CENTER>

Bagian D 13
MEMPERSIAPKAN SEBUAH
KHOTBAH / PEMAHAMAN ALKITAB

Oleh : Geralds Rowlands
ISI UNTUK BAGIAN INI

D13.1 - Homelitik
D13.2 - Khotbah Tekstual
D13.3 - Khotbah Penjelasan
D13.4 - Khotbah Biografis
D13.5 - Pengkhotbah

Bab 1
Homelitik

Pendahuluan

Memberitakan Firman Tuhan adalah salah satu kesempatan terbesar yang dipercayakan pada manusia. Ini juga merupakan salah satu tanggung jawab terbesar manusia.

Melalui kebodohan pemberitaan Injil (1 Kor 1:21) Tuhan telah memilih untuk menyatakan diriNya sendiri pada manusia. Pengenalan akan Tuhan ini disampaikan melalui pemberitaan Injil, hal ini dapat menuntun manusia menuju keselamatan kekal melalui iman di dalam Yesus Kristus. Hal ini juga mampu merubah manusia kepada gambar dan rupa Allah (2 Kor 3:18).

Halaman-halaman buku ini memuat prinsip-prinsip dasar yang sederhana untuk memberitakan Injil. Isi buku ini diarahkan khususnya pada ribuan pemimpin gereja yang oleh karena situasi yang dihadapinya tidak bisa mendapatkan latihan cukup untuk mengembangkan keahlian-keahlian mereka yang tak nampak.

Catatan-catatan ini sebenarnya diperuntukkan bagi murid-murid "Sekolah Pelatihan Kristen Afrika" di Harare, Zimbabwe.

Saya juga ingin berterima kasih atas pengertian dan ilham yang saya dapatkan dari membaca "Catatan tentang Homelitik" oleh Aaron Linford (Inggris).

Pelayanan selama tujuh tahun di Afrika telah membuat saya berhubungan dengan ribuan pendeta dan pimpinan gereja dimana kebanyakkan mereka tidak pernah memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan formal dalam seni berkhotbah dan pengajaran. Mereka tidak dapat mempelajari prinsip-prinsip berkhotbah; dan akibatnya, kemampuan dan keahlian mereka sebagian besar tidak berkembang. Keterbatasan mereka itu membuat miskin rohani jemaat-jemaat yang dipimpinnya. Pelayanan pemberitaan Injil yang mencukupi sangat penting untuk pertumbuhan dan pembangunan rohani jemaat. Latihan-latihan sederhana ini dengan penuh kasih dipersembahkan bagi para pemimpin gereja tersebut.

Seni berkhotbah disebut "HOMELITIK", yang diambil dari kata-kata bahasa Yunani, homileo dan homilia, yang artinya "ditemani oleh, yaitu, berbicara dan berkomunikasi".

Kisah Para Rasul 20:11 didasarkan atas homileo. Perhatikan bagaimana hal ini diterjemahkan ke dalam Alkitab versi The Living Bible : "Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; seusai makan, masih lagi menyampaikan (homileo) Firman, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat!".

Homelitik berhubungan dengan semua studi tentang hal-hal yang berhubungan dengan seni berkhotbah. Khotbah yang baik (komunikasi) dilahirkan dari kebersamaan-persahabatan dan persekutuan yang baik.

Ada 2 aspek berbeda yang terlibat di dalam penyampaian Firman : Pertama, keIlahian; yang kedua adalah Kemanusiaan!

A. BAGAIMANA MENJADI EFEKTIF

Pemberitaan Firman adalah suatu seni mengkomunikasikan kebenaran ilahi melalui kepribadian manusia. Seorang pemberita Firman pada intinya adalah seorang komunikator.

Dia menerima kebenaran dari Tuhan dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada manusia.

Allah memberikan wahyu; manusia menyiapkan penyajiannya.

Untuk melakukan hal ini secara efektif, seorang pemberita Firman harus memperlajari beberapa hal dengan baik.

1. Menantikan Tuhan

Pertama-tama, seorang pemberita Firman harus menanti Allah. Si pemberita Firman harus belajar bagaimana berdiam diri di hadirat Tuhan, dan membedakan antara suara Tuhan dengan suara rohnya sendiri (lihat bagian A2.1 dan A2.2 sebagai instruksi tambahan untuk hal ini). Setiap berita Firman yang berharga, berasal dari hati dan pikiran Tuhan, yaitu sumber segala kebenaran. Tuhanlah sumber pancaran segala pengetahun. Tugas efektif pertama seorang pemberita Firman adalah belajar menerima pikiran-pikiran Tuhan. Sangat jarang seorang pemberita Firman dapat mendengar suara Tuhan secara langsung (dengan suara yang dapat ditangkap dengan telinga).

Kebenaran ilahi akan turun secara lembut di dalam roh pemberita Firman seperti turunnya embun di pagi hari. Seorang pemberita Firman yang prospektif harus dengan sabar menanti di dalam hadirat Tuhan. Di sanalah ia akan menerima pikiran-pikiran dan kebenaran-kebenaran yang sangat berharga yang akan diberikan oleh Tuhan dengan limpahnya bagi orang yang dengan tekun mencari Dia.

Menghabiskan waktu di dalam hadirat Tuhan akan menjadi suatu kebiasaan yang sangat baik. Sediakan beberapa waktu tertentu setiap hari untuk memasuki hadirat Tuhan dan nantikan Dia dengan tekun. Anda akan segera mengetahui bagaimana menerima suara Tuhan yang berbicara dengan lembutnya di dalam roh anda.

Kita tidak seharusnya memasuki hadirat Tuhan semata-mata hanya untuk "mendapatkan bahan khotbah". Kita butuh untuk masuk dalam hadirat Tuhan pertama-tama agar kita memberikan diri untuk terus menerus diperiksa dan dinasihati oleh Tuhan.

Dengan tergesa-gesa masuk dalam hadirat Tuhan karena ada tujuan tertentu seperti "membutuhkan bahan khotbah esok hari" adalah sebuah sikap yang salah, sehingga mustahil kebenaran Allah yang ajaib bisa diterima. Pertama-tama kita harus berusaha untuk mengijinkan kebenaran Allah itu mempengaruhi hidup kita terlebih dahulu, sebelum kita membagikan pada orang lain.

2. Pelajari Alkitab

Idealnya, seorang pemberita firman Allah harus membawa Alkitabnya ketika ia datang di hadapan Tuhan. Adakan waktu duduk dengan tenang dan sabar di hadapan Tuhan dengan Alkitab tersedia di tangan. Minta pada Tuhan agar menerangkan firman dan memberikan wahyu dari firmanNya.

Berdoalah sungguh-sungguh untuk mencari bimbingan, hikmat dan petunjuk-petunjuk dari Tuhan di dalam FirmanNya. Bukalah Alkitab di hadapan anda dan bacalah di hadapan hadiratNya.

Sangat baik apabila kadangkala kita mengikuti suatu pola dalam membaca firman Tuhan secara rutin, mulailah membaca ayat yang belum terbaca sehari sebelumnya. Hal ini membantu kita untuk membaca Alkitab secara menyeluruh dan konsisten, daripada membaca dengan mengambil ayat sana-sini serta mengabaikan porsi keseluruhan Alkitab.

Di lain waktu, melalui ilham Roh Kudus kita dapat mencari ayat di mana kita harus membacanya. Dengan cara ini kita tidak akan terjebak dalam kegiatan rutin yang membosankan.

3. Sediakan Sebuah Catatan

Sangatlah penting membuat catatan untuk menuangkan pemikiran-pemikiran dan ide-ide yang datang pada saat kita bersaat teduh.

Karena kita akan terheran-heran jika mengetahui betapa seseorang ternyata dapat dengan mudah cepat lupa kebenaran-kebenaran yang sangat indah, jika tidak secepatnya menuangkan pikiran-pikiran/ide selagi masih segar dalam ingatan kita.

Berlatihlah menulis setiap kali datang pemikiran-pemikiran penting disaat anda sedang membaca firman dengan penuh doa. Bila ada satu tema muncul dalam ingatan anda, terus kembangkan tema itu sejauh kemampuan anda dan catatlah segala sesuatu yang dapat anda tuangkan ke dalam tema itu. Maka dengan cara demikian suatu bahan khotbah dapat cepat dikembangkan dengan baik.

Bacalah buku catatan itu seluruhnya sekali waktu. Isi catatan yang ada di dalamnya akan berkembang di dalam hati anda. Anda akan mengalami bahwa beberapa dari tema-tema itu akan memenuhi pikiran anda selama berminggu-minggu, secara terus-menerus dan berkembang bila anda merenungkannya.

Biasakan bercakap-cakap dengan Tuhan tentang firmanNya. Bila ada hal-hal yang tidak saudara mengerti, mintalah Roh Kudus untuk membukakan artinya pada anda. Mintalah Roh wahyu bagi anda (Ef 1:17).

Kemudian belajarlah menanti dengan tenang dan sabar dihadapan Allah. Selama Tuhan dengan lemah lembut mengarahkan jawaban-jawaban ke dalam roh anda. Catatlah jawaban-jawaban itu ketika datang pada anda. Masukkan kebenaran itu ke dalam catatan anda. Jangan mempercayakan kebenaran itu pada ingatan anda saja. Ingatan yang paling kuat sekalipun harus di dukung oleh catatan.

4. Di Sucikan oleh Firman

Berusahalah untuk menghindari sikap yang mencari apa yang dikatakan Tuhan supaya bisa dikhotbahkan pada hari Minggu pagi. Jangan selalu mencari peluru rohani supaya dapat ditembakkan ke orang lain. Kenalilah kebutuhan pokok hati anda. Biarkan Tuhan berurusan dengan hatimu melalui firman dan RohNya. Biarlah firman mencuci dan membersihkan anda terlebih dahulu.

Salah satu cara memberitakan firman yang paling baik adalah membagikan apa yang sudah Tuhan katakan pada anda tentang cara Tuhan membersihkan dan menegur anda.

Memberi makan jiwa anda sendiri adalah sangat penting. Banyak pemberita Firman jatuh ke dalam jebakan karena mereka sangat bersungguh-sungguh mencari makanan bagi jemaatnya padahal kesehatan rohani mereka sendiri terabaikan.

Inilah salah satu resiko di dalam pelayanan, yang diekspresikan di dalam Kidung Agung 1:6 " ... aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku sendiri tak kujaga".

Kadang-kadang seorang gembala sidang begitu giat memelihara kemakmuran rohani domba-dombanya. Sementara dia mengabaikan kehidupan rohaninya sendiri. Hal ini adalah salah satu alasan utama yang menyebabkan hamba-hamba Tuhan mengalami kejatuhan. Seorang hamba Tuhan tidak boleh mengabaikan kehidupan rohaninya sendiri.

