Bagian terpenting dari berbagai usaha penginjilan adalah memberitakan Yesus Kristus. Dia adalah sumber yang harus kita beritakan pada dunia. Ungkapan yang mengatakan bahwa "Kekristenan adalah Kristus" ternyata adalah benar. Pada puncak penginjilan Paulus di Athena, Paulus membuat pernyataan yang jelas mengenai pribadi dan karya Kristus. Demikian pula dalam penginjilan kita, kita tidak hanya mengabarkan prinsip kekristenan saja tetapi yang utama adalah mengabarkan Pribadi Yesus Kristus. Kita mengundang orang untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, dan kita juga mengundang mereka untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan.
Dr. E. Stanley Jones sering memberikan penjelasan mengenai penginjilan kepada para pendengarnya yang beragama Hindu di India, meskipun pemimpin pertemuan tersebut orang Hindu. Pada suatu ketika, pemimpin pertemuan adalah gubernur suatu propinsi, pada waktu memberikan kata sambutan dia berkata: "Saya akan menyimpan ucapan terakhir saya, tidak masalah dengan segala sesuatu yang akan dibicarakan oleh pembicara ini, karena saya pasti menemukan kesamaan dengan kitab suci kami." Pada akhir pertemuan pemimpin itu kehilangan kata-katanya. Dr. Jones tidak menyampaikan "sesuatu", dia menjelaskan pribadi Yesus Kristus, dan pribadi ini hanya terdapat dalam Injil dan tidak terdapat dalam kitab suci mereka.{1}
KEPRIBADIAN TUHAN YESUS KRISTUS
Paulus mengatakan bahwa Allah "akan menghakimi dunia dengan adil oleh seorang yang telah ditentukan-Nya (Yesus)" (
PENGAKUAN-NYA YANG UNIK
Beberapa pertimbangan yang paling jelas, saat memikirkan keagungan Kristus adalah pengakuan Dia mengenai diri-Nya sendiri. Guru-guru lain berkata bahwa mereka mengajarkan kebenaran. Kristus berkata, "Akulah kebenaran" (
Tujuh pernyataan "Akulah" muncul dalam Injil Yohanes, yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus mengakui dirinya sebagai sumber kehidupan yang kekal. Dia berkata, "Akulah roti kehidupan" (6:35); "Akulah terang dunia" (8:12); "Akulah pintu gerbang itu" (10:7,9); "Akulah gembala yang baik (10:11); Akulah kebangkitan dan hidup" (11:25); "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (14:6); "Akulah pokok anggur yang benar" (15:1). Leon Morris mengingatkan bahwa "dalam bahasa Yunani setiap penggunaan bentuk "Akulah" menunjukkan suatu ketegasan." Setiap kata benda termasuk kata ganti orang pertama "Aku". "Tidak perlu mengikut sertakan kata ganti orang jika penekanan tidak diperlukan." Karena itu Morris menyimpulkan bahwa menurut orang Yahudi, kata "Akulah" berhubungan dengan sesuatu yang bersifat ilahi.{2} Hal ini dan pernyataan lain mengenai Yesus Kristus ini sesuai dengan pernyataan J.T. Seamand bahwa keunikan Yesus Kristus "bukanlah suatu 'pengakuan' kita pada Kristus, tetapi sesuatu yang Kristus 'hadapkan' pada kita.{3}
HIDUP-NYA YANG TIDAK BERCACAT
Apa yang dapat kita lakukan dengan pengakuan Kristus? Kalau pengakuan tersebut benar, kita harus menanggapinya dengan serius dan menaatinya. Tetapi bila hal tersebut tidak benar, Yesus Kristus berarti seorang penipu, atau penderita sakit jiwa, atau seorang yang lemah mental. Tetapi setelah kita menilai kehidupan-Nya yang tidak bercacat-cela, hidup-Nya yang penuh kasih, tidaklah mungkin bagi kita untuk memberikan kesimpulan seperti itu. Bahkan seorang yang non-Kristen pun dapat menerima Kristus sebagai contoh kehidupan yang tak bercacat. Mahatma Gandhi mengatakan,
"Kristus adalah figur yang sangat lembut, sangat sabar, sangat ramah, penuh kasih, dan penuh pengampunan, seperti yang Ia ajarkan kepada para pengikut-Nya agar tidak membalas ketika dianiaya atau dicela, bila engkau ditampar pipi kananmu, berikanlah juga pipi kirimu - ini adalah suatu contoh yang sangat bagus dari seorang yang sempurna. {4}
Tetapi Gandhi menolak menerima keunikan Kristus yang sempurna. Sebaliknya Gandhi menyamakan kebenaran semua agama. Tetapi orang yang menerima kehidupan Kristus sebagai teladan hidup bagi dunia, seharusnya dia juga percaya pada pengajaran-Nya.
