Minat Saja Tidaklah Cukup

Banyak pemimpin menyamakan misi dan visi, tetapi mereka tidaklah sama. Martin Luther King Jr. memiliki sebuah visi -- sebuah mimpi -- untuk mengakhiri segregasi. Misinya melibatkan banyak metode, seperti pawai, pidato, dan pemboikotan untuk membantunya mewujudkan visi tersebut. Misi adalah tugas/pekerjaan yang harus dilakukan dalam rangka mencapai visi. Apakah gereja atau pelayanan Anda memiliki visi yang jelas tentang arah tujuannya dan suatu misi untuk mendukung visi tersebut menjadi nyata?

Saya mendengar banyak wanita yang terlibat di dalam pelayanan menyimpulkan tujuan mereka dengan kalimat sederhana "saya memiliki hati untuk orang-orang". Akan tetapi, hasrat saja tidaklah cukup. Kita memerlukan visi yang jelas tentang apa yang ingin kita capai, dan kita memerlukan sebuah perencanaan untuk mencapainya. Kita senang mengatakan bahwa visi kita sebagai orang-orang Kristen adalah untuk menolong semua orang menemukan jalan mereka kembali kepada Allah, tetapi angka-angka statistik berbicara lain. Sebuah survei yang dilakukan oleh Center for Church Effectiveness (Pusat Efektivitas Gereja - Red.) menunjukkan bahwa gereja injili rata-rata menuntun 1.7 orang kepada Yesus setiap tahunnya. Itu adalah angka yang mencengangkan. Aubrey Malphurs, penulis Advanced Strategic Planning (Perencanaan Strategis Tingkat Lanjut - Red.), mendeskripsikan gereja Amerika Utara sebagai berikut: "sebuah kapal tanpa kompas, berhanyut-hanyut tanpa tujuan di lautan." Gereja mungkin memiliki visi yang jelas, tetapi kita tidak memiliki perencanaan yang jelas untuk mewujudkannya.

Apa Visi Anda?

Banyak pendeta mengatakan bahwa visi gereja mereka adalah sumber ketegangan yang terbesar. Visi yang tepat menginspirasi dan mendorong orang untuk bertindak. Apakah visi Anda adalah untuk melihat orang-orang di dalam komunitas Anda dimuridkan setiap hari? Apakah visi Anda adalah untuk membantu omunitas para imigran belajar membaca? Barangkali visi Anda adalah untuk membantu para janda masuk universitas, atau memberikan rumah bagi orang-orang tuna wisma di dalam komunitas Anda.

Kita tidak bisa sekadar melihat gereja atau lembaga pelayanan yang lain dan dengan begitu saja meniru visi mereka. Setiap pemimpin, komunitas, dan lembaga pelayanan itu berbeda. Sebaliknya, gunakanlah waktu Anda untuk berdoa dan menyusun rencana bersama dengan Allah untuk menentukan ke mana Ia ingin membawa gereja atau lembaga pelayanan Anda.

Orang-orang pada zaman Nehemia tidak memiliki visi. Yerusalem terpuruk di antara reruntuhan. Akan tetapi, datanglah Nehemia, seorang pemimpin yang termotivasi dan saleh, yang memiliki visi untuk membangun kembali tembok Yerusalem. Ketika Nehemia mendengar bahwa tembok itu telah runtuh beserta gerbang-gerbangnya yang terbakar oleh api, ia menangis dan berkabung selama berhari-hari (Nehemia 1:4). Pernahkah Anda menghabiskan waktu untuk berkabung akan betapa gereja atau lembaga pelayanan Anda gagal mencapai tujuannya? Carilah arahan dari Allah untuk fase pelayanan Anda yang selanjutnya. Saya mendengar seorang pendeta pernah mengatakan bahwa sebuah lembaga pelayanan yang memiliki makna tidak dapat diciptakan dari akal pikiran kita. Sebaliknya, ia harus dilahirkan melalui doa. Ketika kita menggunakan waktu untuk berdoa dan berpuasa, mencari tahu kehendak Allah, Ia akan menuntun kita menuju visi yang jelas. (t/Odysius)

Nama situs: Gifted for Leadership
Alamat URL: http://www.christianitytoday.com/gifted-for-leadership/2016/january/pass...
Judul artikel: Passion Is Not Enough
Penulis artikel: Saleama A. Ruvalcaba
Tanggal akses: 22 Juli 2016

Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 

Komentar