Tak Mengharap Pujian

"Akar adalah bunga terindah dari sebuah pohon yang tidak haus pujian."

Semula saya bingung dengan pernyataan Kahlil Gibran tersebut. Namun setelah saya renungkan, saya baru bisa memahami sifat-sifat mulia yang dimiliki sang akar. Bayangkan apa yang terjadi pada sebuah pohon tanpa akar? Akar memiliki banyak fungsi, seperti menyangga pohon, hingga mencari makanan bagi seluruh bagian pohon. Meskipun memiliki fungsi yang sangat strategis, akar tidak pernah menonjolkan diri.

Analogi akar ini mirip sekali dengan dirigen sebuah paduan suara. Baru-baru ini, saya menyaksikan sebuah konser yang luar biasa. Ketika menikmati konser, pandangan hadirin tentu akan diarahkan kepada anggota paduan suara. Sang dirigen sebagai pemimpin memang hanya kelihatan punggungnya, namun ia memiliki peranan yang sangat strategis dalam mengarahkan timnya menghasilkan simfoni yang merdu. Dengan membelakangi penonton, sang dirigen sebenarnya telah berkomitmen untuk memfokuskan perhatian pada orang yang bekerja sama dengannya, bukan mengharap pujian dari orang lain (yakni penonton). Tujuannya hanya memimpin kelompok dengan sebaik mungkin. Tepuk tangan dan pujian hanyalah hasil samping dari komitmennya itu. Luar biasa!

Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: The Leadership Wisdom Penulis : Paulus Winarto Penerbit : Elex Media Komputindo, Jakarta 2005 Halaman : 202 --203

File: 

Komentar