Persaingan (1 Korintus 9:24-27)

Inilah waktu untuk berkompetisi. Di era global ini, jarang dan hampir tak ada yang bisa menjadi pemilik pasar. Semua lubang sudah terisi oleh persaingan yang ketat. Jika tak siap dalam dunia bisnis yang makin kompetitif, bisa dipastikan kita akan tereliminasi. Hal yang sama juga berlaku bagi kita sebagai pekerja. Jika potensi kita tak berkembang, atau prestasi kita sangat minim atau produktivitas kerja kita jauh dari kata efisien dan efektif, bersiap-siaplah meninggalkan kursi dan sebaliknya mempersilakan orang lain menempatinya.

Namun, sungguh bijak seandainya kita tidak membenci situasi yang mengharuskan kita berkompetisi, apalagi harus membenci pesaing kita. Sebab, ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dalam sebuah kompetisi jika kita bisa menyikapi dengan sudut pandang yang positif. Pertama, persaingan bisa menjadi bahan bakar untuk memacu perusahaan kita. Tanpa persaingan, mungkin kinerja kita sangat biasa, namun setelah ada ancaman dari kompetitor mau tidak mau kita harus meningkatkan kinerja kita sebaik mungkin. Kalau tidak, kita akan mati!

Kedua, persaingan membuat kita tahu posisi kita. Keberhasilan pesaing bisa kita gunakan sebagai barometer atau tolok ukur. Paling tidak, kita akan tahu apakah kita jauh tertinggal atau sekarang ini, kitalah yang jadi pemimpin pasar. Jika kita menyadari bahwa kita tertinggal, kita akan dengan cepat mengejar ketertinggalan itu. Ketiga, persaingan akan membuat kita makin kreatif dan inovatif. Tak ada istilah puas setelah mencapai titik tertentu, bahkan saat kita sudah menjadi pemimpin pasar sekalipun karena kita tak ingin posisi kita didahului oleh pesaing kita. Mau tidak mau, kita akan terus berupaya untuk kreatif dan inovatif. Keempat, khusus bagi Anda yang hidup dalam persaingan di antara sesama rekan kerja, yakinlah bahwa dengan adanya persaingan, Anda bisa memunculkan potensi terbaik yang Anda miliki. Anda akan terus melakukan perbaikan pribadi karena sebuah persaingan. Bukankah persaingan itu baik?

Tanpa persaingan, kita akan menjadi statis dan gagal mencapai yang terbaik dalam diri.

Diambil dan disunting dari:

Nama situs : Renungan Spirit
Alamat URL : http://www.renungan-spirit.com/
Penulis : Petrus Kwik
Tanggal akses: 5 Desember 2013
Kolom e-publikasi: 
Situs: 

Komentar