Sepuluh Karakter Kristiani Untuk Mengatasi Karakter Yang Buruk

Kepemimpinan Kristen harus menetapkan standar karakter saleh yang seturut dengan kebenaran Allah. Tidak cukup sampai di situ, para pemimpin Kristen juga harus aktif mengembangkan karakter saleh tersebut dalam kehidupan orang-orang, yang ada dalam lingkup kepemimpinan mereka.

Bukan sesuatu yang mengherankan jika dunia pada masa kini begitu menantang dan mengubah nilai-nilai kerohanian setiap orang. Moralitas diguncangkan dan kejahatan semakin bertumbuh. Alkitab sendiri sudah mengingatkan dengan jelas bahwa banyak karakter buruk akan berkembang pada hari-hari akhir (baca 2 Timotius 3:1-5).

Daftar karakter buruk berikut ini memberi kita sebuah cara pandang, untuk melihat roh zaman ini dan melihat bagaimana roh tersebut diwujudkan melalui tingkah laku, cara berpikir, dan gaya hidup kita. Daftar ini juga akan menolong kita untuk bercermin, selayaknya cermin untuk menghakimi tingkah laku kita. Selain itu, daftar karakter berikut ini juga menyertakan karakter positif, karakter-karakter saleh yang akan membantu kita mengatasi karakter-karakter negatif tersebut.

Sepuluh Karakter Saleh untuk Mengatasi Karakter Negatif:

  1. Tulus vs Munafik

  2. Gaya hidup munafik seakan-akan sudah menjadi hal yang biasa karena kita sering melihat orang-orang melakukan hal-hal yang tampaknya saleh dan rohani, tetapi tidak disertai dengan kehidupan yang benar-benar berubah. Kemunafikan ada di sekeliling kita dan kebohongan disampaikan untuk mengajarkan berbagai doktrin palsu.

    Di masa-masa yang penuh bahaya ini, kita harus memiliki rasa takut yang sehat terhadap hari-hari jahat yang kita jalani. Kita harus hidup sebagai orang Kristen sejati yang memiliki pembaruan akal budi; memercayai Allah setiap hari. Kita tidak boleh menjadi sama dengan dunia ini, tetapi berubah oleh pembaruan budi (Roma 12:2). Sebagai orang percaya, hubungan yang akrab dengan Allah dan kemauan untuk terus berjalan bersama-Nya, merupakan suatu hal yang mutlak.

  3. Kasih vs Egoisme

  4. Egoisme dan egosentris, sengaja berbuat dosa merupakan perilaku yang umum saat seseorang mulai mencintai dirinya sendiri (2 Timotius 3:2). Masyarakat memiliki sistem nilai dan perspektif hidup yang telah diputarbalikkan. Sehingga, orang-orang lebih memilih mencintai kenikmatan daripada mencintai Allah.

    "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8)

    "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Lukas 10:27)

  5. Menghormati vs Kurang Ajar

  6. Kekurangajaran dan ketidaktaatan terhadap orang tua maupun pemerintah merupakan bagian dari roh zaman ini; pemberontakan dan pelanggaran hukum. Namun demikian, Allah memerintahkan kita untuk menaati dan menghormati orang tua kita. Bahkan, Dia berjanji akan memberkati ketika kita melakukannya (Efesus 6:2-3). Kita harus tunduk pada pemerintah dan menghormati semua orang, dan saat kita melakukan apa yang benar, kita menyenangkan Allah (1 Petrus 13-27).

  7. Murah Hati vs Tamak

  8. Ketamakan merupakan sifat yang dimiliki banyak orang. Mereka menginginkan milik orang lain dan memiliki sistem nilai yang salah. Orang-orang yang tamak tidak hanya suka uang, tetapi mereka mencintai uang.

    Sebaliknya, Tuhan berfirman bahwa orang yang murah hati akan berkelimpahan dan jika kita menabur dengan murah hati, kita juga akan menuai kemurahan hati.

    "Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum." (Amsal 11:25)

  9. Rendah Hati vs Angkuh

  10. Orang-orang tinggi hati, yang mengira bahwa mereka lebih tinggi dari orang lain, ada banyak di masyarakat. Mereka penuh dengan kesombongan dan selalu sesumbar tentang diri mereka sendiri. Namun, ada pepatah berkata, "kesombongan selalu mendahului kejatuhan."

    Ketika kita merendahkan hati di hadapan Tuhan, Ia akan meninggikan kita (Yakobus 4:10). Kita harus bermegah hanya di dalam Tuhan (atau, segala kemegahan yang kita lakukan harus ada di dalam Tuhan) (Mazmur 34:2).