Biarlah firman Allah berakar di dalam hati dan roh anda sendiri. Biarlah ia bertumbuh dengan kuat di dalam kehidupan dan pengalaman pribadi anda, sehingga bila anda memberitakan firman, anda akan melayaninya dengan dasar pengalaman pribadi anda sendiri. Anda tidak akan berkata-kata teori saja, tetapi membagikan sesuatu yang telah anda mengerti dan alami sendiri secara utuh.

Ayat berikut ini mengajarkan kita hal tersebut. "Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya" (2 Tim 2:6 nkjv).

Apa yang anda tanam dan tuai (dalam pengertian rohani) - anda harus mengambil bagian di dalamnya (mengalaminya) sebelum memberi makan orang lain. Anda tidak boleh memberi makan orang lain dengan makanan yang anda belum pernah makan terlebih dahulu. Anda tidak boleh mencoba menuntun orang lain pada satu jalan dan jalur yang belum anda tempuh sebelumnya.

Sementara firman Allah mewujudkan dirinya (tinggal di dalam anda), anda sendiri akan menjadi sebuah pesan dari Allah. Anda tidak seharusnya menjadi orang yang sekedar menyampaikan khotbah hafalan, tetapi sebagai seorang yang kehidupan dan gaya hidupnya sebagai hamba Allah, akan memberkati dan menguatkan orang-orang yang mengenal dan mendengar anda.

B. DUA IDE YANG SALAH TENTANG HOMELITIK

Paling sedikit ada dua kesalahan umum yang cenderung dilakukan orang sehubungan dengan homeletik.

1. "Tidak Perlu Persiapan"

Ide salah yang pertama adalah anggapan bahwa persiapan itu tidak perlu dan hal itu menandakan kurangnya iman. Orang-orang yang mempunyai pandangan seperti ini cenderung menganggap bahwa iman yang sesungguhnya tak begitu memerlukan persiapan pikiran, lalu berdiri begitu saja dihadapan jemaat - percaya bahwa Tuhan anak mensuplai kata-kata untuk dikhotbahkan.

Ayat kitab suci favorit bagi orang-orang semacam ini adalah Mazmur 81:11 "... bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh". Konteks Mazmur secara keseluruhan menunjukkan bahwa ayat ini tidak ada hubungannya dengan pemberitaan firman sama sekali! Kecenderungan untuk mengabaikan konteks alkitabiah dari kitab suci biasanya dilakukan oleh orang yang berpandangan demikian (tidak perlu persiapan). Ia menolak dikatakan sebagai orang yang tidak bertanggung jawab dan bersikap kurang matang. Orang tipe ini suka berbicara omong kosong. Kita tidak seharusnya menyalahkan Tuhan karena firman-firmanNya.

Memang tidak disangkal ada tempat untuk inspirasi/wahyu dari Tuhan, tetapi harus juga disediakan tempat yang cukup untuk sebuah persiapan.

2. "Cukup dengan Kemampuan Manusia"

Kesalahan yang kedua ini juga hampir seekstrim yang pertama. Dalam hal ini, kepercayaan yang sepenuhnya ditekankan pada persiapan dan kemampuan manusia. Di sini ketergantungan pada Roh Kudus kecil atau tidak ada sama sekali, tetapi ada rasa percaya diri dari hasil latihan dan pengembangan bakat alami.

Latihan semacam itu memang bisa menghasilkan cara berbicara yang menarik dan meyakinkan. Bagaimanapun, hanya urapan Roh Kudus dalam berita yang disampaikan yang dapat melayani orang-orang dengan kehidupan dari Tuhan.

Yang benar adalah bahwa pelayanan yang efektif membutuhkan aspek keilahian dan kemanusiaan. Tuhan pasti memberkati dan mengurapi bahan-bahan pemikiran yang telah didoakan secara tekun dan yang telah dipertimbangkan masak-masak.

Biarlah persiapan anda diisi oleh persiapan yang sudah dipikirkan matang-matang dan disertai doa yang sungguh-sungguh. Pastikan anda akan melakukan yang terbaik dan semampunya, tapi pastikan juga bahwa kepercayaan anda ada pada Tuhan, bukan pada diri anda sendiri. Percayakan pada Dia bahwa Ia akan memberkati dan mengurapi firman yang anda bawakan.

C. EMPAT BAGIAN (DAERAH) HOMELITIK

Ada empat bagian besar mengenai homelitik:

1. Konsep

Ini ada hubungannya dengan bagaimana cara mendapatkan tema inti untuk bahan khotbah, yang merupakan suatu seni untuk mengetahui bagaimana menerima berita dari Tuhan. Ini berhubungan dengan bagaimana mendapatkan ide dan tema yang pertama untuk sebuah khotbah.

Seringkali, benih pikiran disebarkan dalam pikiran, dan dapat tinggal di dalamnya selama berbulan-bulan selama benih-benih itu tumbuh pada suatu ukuran dan proporsi yang sesuai untuk dibagikan pada orang lain. Melalui pengalaman seseorang dapat mengembangkan kemampuan mengingat-ingat dari satu baris tentang kebenaran itu menjadi suatu khotbah yang sesuai untuk dibagikan di antara anak-anak Tuhan lainnya. Selagi anda merenungkan firman, akan muncul suatu aspek tertentu yang bergetar dari dalam diri anda berasal dari apa yang anda baca, sesuatu seperti bernyala di hadapan anda. Sesuatu yang seakan melompat dari halaman bukunya.

Lalu akan ada perasaan yang menggelora di dalam diri anda. Sepertinya anda baru saja menemukan sebuah bongkahan emas yang besar! Anda rasanya hampir-hampir tidak sabar untuk memecahkannya sampai terbuka dan menyelidiki nilainya lebih lanjut!

2. Komposisi

Dalam menerima ilham atas suatu kebenaran tertentu itu, anda harus mulai melakukan analisa untuk menemukan semua isi dari kebe-naran tersebut. Di sinilah catatan anda berperan penting! Selagi anda merenungkan dengan penuh doa, tulislah pelan-pelan setiap pikiran yang muncul dalam pikiran anda.

Pada tahap ini, anda dengan mudah dapat membuat sebuah daftar dari setiap ide yang muncul tentang subyek yang anda kerjakan. Teruslah bertekun dengan subyek (pokok bahasan) itu sampai anda merasa luber oleh subyek itu dan membuka setiap bagian yang masih bisa dibuka dari kebenaran yang terkandung dalam subyek anda tersebut.

Jangan mempedulikan urutan dan kerapian pada tahap ini. Anda hanya harus menulis dengan cepat supaya dapat mengikuti aliran ilham yang anda terima. Pastikan anda mencatat semuanya di atas. Anda dapat mensortirnya setelah selesai kemudian.

3. Konstruksi (Penyusunan)

Setelah anda lelah mengalanisa bahan subyek anda dan mendaftar setiap aspek kebenaran yang dapat anda temukan, anda harus mulai menyusun pikiran-pikiran itu di dalam suatu urutan yang benar. Hal ini sangat penting supaya anda dapat mendoakannya lebih lanjut mengenai subyek anda.

Menyusun bahan tersebut ke dalam suatu urutan yang tepat akan sangat membantu anda. Hal ini juga akan membantu anda dalam menampilkan subyek anda pada orang lain. Dengan membagikan buah pikiran yang dikembangkan secara berurutan, orang lain dapat tertolong mengerti dan mengikuti jalannya pembicaraan anda. Apabila pesan firman yang anda sampaikan campur aduk menjadi satu akan sulit bagi orang lain untuk menyerap berita yang akan anda sampaikan. Tujuan penyusunan khotbah adalah membuatnya sejelas dan sesederhana mungkin hingga mudah ditangkap oleh pendengar.

Ini adalah inti pokok sebuah penyusunan khotbah penting sekali bagi setiap pengkhotbah untuk dapat mengembangkannya.

4. Komunikasi

Akhirnya kita sekarang tiba pada bagian bagaimana cara membawakan/mempresentasikan khotbah :

Konsep-konsep ini memuat aspek-aspek inti dari mempersiapkan sebuah khotbah. Kita akan mempelajari konsep-konsep ini lebih dalam lagi.

D. TIGA TIPE PERSIAPAN KHOTBAH

1. Khotbah yang Tertulis

Ini adalah sebuah metode yang membutuhkan waktu persiapan yang cukup lama. Metode ini memerlukan catatan yang sangat banyak. Kadang-kadang, seluruh isi khotbah ditulis sebelum disampaikan. Pembicaranya tahu persis apa yang harus ia katakan dan bagaimana cara mengatakannya. Setiap pemikiran yang ada ditulis seluruhnya.

Cara seperti ini sering membutuhkan banyak kertas catatan. Cara ini memberi perhatian pada hal-hal yang sangat mendetil, yaitu bagaimana susunan kalimatnya, kata-kata yang tepat yang akan digunakan. Setiap aspek yang direncanakan ada pada khotbah dipertimbangkan secara mendetil.

Metode ini memiliki keuntungan-keuntungan dan kelemahan-kelemahan. Kebaikannya adalah bahwa seluruh bahan khotbah sudah dikerjakan dengan sedemikian mendetil dan dengan sangat teliti. Karena itu setiap daerah dari kebenaran yang relevan itu harus mempunyai alasan yang cukup. Tidak ada informasi sedikitpun yang tertinggal. Dapat dipastikan bahwa gaya persiapan seperti penyusunan khotbah seperti ini setiap pokok bahasannya (subyeknya) mendapatkan penanganan yang lengkap dan menyeluruh/lengkap.

Kelemahan metode ini adalah seringkali saat khotbahnya berlangsung ternyata tidak menarik dan tidak dapat menguasai perhatian pendengarnya. Khotbah yang dipersiapkan dengan cara ini seringkali menjadi sangat membosankan.

2. Tipe Catatan Kerangka

Ini adalah metode yang paling sering digunakan dan yang saya rasakan paling efektif. Catatan dibuat sesingkat mungkin, menyediakan garis-garis besar yang cukup dari khotbah itu untuk membangkitkan memori dari pengkhotbah.

Catatan-catatan singkat itu akan membentuk suatu "kerangka" dari berita khotbah. Artinya, catatan-catatan tersebut adalah tulang-tulang yang dapat memberi bentuk dan susunan dari khotbah yang ingin disampaikan oleh pengkhotbah. Selagi pengkhotbah itu berbicara, ia menaruh "daging" pada tulang-tulang catatan itu dan "tubuh" pada khotbahnya. Pengkhotbah itu mengembangkan pemikiran-pemikiran yang dibacanya dari catatan kerangka tersebut.

Metode ini memberi kesempatan pada pengkhotbah untuk bergerak lebih leluasa. Si pengkhotbah tidak terlalu terikat dengan catatannya. Dia akan lebih terbuka untuk menerima ilham yang akan sering datang kepadanya selagi ia berkhotbah.