Keunikan Kristus tidak muncul dari pernyataan-Nya yang terpisah. Ini merupakan pokok dari ajaran-ajaran-Nya yang sering muncul. Kita boleh saja tidak setuju dengan pernyataan dari orang yang baik dan kita tetap menganggap dia orang baik. Tetapi dalam hal ini Yesus adalah seseorang yang terbaik yang pernah hidup, Dia membuat pernyataan yang mengejutkan mengenai diri-Nya sendiri secara konsisten sehingga kita tidak bisa memisahkan Dia dengan pernyataan- Nya. Dengan mengatakan bahwa Yesus itu baik, berarti kita menerima pokok ajaran mengenai siapakah Yesus yang baik ini. Hidup dan pernyataan Yesus mengenai keunikan yang dimiliki-Nya tidak dapat dipisahkan.
Teman saya yang berasal dari Sri Lanka, yang merupakan pensiunan guru, dibesarkan menurut agama Budha. Dia adalah seorang kutu buku, dan suatu saat dia meminjam buku mengenai kehidupan Kristus dari sebuah perpustakaan umum di kotanya. Ketika membaca buku itu, dia berkesimpulan bahwa hidup Kristus tidak bisa disamakan dengan sejarah manusia. Dia tahu bahwa Kristus harus ditanggapi. Dia tidak hanya bisa mengagumi Kristus saja dan dia menyerah dengan ketuhanan Kristus, akhirnya dia menjadi seorang Kristen.
KEBANGKITAN YESUS SEBAGAI BUKTI
Ada satu bukti keunikan Kristus yang lebih meyakinkan daripada hidup-Nya yang tidak bercacat. Paulus mengatakan bahwa kebangkitan Kristus memberikan bukti mengenai kekristenan. Kesimpulan dari pernyataan Paulus kepada orang Athena adalah, "Allah memberikan kepada semua orang bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Yesus dari antara orang mati" (
Melalui kotbah yang ada dalam Kisah Para Rasul, George E. Ladd menuliskan: "Kebangkitan Kristus merupakan pesan yang paling utama bagi orang Kristen mula-mula." Ladd menyebut Kebangkitan sebagai dasar yang utama dari seluruh isi Perjanjian Baru.{5} Kita tidak akan berusaha memberikan bukti fakta tentang kebangkitan Yesus Kristus di sini, sebab hal ini sudah dibahas oleh buku-buku yang lain. Sebaliknya, kita akan menunjukkan bagaimana Kebangkitan Kristus membuktikan keunikan Kristus dalam karya penyelamatan-Nya. Karena Dia telah bangkit dari antara orang mati kita bisa mengatakan bahwa Kristus sendirilah yang dimaksudkan sehingga Kristus dapat melakukan apa yang telah Dia katakan. Tetapi Paulus menuliskan, "Dan menurut Roh kekudusan, oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita." (Roma1:4). Kemudian dalam kotbah Petrus pada hari Pantekosta, Petrus memberikan fakta secara jelas bahwa kematian dan kebangkitan memenuhi syarat Kristus sebagai Tuhan (
Apakah hubungan antara kebangkitan dan ketuhanan Kristus? Hubungan itu mempunyai dua sisi. Sisi pertama, mendukung pernyataan yang mengejutkan dari Kristus sendiri. Pernyataan Kristus yang mengejutkan tersebut adalah bahwa Dia akan bangkit dari kematian. Jika hal tersebut terbukti benar, hal ini akan mendukung pernyataan Kristus yang lain mengenai diri-Nya dan apa yang telah Dia lakukan. Seperti yang dikatakan Donald Guthrie, "Kebangkitan mengungkapkan kepuasan Allah terhadap karya Kristus. Keagungan seseorang adalah usahanya dalam mempertahankan misinya." {6}
Sisi kedua, kebangkitan menunjukkan pada kita bahwa Kristus merupakan Tuhan dari segala sesuatu, melalui kebangkitan-Nya, Dia telah mengalahkan kekuatan jahat yang menghalangi manusia dari keselamatan yang akan Allah berikan. Ia telah mengalahkan semua musuh manusia sehingga Dia layak menjadi Tuhan. Kemenangan Kristus telah menguatkan Ketuhanan yang dimiliki-Nya.