    "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6)

  11. Murni vs Pemutar Balik

  12. Pemutarbalikan fakta sedang merajalela saat ini. Segala sesuatu yang baik dan alami dipelintir, orang-orang seakan-akan kehilangan kasih mereka yang tulus, yang berasal dari Allah, dan menggantikannya dengan kasih yang tidak murni, yang tujuannya adalah untuk memuaskan hawa nafsu mereka sendiri.

    Alkitab berkata dalam Matius 5:8, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." Kita juga diharapkan untuk mengusahakan perdamaian dengan semua orang, tanpa kedua hal itu kita tidak akan melihat Allah (Ibrani 12:14).

  13. Pemberi Semangat vs Pencemooh

  14. Para pencemooh selalu tampak lebih kuat dari orang lain; mereka meremehkan dan mempermalukan orang-orang benar yang melakukan kebajikan. Para pencemooh ini selalu menyindir, mengejek, dan mengolok-olok semua orang.

    Sikap dan perkataan kita harus dapat membangun semangat orang lain, bukan sebaliknya. Berulang kali Tuhan mengajar kita untuk membangun dan meneguhkan orang lain. Bahkan, kita harus melakukan itu dengan lebih giat di zaman akhir ini (Ibrani 10:25).

  15. Setia vs Pengkhianat

  16. Para pengkhianat, orang-orang yang mangkir, dan para pembelot adalah orang-orang yang tidak memiliki kesetiaan terhadap komitmen persahabatan. Janji-janji mereka tidak dapat dipegang dan perkataan mereka tidak dapat dipercaya. Mereka gemar berbohong dan memfitnah orang lain.

    Sebaliknya, kesetiaan merupakan tanda dari sebuah persahabatan yang sejati. Amsal 18:24 mengatakan bahwa ada sahabat yang bahkan lebih dekat daripada seorang saudara. Kesetiaan, ketulusan, dan kejujuran merupakan karakter yang saleh, yang membawa kita kepada kesuksesan. Orang-orang yang dapat dipercaya dengan hal-hal yang kecil, tentu dapat dipercaya untuk menerima hal-hal yang lebih besar (Lukas 16:10).

  17. Bersyukur vs Menuntut

  18. Sikap si penuntut membuat dirinya merasa bahwa semua orang berutang kepadanya. Selain itu, perasaan tidak bersyukur ternyata juga menjadi bagian dari kehidupan banyak orang. Orang-orang seperti ini tidak mengucap syukur atau berterima kasih saat mereka mendapat keuntungan dari orang lain. Perpaduan dari kedua sikap ini merupakan kombinasi yang tepat untuk membawa seseorang kepada kehancuran.

    Sebaliknya, rasa syukur merupakan sikap yang membawa seseorang menuju kesuksesan. Orang-orang yang berterima kasih dan bersyukurlah terus naik sampai ke puncak, yaitu mereka yang terus mengarahkan hati kepada Allah. Sebagai seorang Kristen, kita memiliki alasan yang sangat tepat untuk bersyukur, yaitu bahwa kita telah menerima kerajaan yang tak tergoyahkan. Untuk anugerah itulah, kita harus "mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut" (Ibrani 12:28).

    "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita." (Efesus 5:20)

  19. Iman yang Sejati vs Menipu Diri Sendiri (Iman vs Penyesatan)

  20. Renungkanlah pertanyaan ini: Apakah Anda pernah memberikan diri kepada roh yang membuat Anda menyimpang dari kebenaran? Lihatlah ke dalam batin Anda baik-baik dan periksalah hati Anda. Apakah Anda mengeraskan hati di area-area tertentu? Apakah pikiran Anda gelap, tindakan Anda gegabah, atau harga diri Anda membuat Anda buta? Apakah hati nurani Anda menjadi beku sehingga Anda sulit membedakan antara yang benar dengan yang salah? Apakah Anda kehilangan kepekaan terhadap tuntunan Roh Kudus dan terus-menerus berbuat dosa? Apakah Anda tergelincir dan menolak rencana Allah terhadap hidup Anda dan merasa ingin meninggalkan iman Anda?

    Jika ya, itu berarti Anda harus membangun kembali fondasi iman yang akitabiah, dengan cara menjadikan saat teduh dan pendalaman Alkitab sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari Anda. Perbaruilah akal budi Anda dan tumbuhkan iman Anda. Peliharalah kepercayaan Anda terhadap Allah dan hiduplah dalam iman kepada-Nya.

    "... tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah." (Ibrani 11:6) "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:17) (t/yudo)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Growing Prosperity.com
Alamat URL : http://www.growingprosperity.com/
Judul asli artikel : Christian Leadership – 10 Godly Character Traits to Overcome Negative Traits
Penulis : Brenda
Tanggal akses : 4 Januari 2012
Jenis Bahan Indo Lead: 
Kolom e-publikasi: 
Situs: 

Komentar