Penyampaian firman akan lebih spontan dan menarik, tetapi kerangka khotbah tetap membimbing pikirannya sesuai dengan rencana yang telah disusunnya. Dia akan mampu memberi cakupan dan alasan-alasan yang cukup yang telah dipikirkan masak-masak atas subyek yang disampaikannya, tetapi meskipun demikian penyampaian Firman tidak membosankan untuk didengarkan.

3. Khotbah yang Tidak Direncanakan

Gaya pemberitaan firman semacam ini bersifat spontan dan biasanya pada saat penyampaiannya tidak disertai catatan apapun. Subyek yang disampaikan sering dipikirkan masak-masak serta hati-hati sebelum disampaikan, hati dan pikiran si pembawa firman dipenuhi oleh aspek-aspek vital dari pesan firman yang akan disampaikannya.

Gaya semacam ini sering diterapkan pada khotbah yang melibatkan lebih banyak ilham. Firman khotbah penginjilan akan dapat disampaikan dengan lebih efektif lewat cara ini.

Firman yang dibawakan mengalir dari hati dan sering diikuti emosi yang cukup kuat.

Penyampaian firman semacam ini biasanya menarik dan berpengaruh bila disampaikan oleh pengkhotbah yang ahli dan berpengalaman. Khotbah semacam ini sekaligus menggetarkan emosi dan membuka pikiran kita.

Ada dua kelemahan yang kuat di dalam gaya ini. Pertama khotbah semacam ini sering kekurangan arti konteks yang sesungguhnya, lalu roh dan pikiran pendengarnya tidak terbangun. Kedua, penyampaian firman dapat disampaikan dengan luapan emosi yang berlebihan, hingga tidak masuk akal juga tidak memberi keyakinan.

4. Ringkasan

Saya ingin menyarankan pemakaian catatan tipe kerangka itu dikombinasi dengan hal-hal yang baik yang ada pada 2 gaya yang lainnya. Catatan-catatan yang dibuat tidaklah perlu sedemikian berat agar si pemberita firman tidak terikat pada catatan itu. Ada kesempatan bergerak lebih leluasa dengan pikiran yang terus terbuka bagi masuknya ilham yang segar walaupun masuknya ilham terjadi pada saat ia sedang berkhotbah.

Namun di samping itu, pengkhotbah memiliki suatu susunan pemikiran yang teratur di hadapannya dan ia tidak akan berdiri di depan pendengarnya berbicara secara acak-acakan mengenai konsep-konsep yang tidak ada hubungannya satu dengan yang lainnya.

Catatan bentuk kerangka ini cocok dipakai untuk mengajar dan berkhotbah. Bentuk dan isi catatan yang digunakan untuk mengajar memerlukan penanganan yang lebih penuh pada tiap subyeknya jadi di sini sangat diperlukan adanya catatan.

Sangatlah sulit bagi seorang guru untuk mencakup semua subyek yang dimilikinya tanpa bantuan beberapa catatan.

Karena itu saya ingin menganjurkan anda mengkonsentrasikan diri untuk menguasai catatan tipe kerangka ini. Pakailah metode ini pada saat anda mempelajari sesuatu. Selagi anda merenungkan isi Alkitab, cobalah membuat catatan singkat yang sederhana dari ilham dan wahyu yang anda terima.

Cara seperti ini juga akan membantu anda menyusun konstruksi/susunan pesan yang akan anda sampaikan. Membiasakan diri membuat catatan tipe kerangka akan sangat menolong khususnya ketika anda berdiri untuk berkhotbah. Cara ini akan membantu anda melatih pikiran anda untuk memiliki pola pemikiran yang teratur, serta membantu anda melancarkan pesan yang anda bawakan, menjadikannya lebih mudah untuk didengar.

E. TUJUH MACAM KHOTBAH

Sekarang saya ingin memperkenalkan kepada anda tujuh macam khotbah yang berbeda-beda. Saya akan mencoba menjelaskan secara singkat ide di balik setiap jenis dan bagaimana anda dapat menggunakannya.

Seorang pendeta hendaknya membiasakan diri dengan setiap tipe khotbah tersebut. Ini akan memberikan tambahan variasi dalam setiap pelayanannya, dan membuat pelayanannya makin menarik bagi sidang jemaat yang mendengarnya setiap minggu.

Selang beberapa waktu, hal ini akan membantu untuk menyajikan ulasan yang lebih luas mengenai kebenaran-kebenaran Alkitab. Pelayanan setiap pemberita firman diperkaya dengan kepandaian yang beraneka ragam.

1. Tekstual/Berdasarkan Teks

Gaya ini biasanya didasarkan pada suatu ayat Alkitab yang relatif pendek. Pada kenyataannya, sesuai dengan judulnya, biasanya khotbah ini didasarkan pada satu "teks" Kitab Suci.

Hal ini melibatkan pemilihan pernyataan yang tepat dari Kitab Suci. Kemudian anda menyelidikinya, menganalisanya dan menemukan semua kebenaran yang terkandung di dalamnya.

Kemudian anda menyajikan materi itu dengan susunan rapi dan progresip hingga memudahkan pendengar untuk mengerti.

2. Topikal/Berdasarkan Topik

Di sini tujuan pengkhotbah adalah untuk menyajikan sebuah topik yang khusus pada jemaat.

Sebagai contoh, mungkin ia mengambil sebuah pokok bahasan mengenai "pembenaran" lalu pertama-tama ia akan mencari segala sesuatu yang dikatakan Alkitab atas pokok persoalan yang memikat ini.

Kemudian dia akan menyusun semua referensi dari Alkitab dan buah-buah pikiran yang didapatkannya ke dalam sebuah format yang tersusun rapi. Kemudian dia mengembangkan temanya dengan sepenuh dan setepat mungkin. Tujuannya adalah menceritakan kepada pendengarnya segala sesuatu yang harus mereka ketahui mengenai pokok bahasan yang penting ini.

Tentu saja, dia tidak mungkin dapat melakukannya dalam satu kali mengajar saja; maka dengan ini dia akan menyiapkan satu seri khotbah atau pengajaran mengenai pokok bahasan yang sama. Hal ini akan memberikan pengupasan yang lebih lengkap terhadap topik tersebut.

Konkordansi topik seperti di dalam buku The Shepherd's Staff sangat diperlukan untuk mempersiapkan khotbah semacam ini. Di dalam buku itu orang akan dengan cepat dapat menemukan referensi Alkitab mengenai topik yang bersangkutan.

Alkitab referensi yang baik juga akan sangat menolong. Hal ini juga akan membantu anda menyelami tema yang anda dapatkan di seluruh Alkitab.

3. Tipikal/Berdasarkan Tipe

Ini adalah seni mengupas, menggali dan mengkomunikasikan kebenaran yang tersembunyi dibalik "tipe-tipe" yang ada di dalam Alkitab.

"Tipe" bisa berarti satu pribadi, obyek atau kejadian yang merupakan simbul dari seseorang atau sesuatu yang dinubuatkan akan terjadi. Ada kesamaan karakter dengan orang atau kejadian yang dinubuatkan.

Dalam penerapannya di dalam Alkitab, hal ini mengarah pada tokoh Alkitab atau kejadian yang mewakili hal-hal yang akan terjadi di masa depan.

Contohnya, Domba Paskah di kitab Keluaran adalah tipe dari Kristus. Setiap detail dari Domba Paskah bernubuat tentang peran Kristus sebagai penebus yang akan digenapkan sebagai "Anak Domba Allah" (Yoh 1:29). Setiap simbol yang berbentuk nubuatan digenapkan pada waktu Kristus mati bagi dosa dunia.

Tipe-tipe Alkitabiah sering menunjukkan pada "bayangan sesuatu yang akan datang" (Ibr 8:5; 10:1). Orang-orang dan kejadian-kejadian semacam ini adalah seperti seorang yang berjalan dan matahari berada dibelakangnya. Tubuh mereka membuat bayangan ke depan. Bayangan di depan mereka menggambarkan sesuatu yang akan datang.

Hukum Taurat Allah adalah bayangan dari segala sesuatu yang baik di masa mendatang. Hal ini melambangkan bayangan akan keadaan yang lebih baik di dalam Kristus (Ibr 10:1).

"Hari-hari kudus" di perjanjian lama juga merupakan bayang-bayang dari hal yang akan datang (Kol 2:17). Hari-hari kudus itu sendiri tidak mempunyai arti yang lengkap. Sebagian penggenapan bertujuan untuk memperjelas nubuatan tentang keadaan yang akan datang.

Tafsiran dan penjelasan terperinci tentang tipe-tipe di dalam Alkitab adalah tugas khusus; ini perlu kecakapan dan kedewasaan pengetahuan pokok Alkitab.

Mereka yang baru bertobat hendaknya menghindari cara berkhotbah yang terlalu dalam, sebab tafsiran yang tidak tepat dapat merugikan dan menyebabkan kesalahan.

Pengetahuan akan seluruh Alkitab perlu bagi para pengajar. Mereka harus dilengkapi dan didasari isi Alkitab secara menyeluruh.

a. Prinsip Penggunaan. Jika pertama kali anda mengajar tipe-tipe Alkitab, hendaknya mengingat dasar berikut ini dan mengikutinya.

1) Gunakan Tipe yang Lebih Sederhana. Mulailah dengan tipe yang sederhana, yang bisa dimengerti dengan jelas.

2) Usahakan Tetap Pada Interpretasi yang Umum. Jangan sekali-kali mencoba untuk menafsirkan setiap detil, tetaplah pada garis besar kebenaran secara umum.

3) Jangan Terpaku Pada Ajaran Tertentu. Jangan hanya terpaku pada ajaran tertentu saja.

4) Ilustrasi dari Doktrin Jangan mengajarkan ajaran berdasarkan doktrin anda. Tipe pelajaran hendaknya menjadi ilustrasi bagi doktrin.

5) Terbukalah untuk Dikoreksi Terimalah dengan besar hati jika ada koreksi dari mereka yang lebih matang daripada anda.

4. Secara Ekspositori

Dengan metode ini, kita berusaha untuk menguraikan secara terperinci makna dan kebenaran yang terkandung dalam bacaan tertentu dalam Kitab Suci. Kita mencoba untuk menunjukkan kebenaran yang sering tersembunyi di antara kata-kata pada halaman tertentu. Ini merupakan metode yang baik sekali untuk mengajarkan seluruh nasehat Allah (Kis 20:27).

Anda dapat mengambil sebuah topik dari Alkitab, dan menjelaskan maknanya pasal demi pasal. Mungkin anda dapat mengambil satu pasal setiap minggu - dan terus masuk ayat demi ayat, menjelaskan kebenaran dan artinya yang penting. Dapat juga dikembangkan menjadi satu seri pelajaran Alkitab yang lengkap, dibutuhkan waktu berbulan-bulan atau berminggu-minggu.