Bukti Kebangkitan Kristus adalah:
KEBANGKITAN KRISTUS MENGALAHKAN DOSA MANUSIA
Dengan kebangkitan Kristus dari antara orang mati, Kristus telah menghapus dosa manusia. Yesus Kristus berfirman bahwa Dia datang untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi orang banyak (Matius 20:28; Markus 10:45). Kemudian Yohanes Pembaptis menyebut Yesus Kristus sebagai "Anak Domba Allah yang menghapus dosa manusia" (Yohanes 1:29). Bagaimana kita tahu Yesus Kristus dapat melakukannya? Kematian Yesus Kristus diharapkan dapat menjadi tebusan bagi dosa kita. Bagaimana kita tahu bahwa kematian Kristus sungguh berguna? Yesus Kristus membuktikan hal itu dengan benar-benar bangkit dari kematian. Paulus mengatakan, "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup dalam dosamu." (1Korintus 15:17). Kebangkitan membawa kemenangan atas dosa yang telah dibayar lunas melalui kematian. Kebangkitan menunjukkan kepada kita bahwa pengorbanan Kristus untuk menebus dosa kita akan membawa jalan bagi kita kepada Tuhan Allah. Seperti pernyataan Paulus, "Yesus yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita." (Roma 4:25).
Salah satu ciri Kekristenan yang sulit diterima dan dipahami oleh orang non-Kristen adalah bagaimana Kristus dapat membayar lunas hukuman atas dosa-dosa kita. Mereka bertanya, "Bagaimana mungkin seseorang mati bagi orang lain?" Bagaimana kita tahu bahwa melalui kematian-Nya Dia bisa membatalkan akibat dosa kita? Kebangkitan menunjukkan kepada kita bahwa rencana Kristus untuk menyelamatkan manusia benar-benar berhasil. Hal ini merupakan bukti bahwa pengorbanan Kristus adalah untuk membayar dosa-dosa kita. Kalau Kristus sanggup mengalahkan dosa yang merupakan musuh terbesar manusia maka Dia memang layak menjadi Tuhan.
KEBANGKITAN KRISTUS MENGALAHKAN MAUT
Ketika Kristus bangkit dari kematian-Nya, Dia juga telah berhasil mengalahkan musuh besar manusia-maut. Melalui semua kemajuan ilmu pengetahuan, manusia gagal dalam mengalahkan maut. Manusia bisa menunda kematian, manusia bisa mengurangi rasa sakit, tetapi kematian tetap menjadi kenyataan yang harus dihadapi manusia. "Tetapi yang benar adalah, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal." (1Korintus 15:20). Ini berarti bahwa mereka yang bersama-sama dengan Dia juga akan dibangkitkan sebagaimana Dia telah bangkit. (1 Korintus 15:21-23, 26). Kebangkitan-Nya juga membebaskan kita dari rasa takut menghadapi kematian (Ibrani 2:14,15). Adanya kenyataan bahwa Kristus telah mengalahkan kematian, yang merupakan musuh yang besar manusia, juga mengesahkan Dia sebagai Tuhan atas seluruh umat manusia.
KEBANGKITAN KRISTUS MENGALAHKAN KUASA JAHAT
Kebangkitan Kristus dari antara orang mati meyakinkan kita bahwa kuasa jahat telah dikalahkan dan bahwa kekalahan kuasa jahat ini akan diwujudkan pada saatnya. Ketika Kristus bangkit dari antara orang mati, Dia menunjukkan bahwa kuasa jahat akan dikalahkan. Kristus telah berulang-kali menyatakan Kerajaan Allah, dan Dia menyatakan bahwa melalui kedatangan-Nya ke dunia berarti Dia telah membuka kerajaan- Nya. Tetapi Kristus juga menyatakan bahwa Dia akan menyempurnakan Kerajaan-Nya dan mengalahkan semua kuasa jahat. Surat-surat Paulus dan Kitab Wahyu menjelaskan kekalahan kuasa jahat ini secara rinci.
Saat ini kuasa jahat memang memiliki kuasa dalam dunia, tetapi kuasanya dibatasi oleh ruang dan waktu. Kebangkitan Kristus menjadi awal dari proses kekalahan kuasa jahat, suatu proses yang akan berakhir dengan kesempurnaan total dari Kerajaan Tuhan (
Banyak orang yang bertanya-tanya apakah ada gunanya mengikut jalan Kristus dalam kondisi masyarakat sekarang ini dimana setan mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Bagi orang non-Kristen, untuk mengikut Kristus harus membayar mahal. Mengikut Kristus bisa berarti penganiayaan. Dia mungkin mengira bahwa apabila mereka mengikut Kristus maka mereka akan mendapat tekanan dan ancaman karena dianggap murtad dari kepercayaannya yang dahulu. Kebangkitan Kritus memberikan suatu jaminan kepastian pada kita bahwa mengikut Kristus dan menjadikan Dia sebagai Tuhan merupakan tindakan yang sangat berharga. Ketika Kristus bangkit dari antara orang mati Dia tidak hanya mengalahkan kuasa jahat, Dia juga memastikan adanya pembinasaan akhir pada kuasa jahat. Bahkan kita tahu bahwa Dia menggunakan alat-alat kekuatan kuasa jahat untuk mengalahkan kuasa jahat itu sendiri (
Kebangkitan Kristus membuktikan Ketuhanan Kristus dengan menunjukkan bahwa Dia telah mengalahkan semua musuh terbesar manusia, yaitu dosa, mati dan maut.
