka Ia menyediakan juga dana itu.

Andaikan waktu itu saya telah mempunyai uang, saya mungkin telah lari untuk mencoba melayani Tuhan, padahal bukan waktu Allah. Tuhan tahu, dengan kekuatanku saya telah mencobanya. Tapi pada kenyataannya, saya mendapatkan memar-memar di sekujur tubuhku, karena saya berlari menabrak pintu-pintu yang tertutup dan berusaha agar penghalang itu hancur! Allah telah mengggunakan kekurangan dana selama bertahun-tahun itu untuk menahan saya agar tetap berada di tempat yang diinginkanNya sambil mempersiapkan saya.

4. Kesimpulan.

Kita telah melihat bahwa Allah mempunyai 7 Terang Penuntun untuk membuat kita terus terarah dalam perjalanan kekristenan kita. Kita telah membahas tentang :

Semua itu adalah Terang disepanjang jalan hidup kita sesuai kehendak Allah.

D. ALLAH MENUNTUN DALAM KEGELAPAN

Tetapi masih ada jalan lain yang dipimpin Allah. Kita menemukan dalam Yesaya 42:16 "Aku mau mempimpin orang-orang buta di jalan yang tidak mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan yang tidak mereka kenal. Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi terang dan tanah yang berkelok-kelok menjadi rata. Inilah hal-hal yang hendak Kulakukan kepada mereka, yang pasti akan Kulaksanakan (terjemahan bebas ... dan tidak akan meninggalkan mereka)".

Ayat 19 melanjutkan, "Siapakah yang buta selain dari hambaku? dan yang tuli seperti utusan yang kusuruh? Siapakah yang buta seperti ... hamba Tuhan?"

Dalam berhadapan dengan Allah, ada saatnya kita tidak tahu jalan mana yang naik, turun, atau ke belok. Pernahkan kita berada di sana?

Mungkin kita sedang berada dalam hajaran dan disiplin dari Tuhan, atau merasa diri kita seperti Yusuf dalam penjara Firaun tidak mampu menemukan satu terangpun untuk mengetahui arah, dan tidak mengetahui apa yang sedang terjadi di dunia ini, kemana harus pergi.

1. Berpeganglah Pada Tuhan

Apa yang seharusnya kita lakukan di lembah yang gelap seperti itu? Berpeganglah pada iman! Jika hidup kita diserahkan pada Allah dan tidak berjalan dalam keinginan diri sendiri dalam pemberontakan melawan kehendak Allah, maka yakinlah ALLAH SEDANG MEMIMPIN. Dia memimpin kita dengan Terang, atau Ia juga sanggup memimpin kita dengan `Kebutaan'. Ketahuilah pada kedua jalan itu, Ia memimpin kita.

2. Dia Selalu Ada Di Sana

Dengan melihat kembali pada lembah yang paling dalam dan paling gelap dalam kehidupan saya, saat itu tampaknya Allah berada jauh. Tetapi sekarang saya melihat, saat itupun sebenarnya Dia berada di sana setiap waktu.

"Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungi, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau" (Yes 43:2).

"TUHAN, akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti tanah yang dialiri dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan" (Yes 58:11).