Maka selang beberapa tahun, sidang jemaat akan terbiasa dengan setiap bagian dalam Alkitab, yang didalamnya Allah ingin menyampaikan seluruh kebenaranNya agar umatNya diperkaya dan dilengkapi secara rohani.

5. Secara Biografis

Biografi adalah kisah hidup seseorang. Metode ini mempelajari hidup dari beberapa tokoh yang kita temukan dalam Alkitab. Setiap biografi yang dicatat dalam Alkitab memiliki arti yang penting bagi kita, dan itu penting untuk diajarkan pada kita.

Pelajaran mengenai tokoh-tokoh Alkitab sangat memikat dan menarik. Pilihlah salah satu tokoh, baca dan pelajarilah setiap bagian dalam kehidupannya yang terdapat dalam Alkitab. Buatlah catatan jika ada sesuatu yang terlintas dalam pikiran.

Mulai rangkum secara berurutan. Urutannya sebagai berikut :

Semua ini merupakan hal yang menarik dan informatif yang dapat kita pelajari dari beraneka ragam kehidupan orang-orang yang ada dalam Alkitab.

6. Secara Analitis

Tipe khotbah ini berkaitan dengan analisa yang mendetail dan menarik kebenaran sebanyak-banyaknya mengenai sebuah subyek. Dari kebenaran ini, dapat diajarkan pokok yang mendasar.

7. Secara Analogis

Sebagian besar isi Alkitab ditulis dalam bentuk analogi. Suatu bentuk yang mengajarkan kebenaran lewat sebuah kasus. Para penulis sering menggunakan sebuah subyek alamiah untuk mengajarkan kebenaran rohani. Hal ini memaparkan kesamaan dan membandingkan hal-hal yang berfungsi sama.

Khotbah secara analogis berusaha untuk mendapat kebenaran yang ada dalam sebuah analogi.

Bab 2
Khotbah Tekstual

Marilah kita kini memeriksa persiapan khotbah tipe tekstual secara lebih terperinci. Sebelumnya saya telah memberikan definisi metode ini sebagai analisa dan penjelasan dari sebuah bagian yang singkat dari kitab suci, biasanya satu ayat tunggal atau teks.

A. KEUNTUNGAN MEMILIKI SEBUAH TEKS

1. Merebut Perhatian

Pembacaan sebuah teks yang menarik segera akan merebut perhatian hadirin, dengan cara demikian kita akan mempunyai jemaat yang penuh perhatian. Mereka akan tergoda untuk melihat bagaimana kita akan menguraikannya. Mereka ingin mengetahui ide-ide dan pengertian apa yang akan kita bawakan dari teks itu. Pikiran pendengar dirangsang dengan penuh harapan untuk mendengar dan ini akan membuat jemaat menjadi tertarik.

2. Mencegah untuk Melantur

Sebuah catatan khusus dapat membantu mencegah pengkhotbah melantur keluar dari pokok bahasannya. Adalah suatu hal yang sulit bagi para pendengar untuk tetap aktif bertahan dalam memperhatikan seorang pembicara yang menyimpang/melantur dalam presentasinya.

Dengan memiliki sebuah catatan khusus dan sebuah konteks darimana kita telah mengambil pokok permasalahan, hal ini akan membantu kita dan menghindarkan penyimpangan. Bahkan dapat mempertahankan perhatian aktif pendengar.

3. Mempertahankan Khotbah Tetap Alkitabiah

Memusatkan khotbah pada bagian tertentu dari kitab suci membantu pengkhotbah tetap alkitabiah. Dengan menyajikan ayat langsung dari Alkitab, khotbah kita pasti mempunyai dasar alkitabiah. Perkuatlah tema anda dengan bagian lain yang berkaitan dalam Alkitab.

Sebaliknya bila topik yang kita sampaikan tidak berdasarkan Alkitab, namun berdasarkan budaya, sosial, psikologi, dan lain-lain, maka isinya juga tidak akan berbeda dengan sumber-sumber itu. Hal ini tidak baik. Padahal kita diperintahkan untuk - "Beritakan Firman!" (2 Tim 4:2).

4. Menambah Keberanian

Berkhotbahlah langsung dari sumber Alkitab. Hal ini dapat menambah keberanian dan wibawa dalam berkhotbah, apalagi bila secara tegas firman Tuhan itu diberitakan, akan ada urapan Roh Kudus di atas kita. Tuhan mengurapi firmanNya.

Pernyataan-pernyataan yang langsung diambil dari Alkitab dapat disajikan dengan perasaan yang lapang dan penuh keyakinan. Hal ini karena kita tidak menyajikan ide kita sendiri, melainkan memberitakan sesuatu yang Tuhan kehendaki untuk disampaikan.

Hal ini membawa penekanan dan wibawa ketika kita menyatakan, `Alkitab Berkata!' dan kemudian baca atau bukakan ayatnya dan berikan artinya.

Di suatu kesempatan murid-murid pergi "memberitakan firman" dimana Tuhan bekerja bersama mereka, meneguhkan firman dengan tanda-tanda yang menyertai. Tuhan "bekerja dengan firmanNya" (Mrk 16:20).

5. Membantu Mengingat Firman

Sebuah catatan yang baik membantu untuk menanamkan firman di pikiran pendengar. Mereka akan mengingatnya setelah jangka waktu yang lama. Pada saat mereka mengingat firman yang pernah kita bawakan, maka ayat-ayat yang telah kita pakai sebagai dasar dari khotbah akan menjadi sangat hidup di ingatan mereka.

B. MEMILIH SEBUAH TEKS

1. Baca Alkitab Secara Teratur

Bila ingin menjadi seorang pengkhotbah yang cakap dan efektif, kita harus membaca Alkitab secara teratur. Tetap tingkatkan kebiasaan baik dalam membaca Alkitab dan adakan waktu setiap hari untuk membaca Alkitab. Bawalah sebuah Alkitab kecil, agar kapan saja ada waktu luang, kita dapat mengisi dengan membacanya.

2. Pelajari Alkitab

Jangan membaca Alkitab hanya bagian luarnya saja. Tetapi galilah juga apa yang terdapat di dalamnya, renungkanlah baik-baik apa yang kita baca dan tanamkan dalam pikiran - lihatlah dari setiap sudut pandang. Cobalah menganalisa apa yang kita pelajari dan susunlah kembali.

Belajarlah "memamah biak" yang artinya "mengunyah makanan". Ketika seekor sapi makan rumput, ia mengunyah - menelan dan membawanya kembali dari perut ke mulut untuk dikunyah kembali.

Jadi bila kita mengenang firman Tuhan itu dalam pikiran, bawalah pemikiran itu - pikirkan, renungkan, pertimbangkan lebih lanjut dan lebih dalam.

Jika pikiran kita makin dipenuhi dengan firman dan renungan alkitabiah, maka kita semakin dapat menggunakan tatkala kita berdiri melayani firman Tuhan di mimbar. "Roh Kudus mengingatkan engkau segala sesuatu" (Yoh 14:26).

3. Selalu Bawa Catatan

Setiap kali kita membaca Alkitab, biasakan menyediakan ballpoint dan kertas catatan. Jadikan hal itu suatu kebiasaan baik dengan membuat catatan singkat untuk setiap inspirasi yang kita dapatkan. Hindarilah menulis di atas lembaran-lembaran kertas lepas, sebab akan mudah hilang.

Bila kita memakai notes, itu akan menjadi seperti buku harian rohani. Setelah beberapa bulan, kita dapat melihat kembali catatan-catatan itu sehingga mendapat inspirasi yang segar. Makin kita merenungkannya, semakin banyak wahyu yang akan kita dapatkan. Hal ini akan memberikan satu rangkaian pemikiran yang baru tentang banyak pokok bahasan lagi, sehingga kita dapat mempersiapkan beberapa khotbah pada waktu tertentu.

4. Peliharalah Sikap Doa

Ini bukan berarati kita harus berlutut setiap saat. Yang saya maksudkan adalah sikap hati, bukan sikap badan.

Secara ideal, doa adalah percakapan rohani dengan Tuhan. Ini adalah percakapan dua arah. Anda berbicara pada Tuhan, dan Dia juga akan berbicara dengan anda. Bila kita belajar mengenali suaraNya, kita akan menemukan inspirasi yang mengalir secara terus menerus.

Tuhan rindu menyatakan kebenaranNya. Dia menunggu hati yang rindu dan lapar. Dia memperhatikan mereka yang mampu mengenali dan membedakan suaraNya, bahkan Dia ingin membagikan rahasiaNya dengan kita.

5. Carilah Cahaya Roh Kudus

Berilah penghargaan dan prioritas utama pada terang Roh Kudus dalam penyampaian firman Tuhan. Roh Kudus adalah pribadi yang sensitif (peka) yang dapat berduka dan dapat merasa diabaikan.

Berusahalah agar roh kita berada dalam ketenangan, kerendahan hati dan kepekaan. Karena dengan hati yang demikian itulah yang Roh Kudus suka berdiam/bergabung. Bila hubungan kita dengan Roh Kudus meningkat, Dia akan memperkenalkan kebenaran-kebenaran baru yang indah yang akan memperkaya hidup dan pelayanan kita.

6. Catatan Kita Seharusnya :

a. Mengandung Wibawa Secara Alkitabiah. Catatan harus sesuai dengan pelajaran Alkitab. Mungkin bisa juga mengambil sebuah ayat di luar dari konteksnya, dan mengambil pelajaran dari ayat itu. Namun untuk hal ini ada perkataan "sebuah teks tanpa sebuah konteks hanyalah sebuah imbuhan belaka".

Pelajarilah selalu teks yang sesuai dengan penerangan intinya. Jangan sekali-kali membuat catatan dan membicarakan tanpa peneguhan dari ayat-ayat Firman Tuhan. Berusahalah selalu menerangkan teks dalam terang pengajaran Alkitab mengenai pokok yang sedang dibahas.

b. Lengkap. Catatan kita hendaknya selalu membentuk sebuah pernyataan kebenaran secara lengkap. Beberapa pengkhotbah hanya mengambil sebuah kata dari satu ayat lalu menggunakannya tanpa memperhatikan konteksnya. Ini tidak benar! Hal ini disebut "memalsukan firman Allah (2 Kor 4:2). Hal ini mutlak harus dihindari! Ini menyebabkan ketidakjujuran dan catatan kita menjadi tidak alkitabiah lagi. Akibatnya, kita akan disesatkan dan menyesatkan pendengar juga.

c. Singkat dan Masuk Akal. Sebuah catatan khotbah hendaknya didasarkan pada sesuatu yang masuk akal, sebagai pernyataan singkat dari Alkitab.

d. Dapat Dimengerti. Walaupun singkat, catatan kita hendaknya juga mencakup banyak segi dan sebagai ringkasan yang memadai dengan apa yang hendak kita sampaikan.