HADIAH BAGI HIDUP YANG BERKELIMPAHAN
Kebangkitan memperlihatkan keagungan Kristus dalam membantu kita mengalami "kebangkitan hidup" di bumi. Melalui hal itu kita dapat mengalami dan merasakan hidup yang berkelimpahan di dalam Tuhan. Kebangkitan merupakan cara Sang Pencipta Hidup memberikan kesempatan bagi manusia untuk mengalami maksud dan tujuan manusia diciptakan.
Hadiah bagi hidup yang berkelimpahan ini meliputi:
BEBAS DARI PERASAAN BERSALAH
Kebangkitan Hidup membebaskan kita dari kesalahan atas dosa kita. Kita telah percaya pada pengampunan Kristus dan kita tahu Dia akan mengampuni kita karena ketika Dia bangkit dari kematian Dia memperlihatkan pada kita bahwa Dia telah menanggung dosa kita (
Perasaan bersalah merupakan salah satu kekuatan yang merusak dalam hidup seseorang. Tekanan yang secara terus menerus, sering terjadi di alam bawah sadar kita, "Kamu tidak baik!." Para psikolog telah menulis banyak buku mengenai perasaan bersalah yang dapat merusak jiwa seseorang. Beberapa psikolog tersebut mengatakan "Jangan menambah perasaan bersalah pada seseorang dengan membicarakan dosa." Namun demikian, kita tetap berbicara tentang dosa karena kita telah tahu jawaban dari rasa bersalah tersebut. Kita menghadapi fakta bahwa kita adalah orang yang berdosa dan kemudian membiarkan Yesus Kristus menghapus dan membersihkan dosa kita dengan darah-Nya (
Saat Paulus merasakan bagaimana Allah begitu murah hati pada orang yang paling berdosa seperti dirinya, Paulus secara spontan menyambut dengan sorak sorai seperti dalam sebuah syair, "Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin." (
KRISTUS MENJADI SAHABAT KITA
Kebangkitan menunjukkan bahwa Juruselamat dan Tuhan kita ini hidup. Karena Dia hidup, maka Dia dapat berhubungan dengan-Nya secara intim. Sebelum Dia meninggalkan bumi dan naik ke surga Dia berkata, "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."(
Ketika seseorang yang non-Kristen datang kepada Kristus, fakta bahwa Kristus hidup dapat membawa suka cita dalam hidup kekristenan. Orang tersebut telah memulai untuk mengikuti Allah yang hidup. Setelah seorang Muslim yang tinggal di Afrika mengikut Kristus, teman-temannya bertanya padanya mengapa dia menjadi Kristen. Orang tersebut menjawab, "Apabila kamu pergi ke suatu jalan, dan tiba-tiba jalan itu bercabang menjadi dua, dan kamu tidak tahu harus memilih jalan yang mana; dan di persimpangan tersebut ada dua orang, satu hidup dan satu mati. Siapa yang akan kamu tanyai mengenai jalan yang harus kamu lalui?" Fakta bahwa Kristus hidup telah membawa dia pada Kekristenan.
KEUNTUNGAN DARI ALLAH YANG HIDUP
Kehadiran Kristus pada umat Kristiani membawa banyak keuntungan. Kristus itu seperti Gembala yang baik, Dia membimbing hidup kita, dan Dia berdaulat penuh atas semuanya. Kesadaran yang kita miliki ini membawa perasaan damai yang mendalam. Bagian terpenting ketika Kristus bertemu dengan murid-murid-Nya sesudah Dia bangkit dari kematian, adalah Dia sering memberikan salam damai (
KITA MEMILIKI KUASA KEBANGKITAN
Sebab Kristus bersama-sama dengan kita, maka kita memiliki "kuasa kebangkitan-Nya." (
Kekuatan atau anugerah yang Kristus berikan kepada kita merupakan hal yang sangat penting untuk memperoleh keselamatan dari Tuhan. Keselamatan tidak kita dapatkan dari kerja keras tetapi diberikan kepada kita sebagai hadiah. Jadi, ketika agama-agama lain memaparkan mengenai bagaimana cara hidup yang benar yang berbeda-beda, Yesus Kristus memberikan kepada kita jalan hidup yang benar. Kristus berkata bahwa Dia datang untuk memberikan kepada kita "hidup yang berkelimpahan" (
Berikut ini 4 sisi dasar dari kepercayaan kita mengenai keagungan Kristus. Pertama, Kristus membuat pernyataan unik tentang diri-Nya sendiri yang tidak pernah dilakukan oleh pendiri agama besar lainnya. Kedua, Kristus menopang pernyataan ini dengan hidup-Nya yang tidak bercacat. Ketiga, Kristus membuktikan pernyataan-Nya melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dan keempat, Kristus membuat pernyataan-Nya menjadi nyata dalam kehidupan kita dengan memberikan kesempatan pada kita untuk bisa merasakan suatu hidup yang berkelimpahan dalam Dia.
