Sikap Demokratis Pemimpin Keluarga

Sikap demokratis pemimpin rumah tangga -- rumah tangga merupakan unit terkecil dari suatu komunitas bangsa. Boleh jadi diumpamakan keberadaan rumah tangga itu sebagai negara bagian terkecil dari suatu bangsa. Sebab, anggota suatu rumah tangga adalah ayah, ibu, dan anak.

Ayah menjadi pemimpin dalam rumah tangga. Fungsi ayah ini tidak dapat digantikan atau ditambah. Tidak ada dua pemimpin dalam rumah tangga. Tidak ada dua nakhkoda bagi sebuah kapal. Dan, tidak ada dua presiden dalam sebuah negara berbentuk republik.

Rumah tangga memiliki pemimpin yang unik. Kenapa tidak? Selain tidak dapat diganti atau ditambah, masih ada keunikan lain. Pemimpin dalam kenegaraan, institusi, lembaga, dan pemimpin organisasi bisa mengundurkan diri atau disuruh mundur karena tidak sanggup memimpin apa yang dipimpinnya.

Namun, tak pernah kita dengar ada pemimpin rumah tangga yang mengundurkan diri. Atau disuruh mengundurkan diri oleh anggota rumah tangganya untuk menjadi pemimpin keluarga.

Di sisi lain, ayah memang harus mampu menjadi pemimpin, minimal pemimpin bagi dirinya. Bagaimana mungkin seseorang mampu memimpin yang lain kalau dirinya sendiri tidak sanggup mengurusnya. Untuk menjadi pemimpin yang baik dan dituruti oleh anggota rumah tangga, seorang ayah harus mempunyai "power".

Dalam hal ini, yang dimaksud adalah kekuatan untuk menjadi pelindung anggota rumah tangga secara fisik maupun psikis serta spiritual. Mempunyai kekuatan untuk menjadi suri teladan bagi anggota rumah tangga.

Ibarat sebuah negara, tipe kepemimpinan suatu keluarga juga sangat menentukan warna dan corak sosial budaya suatu keluarga. Tipe kepemimpinan seorang kepala keluarga yang bersifat otoriter akan mengungkung anggota keluarga pada suasana dan lingkungan yang tidak nyaman.

Ayah yang bersifat demokratis dalam lingkungan rumah tangga sudah pasti menimbulkan dan suasana lingkungan keluarga yang kondusif. Tipe kepemimpinan seorang ayah ini sebenarnya termasuk tipe pemimpin garis tengah. Tidak terlalu permisif, serba membolehkan, tetapi juga tidak mengekang dan melarang.

Tipe kepemimpinan seorang ayah yang demokratis akan selalu menerima dan mendengar masukan, pertimbangan, saran dari anggota keluarganya. Prinsip musyawarah dan mufakat akan lebih diutamakan.

Namun, suatu ketika pemimpin rumah tangga ini dapat bertindak tegas terhadap pelanggaran komitmen keluarga. Suatu ketika, ayah bisa memberikan hukuman (punishment) dan sebaliknya bisa pula memberikan penghargaan (reward) yang adil dan seadil-adilnya bagi anggota keluarga.

Demokratisasi kepemimpinan dalam rumah tangga menjadi cikal bakal lahirnya pemimpin yang demokratis di negeri ini. Sebab, tipe kepemimpinan ayah dalam keluarga akan berdampak luas terhadap pembentukan karakter anak sebagai calon pemimpin bangsa.

Diambil dan disunting dari:

Nama situs: Matra Pendidikan
Alamat URL: http://www.matrapendidikan.com/2014/08/sikap-demokratis-pemimpin-rumah-tangga.html
Penulis artikel: Uda Awak
Tanggal akses: 11 Mei 2015
Jenis Bahan Indo Lead: 
Kolom e-publikasi: 
Situs: 

Komentar