Ketika kita membaca teks itu bagi sidang jemaat, seharusnya apa yang kita sajikan bagi mereka merupakan kebenaran yang masuk akal. Kita hendaknya tetap berada di antara batasan-batasan yang telah kita tulis dalam catatan.

C. PENDEKATAN PADA CATATAN

1. Cerna Sepenuhnya Kata-katanya

Bacalah teks itu berulang-ulang. Simpan dalam hati, renungkan, hafalkan. Ucapkan untuk diri sendiri, agar kata-kata itu tidak asing lagi bagi kita.

2. Tentukan Bahasannya

Apakah yang hendak dibahas itu secara harafiah, atau kata-kata itu cenderung berarti kiasan?

3. Analisa Pesannya

Ini akan sangat membantu dalam pemotongan ayat. Pisahkan menjadi tiga atau empat bagian penting, dan ketahuilah secara tepat berapa bagian ayat dan apa yang harus diajarkan pada ayat-ayat tersebut.

4. Selidikilah Kata-katanya

Tentukan bahasan apa yang hendak disampaikan. Kemudian selidiki berita dan arti apa yang sebenarnya terkandung dari tiap kata-kata yang digunakan dalam Alkitab.

Bila kita memiliki kamus Yunani atau Ibrani, bisa kita lihat arti katanya. Mungkin ada alasan tertentu yang hendak disampaikan oleh penulis dengan penggunaan kata-kata yang memiliki arti khusus didalamnya, sehingga kita bisa mengerti pelajaran - penerapan khusus apa yang sebenarnya hendak penulis sampaikan.

5. Ketahui Perkembangannya

Perlu diketahui apa yang hendak penulis kembangkan dan pesan akhir apa yang hendak disampaikan. Hendaknya kita juga mengikuti petunjuknya dan kembangkan dengan gaya yang sama.

6. Pertimbangkan Konteksnya

a. Konteks Alkitabiah. Ayat apa yang mendahului dan mengikutinya. Kita perlu merenungkan ayat itu secara menyeluruh dengan ayat-ayat lain dalam pasal dimana ayat itu berasal. Kita dapat mempertimbangkan ayat tersebut lewat terang dari ke empat Injil dan suratan-suratan yang terdapat dalam Alkitab, sehingga seluruh kebenaran itu saling meneguhkan. Betapa perlunya kita mempelajari maksud dasar dari isi kitab itu.

b. Konteks Budaya. Apakah penulis dipengaruhi budaya saat itu? Pada saat tulisan itu ditulis, pandangan akan orang-orang pada saat itu sudah berlainan dengan kita saat ini. Jika demikian, persamaan penting apa yang kita dapat.

c. Konteks Sejarah. Kapan pernyataan itu ditulis? Apakah keadaan saat itu mempengaruhi tulisan tersebut? Apakah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu memiliki sangkut paut yang khusus dengan tulisan itu.

d. Konteks Geografi. Di manakah penulis ketika menulis kata-kata itu? Di manakah orang-orang yang dituju oleh penulis? Apakah letak geografis mempunyai sangkut paut dengan apa yang dikatakan?

e. Konteks Mutlak Alkitabiah. "Segala tulisan diilhamkan oleh Allah" (2 Tim 3:16). Setiap bagian harus diuraikan - diterjemahkan secara tepat sesuai dengan keseluruhannya.

Jangan menghilangkan tulisan dari konteksnya, tiap ayat hendaknya diterangkan seperti apa yang diajarkan lewat pewahyuan kitab suci secara keseluruhan. Tulisan yang satu harus didukung dengan tulisan yang lain, dan penjelasan kita mengenai satu teks harus selalu sesuai dengan apa yang diajarkan Alkitab secara keseluruhan.

D. PENYUSUNAN MATERI

Penyusunan materi yang teratur sangat besar manfaatnya bagi pengkhotbah dan juga bagi pendengarnya. Bagi pengkhotbah, hal itu akan merupakan pegangan yang jelas atas pokok bahasan serta membuat pikirannya tidak bercampur dan bingung.

Hal ini juga membantu pengkhotbah menyampaikan pokok bahasannya dengan baik. Sedangkan untuk pendengar, susunan materi yang baik dan jelas akan membantu mereka menangkap dan mengerti khotbah yang didengar.

1. Kegunaan Sebuah Ringkasan

Membuat ringkasan adalah cara sederhana dan baik dalam menyiapkan sebuah khotbah.

a. Ringkasan membuat kita berhati-hati dalam menganalisa pokok bahasan dan kumpulan materi yang telah kita siapkan. Dalam membuat ringkasan hendaknya dipilih materi yang terbaik.

b. Dapat menunjukkan kekurangan-kelemahan kita dalam mendalami dan mengembangkan pokok bahasan khotbah.

c. Ringkasan membuat kita mampu menampilkan materi yang terbaik dan relevan bahkan pokok yang paling penting saja.

d. Memudahkan kita dalam mengingat apa yang hendak kita katakan. Kita dapat membawakan khotbah dengan cara progresif dan berurutan tanpa tergantung/terpancang pada ringkasan catatan.

e. Membuat pendengar lebih mudah mengikuti perkembangan khotbah yang kita sampaikan. Karena itu hendaknya kita menyampaikan secara urut dan logis.

2. Membuat Catatan

a. Buatlah Sesingkat Mungkin. Biasakan diri menggunakan catatan "tipe kerangka" yang dapat dilihat sekilas saja.

b. Susunlah Secara Berurutan. Dapat mengikuti catatan itu setiap kali diperlukan dan sangat banyak menolong.

c. Buatlah Catatan yang mencakup Keseluruhan. Berusahalah untuk mencakup semua aspek yang ada mengenai pokok bahasan yang akan kita bawakan.

d. Konsentrasikan Gagasan-gagasan Anda. Tuangkan pikiran kita dalam kalimat-kalimat singkat, belajar mengintisarikan gagasan-gagasan itu dalam pikiran dan nyatakan dalam kalimat-kalimat. Berlatihlah juga meringkas dan mengekspresikan sebuah konsep dalam satu kalimat.

e. Buatlah Catatan Secara Singkat dan Padat. Ingatlah akan kegunaan catatan-catatan itu untuk merangsang ingatan kita. Buatlah sepraktis mungkin walaupun hanya satu kata, tetapi dapat mengingatkan akan bahan yang hendak kita bawakan dan bagikan pada pendengar.

f. Buatlah Agar Catatan itu Mudah Dibaca. Jika kita memiliki mesin tik, akan lebih mudah bagi kita untuk membaca catatan yang diketik. Jika kita tidak memilikinya, hendaknya dibuat catatan sejelas dan sebersih mungkin. Janganlah membuat catatan yang penuh coretan sehingga harus mengolah ingatan apa yang sudah kita catat sebelumnya di atas mimbar.

E. STRUKTUR KHOTBAH TEKSTUAL

Garis besar khotbah biasanya akan memuat 3 elemen besar :

Marilah kita mempelajarinya dengan lebih terperinci

1. Pendahuluan

Pendahuluan itu dapat menjadi bagian utama dari seluruh pesan yang hendak kita bawakan, jika pada bagian awal ini kita tidak dapat menarik perhatian pendengar, kemungkinan untuk pesan-pesan selanjutnya mereka tidak akan begitu memperhatikan.

Pendahuluan biasanya berbentuk ringkasan dari pokok bahasan yang akan kita bawakan. Beritahukan pada pendengar secara singkat tentang bagian-bagian mana yang akan kita sampaikan secara mendalam.

Kita juga dapat menjelaskan bagaimana kita akan mengembangkan pokok khotbah itu. Hal ini dapat merangsang keinginan mereka untuk mendengar pesan-pesan selanjutnya.

a. Apa yang Seharusnya Disampaikan dalam Pendahuluan adalah :

1) Menarik Perhatian. Pendahuluan itu seharusnya dapat menarik perhatian dan imajinasi pendengar.

2) Membangun Hubungan yang Harmonis. Harus ada hubungan yang harmonis antara anda dan pendengar.

3) Mengusahakan Agar Anda Diterima. Pendahuluan harus membuat anda diterima oleh pendengar, anda harus mendapat perhatian, kepercayaan, penghargaan dari pendengar.

4) Memberi Informasi. Pendahuluan harus memberi informasi tentang pokok apa yang hendak dibawakan dan bagaimana cara mengupasnya.

5) Meyakinkan. Pendahuluan harus meyakinkan dan memikat perhatian pendengar, bagaimana pentingnya topik yang hendak dibawakan.

Jangan sekali-kali membuka pendahuluan dengan perkataan minta maaf. Jangan pernah mengatakan "sayang sekali saya tidak mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan khotbah saya, dan saya kuatir bahwa khotbah saya bukanlah khotbah yang baik!".

Jika demikian keadaannya, pendengar dengan cepat akan merasa malang dan menyayangkan kehadirannya. Oleh karena itu mereka tidak perlu diberitahu dan permintaan maaf semacam itu hanya akan mengurangi rasa percaya diri mengenai kemampuan anda sendiri, dan hal itu jelas akan mengurangi kepercayaan pendengar terhadap anda.

b. Ciri-ciri Pendahuluan yang Baik :

1) Tidak muluk-muluk menjanjikan lebih daripada apa yang dapat kita bawakan! Kadang-kadang seorang pengkhotbah dapat mendramatisir khotbahnya. Dia menarik perhatian pendengar ke arah yang akan ditujunya, dengan menjanjikan cerita-cerita yang ajaib dan menarik.

Tetapi jika khotbahnya tidak dapat mencapai tingkat yang sudah dijanjikan, maka khotbah itu akan menjadi anti klimaks, tidak bisa memuncak. Pendengar akan merasa kecewa dan pengkhotbah akan kehilangan kepercayaan dari pendengar.

2) Jangan Terlalu Sensasionil. Jangan membuat suatu langkah yang tidak dapat anda pertahankan. Lebih baik pendahuluan itu sederhana, dan pendengar akan dengan senang hati dikejutkan dengan isi khotbah yang jauh lebih menarik daripada yang mereka harapkan sebelumnya.

3) Tidak Terlalu Panjang. Ingatlah bahwa bagian ini hanyalah pendahuluan, bukanlah inti dari khotbah.

4) Harus Membuat Hubungan yang Jelas dengan Tema. Pendahuluan ini harus mengarah pada tema anda, jadi pendahuluan ini mutlak harus berhubungan dengan pokok bahasan. Pendahuluan ini dapat berbentuk ringkasan dari materi yang akan disampaikan. Pendahuluan ini mungkin juga dapat berupa suatu cerita yang mengilustrasikan kebenaran yang akan anda sampaikan.