PERNYATAAN-PERNYATAAN KRISTUS: TIDAK MUTLAK?
Beberapa orang menolak pendapat yang menyatakan keunikan Kristus yang kami sampaikan di sini karena mereka tidak menerima langkah pertama dari alasan kita. Mereka bisa saja setuju mengenai kehidupan Yesus Kristus yang tidak bercacat-cela dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati dan kehadiran-Nya dalam hidup manusia. Tetapi mereka berkata bahwa pernyataan Yesus Kristus dianggap tidak mutlak untuk diterapkan pada agama lain.
ALASAN-ALASAN UNTUK MENOLAK PERNYATAAN KRISTUS
Mereka yang menolak pernyataan keunikan Kristus menawarkan sejumlah alasan. {9} Alasan mereka antara lain bahwa pernyataan mengenai sifat Yesus Kristus, yang banyak ditemukan dalam Injil Yohanes, sebenarnya bukan pernyataan Yesus Kristus sendiri, tetapi bentuk pengungkapan iman dari penulis Perjanjian Baru pada Yesus Kristus dan kasih-Nya. Penulis kitab ini mengalami pengalaman yang penuh dan mendalam pada Kristus yang dicerminkan dalam tulisan mereka mengenai Dia. Keunikan Kristus merupakan fakta yang berharga bagi mereka. Tetapi ini tidak perlu diterapkan dalam hidup non-Kristen.
Pernyataan bahwa Kristus adalah unik dapat disamakan dengan pendapat seorang anak yang menganggap ayahnya merupakan orang yang paling hebat di dunia. Bagi anak ini kehebatan ayahnya merupakan suatu kebenaran yang tidak dapat disalahkan. Tetapi anak yang lain akan mengatakan hal yang sama mengenai ayahnya. Anak tersebut menerapkan suatu fakta yang tidak bisa disalahkan dalam hidupnya. Jadi, di samping harus menghormati hak orang Kristen untuk menganggap bahwa Kristus unik, kita tidak boleh memaksakan gagasan ini sebagai kebenaran mutlak yang harus dimiliki setiap orang.
Jika demikian, apa yang harus orang lakukan terhadap pernyataan tentang keunikan yang diucapkan sendiri oleh Kristus dalam Injil Yohanes? Mereka mengatakan bahwa Injil Yohanes pada intinya merupakan dokumen teologi. Tidak seperti tiga Injil sebelumnya (Sinoptik) yang tidak bisa diandalkan secara sejarah. Pengajaran Yesus sendiri dalam Injil sinoptik merupakan ajaran yang theosentris, yaitu berdasarkan pada Allah. Ketika orang Kristen menjadi semakin sadar akan keunikan mereka, khususnya perbedaan mereka dengan kaum Yudaisme, mereka menjadi lebih semakin Kristosentris (berpusat pada Kristus). Seperti pernyataan seorang penulis, "Perlahan-lahan Kristus menjadi pusat dan Allah didorong ke perbatasan." {10} Mereka mencerminkan pergesaran ini dalam Injil Yohanes.
Iman dan pengalaman dari gereja menunjukkan pada mereka bahwa Kristus adalah unik. Mereka mengatakan bahwa kepercayaan ini diungkapkan dalam pemahaman mereka mengenai Kristus. Contoh yang paling jelas adalah Injil Yohanes, lebih memperhatikan kebenaran teologia daripada ketepatan sejarah. Di dalam Injil Yohanes ini Yesus digambarkan dengan jelas, "Aku dan Bapa adalah satu" (
Jadi pernyataan mengenai keunikan Kristus ini tidak harus dianggap datang langsung dari Kristus. Pernyataan-pernyataan itu merupakan pencerminan dari iman dan pengalaman gereja yang ditemukan dalam Injil Yohanes yang merupakan dokumen teologi yang tidak begitu memperhatikan ketepatan sejarah. Oleh karena itu, mereka yang keberatan menuntut bahwa mereka tidak harus meninggikan pernyataan ini ke tingkat kebenaran yang mutlak dan menerapkan semuanya kepada semua orang. Pernyataan-pernyataan itu benar untuk orang Kristen, tetapi belum tentu bisa diterapkan untuk orang non-Kristen.
