Pemimpin Muda Peka Zaman

Penulis : Eva Yunita
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2006
Ukuran : 12 x 19,5 cm
Tebal : 135 halaman

Agar alur kepemimpinan tidak berhenti, tongkat estafet kepemimpinan harus diteruskan dari generasi ke generasi. Namun, jalur kepemimpinan akan terhenti jika generasi penerus tidak dimunculkan. Untuk itu, sangat penting bagi generasi yang ada sekarang ini mempersiapkan calon-calon pemimpin untuk menjadi penerus. Kandidat yang berpotensi untuk mengemban tugas kepemimpinan adalah kaum muda. Mengapa? Karena anak muda memiliki sikap yang dinamis dan penuh semangat (antusias) terhadap perubahan dan memunyai energi yang besar sehingga mereka bisa menjadi senjata yang ampuh untuk meneruskan kepemimpinan. Apalagi kaum muda yang berkualitas dan berkompeten karena mereka telah diperlengkapi dan diurapi oleh Tuhan.

Eva Yunita, salah satu pemimpin wanita Gereja Kristen Kemah Daud Yogyakarta, menulis buku yang diberinya judul "Pemimpin Muda Peka Zaman". Buku ini muncul karena Eva dan rekan-rekannya yang tergabung dalam kelompok Pena Jaman merasa terusik dengan kaum muda sekarang yang terlena dengan "zona nyaman" mereka. Ia ingin mendobrak dan membangunkan kaum muda yang terlena dengan kenyamanan yang mereka nikmati dengan kata-kata yang menyentak.

Buku ini membahas Fenomena Anak Muda, Membangun Akar yang Baru, Membangun Batang yang Kuat, dan Proses Menghasilkan Buah. Dalam menyampaikan pendapat dan pemikirannya, penulis sering menggunakan ragam bahasa populer yang sering dipakai oleh anak-anak muda. Sekalipun isinya cukup pedas dan menohok, namun pesan yang terkandung dalam buku ini seharusnya dapat memberi motivasi baru bagi kaum muda untuk semakin antusias dalam melayani Tuhan, baik di gereja maupun di masyarakat. Namun yang ditekankan di dalam buku ini bukan antusias yang asal-asalan, melainkan yang masuk akal dan tidak berlawanan dengan kehendak Tuhan.

Secara keseluruhan, buku ini sangat pas untuk dibaca kaum muda yang berpotensi meneruskan kepemimpinan gereja yang kemungkinan saat ini sedang mengalami krisis. Sekali Anda baca, Anda akan terpicu untuk bangkit. Namun jangan berhenti seusai membaca, justru Anda harus terus bergerak maju dengan semangat antusiasme yang membara. Salam kebangkitan! Ditulis oleh: Sri Setyawati

Kolom e-publikasi: 
Situs: 

Komentar