5) Harus Dipersiapkan dengan Sungguh-sungguh. Karena pendahuluan ini sangat berpengaruh dalam mendapatkan perhatian pendengar, maka tentu saja pendahuluan ini harus dipikirkan dan disiapkan dengan hati-hati.

Cobalah menempatkan diri anda sebagai pendengar. Bertanyalah pada diri sendiri : Hal apa yang dapat menarik perhatianku? Dari semua yang ingin kusampaikan, bagian tertentu yang mana dapat benar-benar menarik perhatianku? Dengan menggunakan imajinasi seperti ini, anda dapat menentukan gaya penyampaian pendahuluan mana yang paling cocok.

6) Harus Menyediakan Peralihan yang Alami Ke Dalam Tema. Bila penyampaian itu benar, maka sebuah pendahuluan seharusnya dapat menunjukkan pada pendengar dimana pendahuluan itu diakhiri dan dimana khotbah yang sesungguhnya dimulai.

Cara ini dapat diterapkan pada semua bagian pesan anda. Suatu khotbah sebaiknya dibagi dalam beberapa bagian atau poin yang penting dan seluruh poin tersebut harus mempunyai hubungan dengan tema pokok atau teks secara keseluruhan.

2. Bagian Utama Khotbah Anda

Saya usul agar anda membagi bagian utama dari pokok bahasan yang hendak dibawakan, ke dalam 3 bagian besar.

Bagian-bagian ini tidak perlu sama besar, tetapi harus ada perkembangan yang logis, masuk akal dan lancar untuk menuju pada satu bagian ke bagian lain.

Pembagian ini tidaklah perlu terlalu jelas dalam penyampaian nantinya. Kadang-kadang akan sangat menolong bila kita berkata : "Sekarang, poin yang ketiga adalah ..." Bagian-bagian tersebut dapat berbentuk seperti ini :

A. NYATAKAN KEBENARAN

  1. Deklarasikan.
  2. Terangkan.
  3. Jelaskan.

B. PERKUAT KEBENARAN ITU

  1. Kembangkan
  2. Tuliskan hal-hal yang mendukung kebenaran itu.
  3. Buktikan.

C. KLIMAKS

  1. Berikan kesimpulan anda.
  2. Apa yang dapat kita pelajari dari sini?
  3. Bagaimana kita menerapkan dengan praktis?

3. Kesimpulan

Rangsanglah pikiran, kemauan pendengar. Ringkaslah perkataan anda dan nyatakan sekali lagi dengan singkat. Cobalah untuk mempengaruhi pendengar dengan merangsang emosi mereka, dan memotivasi mereka.

F. BAGAIMANA MENYIAPKAN KHOTBAH ANDA

1. Siapkan Rencana Garis Besarnya Lebih Dahulu.

Rencana garis besar merupakan bagian paling efektif untuk mengolah materi anda dengan tepat. Sekali anda dapat menguasai cara membuat rencana garis besar dengan baik, akan jauh lebih mudah dan praktis untuk nantinya mengatur pembicaraan.

2. Pilihlah Gagasan-gagasan Utama.

Akan menjadi lebih mudah untuk menemukan 3 pikiran utama seperti ini.

Sekarang bertanyalah pada diri sendiri : "Pernyataan mana yang dapat mengikuti pernyataan pertama tadi?" Buatlah pernyataan itu menjadi judul utama yang nomer dua. Sekarang sebagai kesimpulan dari materi anda, hanya ada satu pernyataan saja.

Pernyataan terakhir ini akan menjadi judul utama yang nomer tiga.

Buatlah pada sehelai kertas seperti ini :

A. JUDUL UTAMA NOMER SATU

B. JUDUL UTAMA NOMER DUA

C. JUDUL UTAMA NOMER TIGA

Sekarang anda dapat mulai mengolah materi dengan menggunakan rencana garis besar tersebut. Masukkan gagasan-gagasan anda ke dalam ketiga tema besar yang sudah ditentukan tadi.

Setiap tema utama diberi tanda A,B,C, dan setiap pemikiran yang timbul kemudian akan menjadi subtema dan kita beri tanda 1,2,3, dst.

Sekarang semua gagasan dan materi khotbah telah teratur rapih. Dengan begitu akan lebih mudah mempelajari pokok bahasan itu lebih jauh.

3. Contoh-contoh Khotbah

a. Contoh 1. Ijinkan saya mengilustrasikan metode ini dari salah satu ayat-ayat yang paling dikenal dalam Alkitab, Yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal".

PENDAHULUAN

Dunia mengenal banyak tokoh yang disebut sebagai kekasih-kekasih yang hebat. Tetapi saya ingin menyebutkan seseorang yang tidak diragukan lagi adalah kekasih yang paling hebat, Dialah ALLAH sendiri!

Dialah satu-satunya yang dapat mengasihi begitu banyak manusia, dengan kasih berkualitas tinggi, yang mendorong Dia melakukan pengorbanan terbesar yang hanya mungkin dilakukan olehNya.

A. KASIH ALLAH YANG BEGITU BESAR BAGI SELURUH DUNIA

  1. Dia menciptakan dunia dan seluruh umat manusia.
  2. Dia mengasihi tiap pribadi di dunia ini dengan kasih yang sama besarnya.
  3. Dia menginginkan setiap orang mendapat hidup kekal.

B. KASIHLAH YANG MENYEBABKAN ALLAH MEMBERIKAN ANAK TUNGGAL YANG DIKASIHINYA

  1. Betapa berharganya Anak itu bagi Allah Bapa. Tidak ada seorang ayah pun di dunia ini dapat mengasihi anaknya seperti itu.
  2. Betapa besar pengorbanan Tuhan!
  3. Allah memberikan Yesus dengan cuma-cuma bagi siapapun (setiap orang di dunia).
  4. Dia memberikan anakNya mati membayar hukuman bagi dosa dan kesalahan kita.

C. BARANGSIAPA MENERIMA KRISTUS TIDAK AKAN BINASA

  1. Penawaran yang indah ini berlaku bagi setiap orang.
  2. Allah mengasihi manusia yang paling jahat dan buruk sekalipun.
  3. Keselamatan diberikan cuma-cuma melalui iman di dalam Yesus.

KESIMPULAN

Allah menawarkan suatu pemberian terbesar yang dapat anda terima ... kehidupan kekal dalam Kristus! Betapa bodohnya anda bila menolak atau mengabaikan pemberian seindah itu, terimalah Kristus sekarang juga, jangan tunda lagi!

b. Contoh 2. Sekarang kita akan mengupas cerita singkat dari Injil. Di dalam Lukas 8:41-48, kita menemukan sebuah cerita mengenai seorang wanita yang setelah 12 tahun mengalami penyakit kronis, lalu datang pada Kristus dan disembuhkan seketika itu.

Wanita itu pergi dengan damai yang begitu dalam di hati dan pikirannya.

Teks kita nantinya bisa merupakan sebuah kalimat dari ayat 48 : "PERGILAH DENGAN SELAMAT (DAMAI)". Ini juga bisa menjadi judul khotbah anda!

PENDAHULUAN

Tentulah setiap orang ingin memiliki damai di hati dan rasa tentram. Banyak faktor di dalam hidup ini yang telah merampas damai dari hati kita, salah satunya adalah penyakit.

Sangat sulit untuk mempertahankan damai itu ketika seseorang diserang penyakit yang berat. Pikirannya akan dipenuhi ketidakpastian dan keputusasaan.

Ini adalah contoh mengenai tipe orang yang dimaksud. Ada seorang yang sudah sakit selama 12 tahun. Meskipun ia sudah berobat pada banyak tabib, tidak ada seorangpun yang dapat menolongnya. Pada kenyataan, keadaannya malah memburuk.

Pada suatu hari yang indah, dia bertemu dengan Yesus Kristus melalui pertemuan yang ajaib. Dia segera disembuhkan dari penyakitnya yang menahun. Dia juga diberkati dengan rasa damai di hati yang begitu mendalam.

Yesus yang sama itu akan memberkati hidup kita hari ini. Marilah kita lihat cerita ini dan kita lihat bagaimana wanita itu menerima kesembuhannya - juga kita lihat bagaimana anda juga disembuhkan!

A. WANITA INI TIDAK MEMILIKI DAMAI

  1. Dia sudah sakit terus-menerus selama 12 tahun.
  2. Dia sudah menghabiskan seluruh uangnya. Sekarang dia tidak memiliki sesenpun!
  3. Dia dikecewakan dan frustasi.
  4. Dia tergoda untuk menjadi putus asa, karena tak seorangpun yang dapat menolong dia. Betapa miripnya dia dengan kehidupan orang-orang saat ini yang sebatang kara, frustasi dan tanpa damai.

B. BAGAIMANA IA DATANG PADA KRISTUS

  1. Wanita itu mendengar apa yang sudah diperbuat Yesus bagi orang lain.
  2. Dia memutuskan bahwa dia juga akan mencari kesembuhan itu.
  3. Wanita tersebut mendorong dirinya untuk memiliki iman, dia berkata pada dirinya sendiri : "Asal ku jamah saja jubahNya, aku akan sembuh" (Mrk 5:28)
  4. Wanita itu menembus berbagai rintangan
  5. Wanita itu datang pada Kristus.
  6. Dia menjamah Yesus dengan iman.
  7. Kehidupan Yesus mengalir di dalam kehidupan wanita dalam seketika wanita itu dipulihkan!

C. KESELAMATAN WANITA ITU

  1. Murid-murid tidak dapat menolong wanita itu, mereka bahkan tidak mengerti kebutuhannya. Ada waktu-waktu dimana manusia tidak dapat menolong kita. Hanya Tuhanlah yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita yang terdalam.
  2. Kristus membutuhkan pangakuan wanita itu : "Siapa yang menjamah Ku?" Yesus sudah mengetahui siapa yang menjamah Dia, tetapi Yesus ingin wanita itu mengakuinya di depan umum.
  3. Roma 10:10
  4. mengatakan: "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan."
  5. Kristus menyebutnya "anakKu" Yesus menerimanya sebagai anggota keluarga Allah.
  6. Yesus berkata padanya, "Pergilah dengan damai sejahtera". Mulai saat itu, wanita itu mengenal damai yang sesungguhnya. Ketidakpastian dan kekuatiran hilang lenyap, kasih Allah memenuhi hati dan pikirannya.
  7. Imannyalah yang memulihkan wanita itu (Luk 8:48).

Tuhan ingin setiap orang menjadi utuh sepenuhnya : sehat rohani, jiwa dan tubuhnya.

KESIMPULAN

Wanita itu pergi sebagai orang yang sudah dirubah. Anda juga dapat dirubah jika datang pada Kristus dengan iman!