INJIL YOHANES MERUPAKAN DOKUMEN SEJARAH
Kunci tanggapan kita terhadap alasan diatas adalah bahwa kita percaya Kristus betul-betul membuat pernyataan mengenai diri-Nya sendiri, dan hal tersebut tercatat dalam Injil Yohanes. Disamping kita setuju bahwa Injil Yohanes pada intinya merupakan dokumen teologia, kita juga percaya bahwa Injil Yohanes juga merupakan dokumen sejarah yang akurat. Selain setuju bahwa isi dari Injil Yohanes merupakan refleksi iman dan pengalaman gereja, kita juga percaya bahwa iman dan pengalaman itu berdasarkan pada kebenaran sejarah. Orang Kristen mula- mula berkata bahwa Kristus adalah unik bukan karena kebenaran yang mencerminkan iman dan pengalaman mereka, tetapi juga karena suatu kebenaran yang Yesus nyatakan mengenai diri-Nya sendiri.
Keakuratan sejarah pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam Injil Yohanes dapat dipertahankan. Namun, seseorang yang ingin mencari pembelaan yang rinci harus berkonsultasi dengan seorang ahli yang menangani topik ini.{11}
Yohanes menampakkan keakuratan dalam beberapa pokok. Contohnya adalah referensi-referensi topografinya yang tepat, referensinya mengenai pesta-pesta bangsa Yahudi, dan juga catatan-catatan waktu yang sangat tepat, yang menunjukkan semuanya itu menunjukkan bahwa ia memperhatikan fakta-fakta sejarah. Pada waktu mempelajari Injil Yohanes kita tidak hanya menemukan perhatian dan penekanannya terhadap teologia tetapi juga penghargaannya yang sangat besar terhadap fakta- fakta yang berhubungan dengan kehidupan dan pelayanan Kristus. Ia bahkan menyatakan dirinya sebagai saksi mata dari kejadian-kejadian yang ia jelaskan (
Perlakuan terhadap Yohanes Pembaptis dalam Injil Yohanes merupakan perlakuan teologis yang tinggi. Kita bahkan tidak mendapat cerita tentang Yohanes yang membaptiskan Yesus. Tujuan pengarang ini (seperti yang ditunjukkan dalam
Kata benda dan kata kerja untuk kata "saksi" muncul 47 kali di dalam Injil Yohanes, lebih banyak dipakai di kitab ini dibanding kitab lain dalam Perjanjian baru. Kata "saksi" merupakan istilah yang biasa digunakan yang berhubungan dengan sidang pengadilan untuk mendapatkan kebenaran. Morris menunjukkan bahwa "penggunaan istilah ini merupakan keinginan Yohanes untuk memberikan fakta kebenaran dan dia percaya bahwa fakta kebenaran yang disampaikannya dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Fakta kebenaran yang disampaikan oleh Yohanes mengandung suatu kesaksian yang cukup."{14}
Menggunakan gagasan dari kata "saksi" ini, Yohanes membangun alasan yang kuat untuk membuktikan keunikan Kristus. Istilah yang terdapat dalam Injil Yohanes seperti: Alkitab Perjanjian Lama, tanda-tanda mujizat, Yohanes Pembaptis, dan murid-murid (khususnya Thomas) memberikan petunjuk dan kesaksian bagi keagungan Kristus.
Injil Yohanes juga mempunyai lebih banyak referensi tentang kebenaran dibanding kitab lain dalam Perjanjian Baru. Istilah seperti: kebenaran, sebenarnya, dan benar muncul lebih dari 50 kali dalam Injil Yohanes. Hal ini menunjukkan bahwa Yohanes merekam dan mencatat kejadian yang betul-betul terjadi.
Beberapa orang tetap mengatakan bahwa gagasan kebenaran Yohanes berbeda dengan gagasan kebenaran mereka, sehingga Yohanes tidak memiliki masalah dalam memasukkan apa yang tidak terjadi dalam gagasan kebenaran ini. Morris menanggapi, "Tetapi ini adalah perkiraan. Perkiraan ini harus dibuktikan; tidak cukup untuk menegaskan. Dan bukti tampaknya berlawanan."{15} Kita memiliki kesimpulan bahwa gabungan penekanan dalam kesaksian dan kebenaran dalam berargumentasi mengandung maksud bahwa tulisan dan catatan dalam Injil Yohanes memiliki ketepatan sejarah.