4. Rangkuman

Berlatihlah memilah dan menganalisa kejadian-kejadian dari Alkitab. Cobalah untuk menemukan 3 gagasan atau bagian-bagian utama dari suatu cerita.

Sekali anda menentukan tiga gagasan utama, mulailah menganalisa satu persatu secara terpisah, dan perincilah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Kemungkinan terdapat empat atau lima kebenaran yang lebih kecil diantara setiap pernyataan utamanya. Analisa bagian-bagian yang beraneka ragam tersebut, dan aturlah dalam suatu rangkaian yang berurutan. Kemudian susunlah secara bertahap.

Ini merupakan latihan yang baik bagi anda. Mungkin pada mulanya tidak mudah, tetapi bertekunlah. Pastilah untuk menguasainya. Selang beberapa saat, akan menjadi mudah bagi anda.

Saya sering menyamakan susunan khotbah dengan bangunan sebuah rumah :

Simpanlah analogi ini dalam pikiran anda saat anda menyiapkan khotbah-khotbah anda.

Bab 3 Khotbah Penjelasan

Di sini, kita berbicara mengenai seni menguraikan satu bacaan dari Kitab Suci. Menguraikan berarti memberi pengertian dan menerangkan; mengajukan sesuatu masalah secara mendetail.

Contohnya, anda dapat memutuskan membahas Injil Yohanes, pasal demi pasal. Mulai dengan pasal pertama, anda akan berusaha menterjemahkan dan menerangkan maknanya dan artinya, ayat demi ayat.

Anda dapat menyelesaikan satu pasal setiap minggu - dengan demikian, setelah beberapa minggu, akhirnya selesai satu buku.

A. KEGUNAAN-KEGUNAAN KHOTBAH PENJELASAN

Ini merupakan metode pengajaran Alkitab yang sangat baik. Metode ini memiliki keuntungan-keuntungan yang jelas, dan merupakan gaya yang baik untuk dikelola. Berikut ini keuntungan yang nyata dari metode ini :

1. Merupakan Metode Alkitabiah

Yesus sendiri sering menggunakan metode ini. Dia mengambil sebagian dari Perjanjian Lama dan menerjemahkan maknanya bagi para pendengarNya.

Petrus juga menggunakan metode ini saat hari Pentakosta. Dia mengambil beberapa bagian Kitab Suci Perjanjian Lama tentang Raja Daud dan menerangkan arti yang sebenarnya kepada banyak orang. Dengan seksama Dia menunjukkan pengertian-pengertian nubuatan itu yang kemudian memusat pada Kristus, dan membuktikan Kristus adalah Mesias.

Lagi, kita temukan Stefanus menggunakan metode khotbah penjelasan yang sama ini di Kisah Para Rasul 7.

Alkitab secara harfiah dipenuhi contoh-contoh yang baik mengenai khotbah penjelasan.

2. Menghasilkan Pengkhotbah-pengkhotbah Alkitab dan Jemaat yang Berpusat pada Alkitab

Dengan selalu menonjolkan ayat-ayat Kitab Suci, akan menjamin banyaknya isi Alkitab memenuhi pelayanan anda. Saat anda mulai dengan satu pasal, ayat demi ayat, jemaat anda dipenuhi dengan firman Tuhan.

3. Mengundang Kuasa Roh Kudus

Roh Allah selalu mendukung firman Allah (1 Yoh 5:7). Maka dari itu, makin kita mengkhotbahkan isi Alkitab, urapan Roh Kudus makin mengurapi khotbah anda. Kesenangan Roh Kudus adalah meneguhkan firman Tuhan. Dia sering melakukan hal itu lewat tanda-tanda dan mujizat (Mrk 16:20).

4. Memberi Minat yang Lebih Mendalam pada Alkitab

Makin anda membagikan isi Alkitab pada orang lain, semakin mereka akan merindukannya. Segera mereka akan mempelajarinya sendiri secara lebih dalam. Hidup mereka akan diubahkan. Mereka akan dikuatkan dan diteguhkan oleh Firman. Anda akan memiliki gereja yang berpusat pada Alkitab.

B. PROSEDUR YANG DISARANKAN

1. Hati-hati Memilih Satu Bacaan yang Tepat dari Kitab Suci

Pastikan bacaannya yang dipakai, adalah yang dapat melayani hidup dan merupakan kekuatan bagi pendengar anda. Jangan memilih sebuah subyek hanya karena menarik atau membangkitkan minat saudara. Jangan sekali-sekali memilih sebuah subyek yang menyebabkan perselisihan, perpecahan dan pertengkaran.

Anda diharapkan menjadi saluran bagi Allah, saat Dia memberikan firmanNya pada umatNya melalui anda. Maka dari itu anda bertanggung jawab untuk mengerti pikiran Allah bagi umat yang diberikan Tuhan sebagai tanggung jawab anda. Pelayanan ini merupakan salah satu kesempatan terbesar yang diberikan pada manusia yang fana. Ini juga merupakan satu dari tanggung jawab yang sangat mengagumkan.

2. Cari Sebuah Tema yang Sesuai dengan Situasi pada Saat Itu

Tuhan selalu memiliki "kebenaran masa kini" yang Dia ingin sampaikan pada umatNya (2 Ptr 1:12). Ada kemajuan dan perkembangan yang konstan dari tujuan Allah di antara umatNya. Dia memiliki tujuan tertentu untuk setiap orang yang percaya.

Setiap jemaat harus bergerak maju di dalam tujuan khusus yang telah ditentukan Allah bagi mereka. Untuk menyempurnakannya, adalah penting bila Firman kebenaran diberikan kepada mereka secara konsisten.

Kadang merupakan sebuah latihan yang berguna untuk bertanya pada diri anda sendiri: "bila ini adalah kesempatan terakhir bagiku berbicara pada orang-orang ini, apa yang paling penting yang mereka harus dengar?"

Berkhotbah dengan pikiran semacam ini dapat membantu anda. Ini menjamin topik anda relevan dan penting bagi perkembangan dan pendewasaan orang-orang dalam tujuan-tujuan yang Tuhan miliki bagi mereka.

3. Pelajaran Bacaan Secara Seksama dari Setiap Sudutnya

Bacalah sampai beberapa kali sampai anda mulai menjadi sangat terbiasa dengannya. Kemudian pelajarilah secara seksama, ayat demi ayat. Bilamana terdapat rangkaian yang nyata dengan bacaan lain dari Kitab Suci, baca juga bagian itu.

Bila anda memiliki buku-buku referensi, baca seluruh artinya. Tetapi di atas semuanya, tetaplah memberi kesempatan dalam pikiran anda pada Roh Kudus dan peka terhadapNya, untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit segala wahyu yang ingin Dia bagikan pada kita.

4. Usahakan Mengerti Tema Anda Secara Teliti

Berusahalah selalu untuk menemukan tema yang digaris bawahi dalam bacaan tersebut. Apa yang Roh Kudus ingin sampaikan ketika Dia mengilhami bacaan itu? Apa yang paling utama dari ajaran ini? Apa yang Tuhan ingin katakan pada umatNya melalui ini?

5. Memiliki Satu Tujuan yang Tepat dalam Pikiran

Tujuan anda harus selaras dengan tujuan Allah. Setelah menemukan apa yang menurut anda ingin Dia nyatakan lewat Kitab Suci ini, tugas anda adalah sedapat mungkin setia kepada tujuan Allah itu. Jadi anda hendaknya menenggelamkan diri anda pada pesan itu.

Tidaklah cukup untuk mengerti di dalam hati apa yang Tuhan katakan. Anda perlu untuk merasakan apa yang Dia rasakan. Dia ingin memberitahukan isi hatiNya demikian juga pikiranNya. Jadi firmanNya harus mengalir dalam hati anda dan juga dalam pikiran anda.

Anda harus menjadi alat Allah untuk menyampaikan pesanNya secara meyakinkan kepada umatNya, anda adalah mulutNya!

Anda tidak dipanggil untuk membagikan pikiran ANDA pada orang-orang. Anda dipanggil untuk membagi pikiranNYA dengan mereka. Kesadaran ini harus menjadi faktor motivasi anda. Ini harus menjadi alasan yang mendorong bagi khotbah anda.

6. Bicaralah dari Pengalaman Anda Sendiri

Agar anda memberitakan kebenaran secara efektif, pertama haruslah ada sesuatu yang telah Tuhan kerjakan dalam hidup anda.

Banyak pengkhotbah menyajikan teori. Mereka mengkhotbahkan perkataan yang sering dipakai kadang kala secara praktis tidak relevan. Tak seorangpun dapat berkhotbah dengan meyakinkan mengenai "pengalaman lahir baru" jika dia belum mengalaminya sendiri.

Anda harus mengalami secara nyata di dalam hidup anda sendiri sebelum membagikannya kepada orang lain secara efektif. Pengkhotbah disebut sebagai surat hidup. Dia tidak hanya diminta untuk berkhotbah tentang kebenaran; Dia juga diminta untuk berlatih dan mendemonstrasikannya. Dia adalah contoh yang hidup dari semua yang dikhotbahkannya.

7. Buatlah Menjadi Penuh Arti

Penafsiran berarti "menyatakan arti yang sebenarnya". Anda bertanggung jawab menjamin, dengan segala kemampuan terbaik anda, bahwa makna yang benar dan arti dari Kitab Suci menjadi jelas bagi pendengar anda.

Selalu usahakan membuat subyek anda sederhana. Ini adalah jelas seperti yang Yesus lakukan. Dan ini adalah alasan yang penting mengapa pelayananNya sangat berkuasa dan efektif. Dia mengambil pokok-pokok persoalan yang rumit dan membuatnya sangat sederhana.

Banyak pengkhotbah modern melakukan hal yang sangat berlawanan. Mereka mengambil subyek yang paling sederhana dan membuatnya sangat mendalam dan rumit yang menyebabkan mereka hanya mengerti sedikit dari apa yang mereka dengar. Ingat ini, makin sederhana, makin baik!

8. Buatlah yang Praktis

Selalu usahakan untuk menunjukkan secara jelas penerapan praktis dari khotbah anda pada orang-orang. Satu bahaya yang gawat diantara orang Kristen adalah seringnya : "terlalu banyak pengetahuan, tapi terlalu sedikit penerapannya".

Banyak orang kristen telah mendengarkan khotbah bertahun-tahun. Namun hanya sedikit perubahan dalam hidup mereka atau pernyataan praktis dari pengajaran tersebut.

Jangan puas dengan hanya berbicara kepada orang-orang. Buatlah ringkasan anda dengan sangat jelas. Usahakan membuat saran-saran praktis mengenai bagaimana orang-orang menanggapi Tuhan dengan penuh arti.

Ikuti khotbah anda dengan program-program praktis sehingga orang-orang dapat menjadi pelaku-pelaku Firman dan bukan hanya pendengar!