Secara umum kita menyetujui bahwa penulisan Injil Yohanes bertujuan untuk melawan Docetisme, yaitu bidat yang percaya bahwa Yesus tidak melakukan apapun juga melainkan hanya kelihatannya saja, bidat ini mengajarkan bahwa Yesus bukan benar-benar manusia tetapi hanya kelihatannya seperti manusia. Menghadapi pendapat ini, Yohanes menyatakan bahwa Firman itu telah menjadi daging (Yohanes 1:14). Perhatian Yohanes pada kelahiraan Yesus Kristus, kehidupan-Nya dan penderitaan-Nya betul-betul terjadi secara nyata dalam dunia ini. Dengan menulis Injil yang tidak menceritakan sejarah, Yohanes akan kehilangan kesempatan untuk melawan pengikut Docetisme. Ia akan sangat bodoh untuk melawan Docetisme dengan cara apapun kecuali dengan menggunakan bukti sejarah.
Kita tahu bahwa gereja mula-mula sangat menyanjung sejarah. Hubungan langsung dengan sejarah Yesus merupakan hal yang penting untuk keaslian pesan yang disampaikan Injil. Misalnya rasul yang terpilih untuk menggantikan Yudas haruslah orang yang bersama dengan Yesus mulai dari baptisan sampai kenaikan Yesus ke surga (
Orang-orang Kristen mula-mula menerima Injil Yohanes dan memberikan tempat terhormat di dalam Canon. Mereka tidak akan melakukan hal itu jika Injil ini tidak tepat secara sejarah.
Memang Injil Yohanes berbeda dengan Injil-injil Sinoptik, tetapi pada waktu Yohanes menulis dia mempunyai pengikut dan tujuan yang berbeda daripada para penulis Injil Sinoptik. Seperti dalam suatu pertandingan bola, yang diberitakan di koran beberapa hari lalu. Koran yang satu memberitakan pertandingan itu secara umum. Koran yang lainnya memberikan komentar yang lebih menarik mengenai perkiraan pertandingan, dengan fokus utama permainan para pemain dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi jalannya pertandingan. Kedua artikel ini sama-sama akurat dalam memberitakan fakta tetapi mereka menekankan pada pokok bahasan yang berbeda. Demikian pula Injil Yohanes dan Injil Sinoptik menekankan pokok bahasan yang berbeda pada suatu kejadian, tetapi penekanan mereka secara faktual tetap akurat.
Kesimpulannya, kita tidak boleh begitu saja menghilangkan dampak besar dari pernyataan-pernyataan Yohanes tentang keunikan Yesus Kristus. Sebab Injil Yohanes merupakan dokumen sejarah, dan Injil Yohanes juga mengungkapkan secara tepat pernyataan Yesus Kristus. Kristus menyatakan bahwa Dialah satu-satunya jalan keselamatan bagi semua umat manusia. Hal ini membawa arti bahwa jalan lain tidak cukup sebagai jalan keselamatan. Tentu saja, kita bisa mengabaikan pernyataan ini, tetapi kita tidak boleh melakukannya, sebab Kristus telah membuktikannya melalui hidup-Nya yang tidak bercacat, kebangkitan-Nya, dan pengaruh transformasi-Nya pada hidup manusia.
Pernyataan Kristus mengenai keunikan-Nya yang mutlak tidak sesuai dengan mereka yang mencari tipe baru "keharmonisan" dalam berhubungan dengan agama lain, yang meniadakan panggilan untuk berbalik kepada Kristus. Orang semacam itu akan menemukan pendekatan yang kritis dalam Injil Yohanes. Mereka bisa memberikan alasan tentang pernyataan keunikan Kristus yang muncul dari pengalaman orang Kristen dan bukan dari ucapan Kristus sendiri. Kepercayaan mengenai wahyu Kekristenan sangat dekat hubungannya dengan kepercayaan mengenai keunikan Kekristenan. Sebab pernyataan tentang keunikan-Nya ini dapat dipercaya, berasal dari Kristus sendiri, dan Dia benar-benar unik.
KEUNIKAN KRISTUS DALAM KITAB INJIL YANG LAIN
Kita juga harus mempertanyakan pernyataan yang menyatakan bahwa Injil Sinoptik tidak memberikan gambaran tentang Kristus seistimewa yang digambarkan dalam Injil Yohanes. Sebaliknya, dalam kitab itu kita bisa melihat keunikan Kristus seperti yang disampaikan dalam Injil Yohanes. Apabila dalam Injil Yohanes kita melihat istilah "Akulah" yang menunjukkan keagungan Kristus, maka dalam Injil Sinoptik kata yang mempunyai arti yang sama adalah "Anak manusia". Seperti yang ditunjukkan oleh George E. Ladd bahwa "Anak manusia" pada jaman Yesus adalah "untuk menjelaskan Mesias yang akan datang ke dunia dengan segala kemuliaan kerajaan Allah." {17}
Injil Sinoptik menggambarkan "Anak Manusia" karena akan datang dalam kemuliaan yang agung dengan awan-awan dan malaikat-malaikat (
Kita tahu bahwa pernyataan seperti "Aku dan Bapa adalah satu" (
Berdasarkan pernyataan di atas, sungguh mengejutkan ternyata ada beberapa penulis yang mengatakan bahwa Injil Sinoptik tidak mengajarkan tentang keunikan Kristus seperti Injil Yohanes. Kesimpulan kita adalah bahwa seluruh Perjanjian Baru menyampaikan Kristus sebagai yang mutlak dan unik, sebagai satu-satunya jalan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Menolak pernyataan ini berarti tidak setia kepada Perjanjian Baru.
KEBENARAN MUTLAK MEMECAH BELAH PENDENGARNYA
Kembali pada pelayanan Paulus di Athena, kita melihat reaksi yang sangat penting dari para pendengar pidato Paulus, "Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, beberapa diantara mereka mengejek tetapi yang lain berkata, "Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu." (
Kebenaran yang mutlak menuntut sebuah tanggapan. Seorang akan menerima atau mencari tahu lebih banyak lagi sehingga bisa memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Kita tidak perlu terkejut apabila ada beberapa orang yang menolak berita tentang Kristus. Kalau semua setuju, mungkin karena kita memberikan berita yang jauh tidak bermutu dari Injil Yesus Kristus yang mengubah hidup.
Pengertian dari Injil sebagai kebenaran yang mutlak, yang menuntut tanggapan dan memecah belah para pendengarnya, sangat asing bagi banyak pemikiran agama sekarang ini. Orang-orang sekarang ini membutuhkan keharmonisan dalam beragama, dimana orang yang satu belajar kepada yang lain tanpa mencoba untuk membuat orang bertobat. Kepercayaan pada keagungan dan keunikan Kristus membuat kita memiliki pandangan yang sangat berbeda sekali. Kita melihat Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan dan kita mendesak "semua orang dimana saja agar bertobat" dari cara hidup yang lama dan mengikut Yesus sebagai Tuhan dan satu-satunya Juruselamat.
CATATAN-CATATAN:
Terdapat dalam J. T. Seamands, "Tell It Well: Comunicating the Gospel Across Cultures" (Kansas City: Beacon Hill Press, 1981), hal. 60.
Leon Morris, "The Lord from Heaven" (Downers Grove, III: InterVarsity Press, 1976),hal. 96.
Seamands, "Tell It Well", hal. 61 (italic his).
M.M. Thomas, "The Acknowledged Christ of the Indian Renaissance" (London: SCM Press Ltd., 1969), hal. 119
George E. Ladd, "I Believe in the Resurrection of Jesus" (Grand Rapids: Eerdmans, 1975), hal. 43.
Donald Guthrie, "New Testament Theology" (Downers Grove, III: InterVarsity Press, 1974), hal. 96.
Oscar Cullman, "Christ and Time", trans, Floyd V. Filson (Philadelphia: The Westminter Press, 1964), hal. 141.
Terdapat dalam Seamands, "Tell It Well", hal. 69
Pendapat ini terdapat dalam S. Wesley Ariarajah, "The Bible and People of Other Faiths" (Geneva: World Council of Churches, 1985).
Ariarajah, "Other Faiths", hal. 24.
Contoh, Leon Morris, "Studies in the Fourth Gospel" (Exeter: Paternoster Press, n.d.); "The Gospel According to John" (Grand Rapids: Eerdmans, 1971), hal. 40-56; "Gospel According to John," International Standard Bible Encyclopedia, vol. 2 rev.ed. (Grand Rapids: Eerdmans, 1982), hal. 1104-6; dan Donald Guthrie, "New Testament Introduction" (Downers Grove, III.: InterVarsity Press, 1970), hal.323-8.
Guthrie, "Introduction", hal. 328.
Morris, "Encyclopedia", hal. 1106.
Terdapat dalam buku yang sama.
Terdapat dalam buku yang sama.
Morris, "Fourth Gospel", hal. 96
George E. Ladd, "A Theology of the New Testament" (Grand Rapids: Eerdmans, 1974), hal. 149.