C. KUMPULKAN MATERI YANG RELEVAN

Di samping mempelajari bacaaan dari Kitab Suci, bagaimana kita mengumpulkan materi tambahan yang relevan? Berikut ini beberapa pertanyaan untuk menanyai diri anda sendiri :

1. Apakah Saya Pernah Mendengar atau Membaca Tentang Subyek Tersebut?

Berusahalah mengingat-ingat, mungkin anda pernah membaca sebuah buku yang baik mengenai subyek ini. Buku yang bagaimana? apa yang dikatakan buku itu mengenai subyek tersebut? Berpikirlah sekeras mungkin hingga anda dapat mengingat pikiran-pikiran mengenai subyek tersebut.

Mungkin anda pernah mendengar seseorang berkhotbah tentang subyek tersebut. Apa yang mereka katakan? Bagaimana mereka menyajikannya? Seringkali apa yang mereka katakan menjadi benih gagasan dalam pikiran anda. Dari sana akan muncul sebuah kereta penuh dengan pikiran baru.

2. Apa yang Pernah Roh Kudus Tunjukkan Kepada Saya Mengenai Subyek Ini?

Di sinilah keuntungan dari menyimpan catatan. Kadang berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sebelumnya, Tuhan telah memberi anda beberapa ide menarik dan pengertian yang mendalam mengenai tema tersebut. Bila anda tidak menulis ide tersebut, akan sulit untuk mengingatnya kembali.

Tetapi bila anda punya sebuah buku catatan dimana ide rohani anda dicatat, anda dapat melihatnya kembali untuk menyegarkan ingatan mengenai apa yang telah Roh Kudus nyatakan sebelumnya.

Bila anda belum juga memiliki buku semacam itu, pergilah ke suatu tempat yang sunyi agar pikiran anda dapat terpusat pada subyek tersebut tanpa ada gangguan. Perenungan (meditasi) akan membantu anda mengingat kembali hal-hal yang telah diajarkan Roh Kudus kepada anda.

3. Apa yang Pernah Saya Selidiki yang Berkaitan dengan Tema Ini?

Seringkali, kita pernah menyelidiki hal-hal yang ada kaitannya dengan subyek yang sedang kita pikirkan. Kita dapat mengingat kejadian-kejadian dari pengalaman pribadi yang menggambarkan beberapa aspek mengenai kebenaran yang sedang kita pikirkan.

Terkadang sesuatu yang kita pelajari lewat alam dapat juga menegaskan sebuah prinsip yang sedang kita pelajari dalam Firman Tuhan.

Ilustrasi-ilustrasi dari alam sering membawa penjelasan terang yang ajaib mengenai sebuah ayat. Pengkhotbah-pengkhotbah Afrika biasanya sangat ahli dalam hal ini. Saya sering berdebar saat mendengarkan seorang pengkhotbah Afrika mengilustrasikan kebenaran Alkitab dari hal-hal yang telah ia pelajari mengenai alam. Tuhan alam semesta adalah juga Tuhan dari Alkitab!

4. Gagasan Apa yang Pernah Saya Miliki Mengenai Subyek Ini?

Banyak gagasan pernah muncul sebelumnya mengenai subyek yang sedang kita olah sekarang telah terkubur di pikiran bawah sadar. Bahan-bahan pikiran itu harus dibawa ke permukaan lagi. Hal ini dapat dilakukan lewat saat meditasi yang khusuk.

Saat kita duduk dengan tenang, memusatkan pikiran pada Alkitab, pikiran-pikiran yang terkubur akan muncul kepermukaan lagi. Saya sering mengatakan pada murid-murid saya : "Paksakan pikiranmu, biarkan dia bekerja - aktifkan kembali bahkan buatlah lebih maju". Anda sama sekali tak perlu takut untuk melakukannya.

Duduk, berkonsentrasi, berusahalah untuk mengingat kembali pikiran yang pernah anda miliki. Segarkan ingatan anda.

5. Siapa atau Apa yang Dapat Saya Perbincangkan Mengenai Subyek Ini?

Mendiskusikan sebuah topik alkitabiah dengan sesama pengkhotbah selalu membangkitkan semangat dan merupakan pengalaman yang berharga. Bila anda memiliki kesempatan untuk melakukannya, gunakan kesempatan itu! Sebab hal itu akan membangun dan memberikan pemahaman lebih mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan subyek itu.

Kegiatan semacam ini harus diadakan setiap kali para pengkhotbah berkumpul. Terlibat dalam diskusi pengupasan subyek-subyek Alkitab akan menghasilkan persekutuan dan kesatuan yang benar dan sangat indah. Saya sangat sedih karena banyak rekan hamba Tuhan tidak memiliki buku-buku referensi. Bahkan seandainya anda tidak memiliki buku referensi, hal itu bukan halangan. Karena anda dapat saling membagi lewat sesama rekan pengkhotbah yang memiliki.

Bagikan pengetahuan dan pengalaman anda satu dengan yang lain. Sampaikan pengetahuan Alkitab dalam diskusi dan percakapan yang baik sesering mungkin. Jangan sia-siakan kesempatan emas tersebut saat anda berkumpul.

D. PERSIAPAN MATERI ANDA

Menemukan sebuah bacaan yang cocok, relevan, memerlukan hal-hal berikut ini :

1. Terbuka

Kesampingkan semua praduga yang mungkin telah ada sebelumnya mengenai subyek tersebut. Biarkan pikiran anda terbuka dan tanpa prasangka menerima dan mempelajari sesuatu yang baru.

Seseorang mengatakan bahwa bila kita benar-benar ingin bertumbuh secara rohani, maka kita harus membaca semua bagian Alkitab yang sebelumnya TIDAK PERNAH kita utamakan.

Sering, kita berpegang pada konsep-konsep pribadi dengan kuat dan cenderung hanya melihat hal-hal yang memperkuat apa yang telah kita percayai. Seharusnya kita menyelidiki firman Tuhan dengan keterbukaan dan kejujuran. Jangan meniadakan atau membuat firman Tuhan "tanpa efek" karena pada anda telah ada tradisi keagamaan yang menutup pikiran anda terhadap hal di luar, apa yang telah anda yakini sekarang (lihat Mrk 7:13).

Sebenarnya anda tidak memiliki keseluruhan pengetahun yang Tuhan ingin bagikan pada anda. Bersiap-siaplah mempelajari semua kebenaran yang Tuhan ingin bagikan kepada anda, bahkan jika kebenaran itu sesuatu yang baru.

2. Selidikilah dengan Seksama

Analisa bacaan tersebut dan periksalah. Pilah-pilah dan pelajari dengan seksama. Lakukan dengan pikiran yang terbuka pada Roh Kudus. Harapkan ide segar dan wahyu dari Allah.

Harapkanlah untuk melihat kebenaran yang tidak pernah anda ketahui sebelumnya.

Firman Tuhan bagaikan terowongan tambang. Makin dalam anda masuk, makin berharga biji besi yang anda termukan! Banyak orang cukup puas hanya dengan menggali sekitar permukaannya saja. Kesimpulan mereka selalu dangkal. Mereka hanya dapat membagikan apa yang telah diketahui oleh orang lain.

Rahasia dari pengajaran yang efektif adalah menyelidiki daerah kebenaran yang belum dinyatakan kepada jemaat sebelumnya. Dengan cara ini, anda dapat membagikan kebenaran yang segar dan menyegarkan bagi mereka.

3. Buatlah Suatu Gagasan Asli

Jangan biarkan pikiran anda terpancang pada kebiasaan yang anda ciptakan. Percayakan kepada Roh Kudus untuk menerangi pikiran anda. Saya yakin Dia akan berbagi sesuatu dengan anda yang belum pernah diketahui sebelumnya.

Periksalah dalam Alkitab. Tidak mungkin ada "kebenaran" yang bertentangan dengan keseluruhan kebenaran yang ditampilkan dalam Alkitab. Periksalah juga, dengan seksama pengkhotbah yang lebih menguasai Alkitab daripada anda, dan bukan orang yang selalu setuju dengan anda.

Jangan takut memiliki beberapa gagasan asli. Biarkan angin Roh Kudus meniup bagian-bagian yang tak berguna dari pikiran anda.

4. Lakukan Pendekatan yang Kreatif

Tuhan adalah Pencipta. FirmanNya adalah Perkataan yang mencipta. Segala sesuatu yang dibuat oleh Allah, Dia ciptakan dengan firmanNya! Firman Tuhan tidak pasif. Firman tetap merupakan perkataan yang mencipta dan penuh kuasa. Saat Firman masuk dalam hati yang dimerdekakan, Dia akan mencipta dan mengubah.

Sadarlah selalu akan potensi untuk mencipta dari firman Allah. Bersikaplah penuh iman dan pengharapan terhadap fakta ini. Sadarilah bahwa Firman dipenuhi dengan kemampuan kreatif daya cipta.

Firman Allah memiliki kekuatan dan kemampuan yang jauh melebihi apa yang pernah dapat anda pahami. Bahkan akan selalu mampu menghasilkan lebih dari apa yang dapat anda bayangkan.

Ingat, firman adalah perkataan mujizat. Allah ada di dalam fimanNya. Kesanggupan daya ciptaNya berada di dalamNya. Pelayanan kita seharusnya juga melepaskan kuasa pencitaan itu pada kehidupan pendengar.

5. Perlakukan dengan Cara Membangun

Ingatlah bahwa anda adalah seorang pekerja bersama Allah. Anda terlibat dalam MEMBANGUN sesuatu, bukan menghancurkan. Tugas anda adalah membangun Tubuh Kristus, maka setiap khotbah hendaknya membangun bukan malah menghancurkan.

Kadang penekanan anda mungkin sangat tajam dan mengena, bahkan perkataan yang anda sampaikan sangat mengena pendengar, sehingga ada pertobatan. Mereka mungkin hatinya hancur dan penuh tangis air mata, tetapi mereka jangan ditinggalkan begitu saja.

Ingat Ezra dan Nehemia (Neh 8:5-12). Tuhan memberikan perkataan yang sangat keras bagi orang-orang buangan yang kembali. Saat mereka mendengar penjelasan Hukum Taurat, mereka menyadari betapa jauhnya mereka dari Taurat tersebut selama bertahun-tahun selama di pembuangan.

Hal tersebut membuat mereka menangis, menundukkan wajah mereka ke tanah dan bertobat. Nabi-nabi mengijinkan mereka untuk melakukannya sebentar, namun kemudian mereka harus menghentikan tangisan dan perkabungan mereka dan mengharuskan mereka bangkit kembali.

Mereka berkata "... pergilah ... minumlah... dan minumlah ... jangan kamu bersusah hati, sebab suka cita karena Tuhan itulah perlindunganmu!" (ayat 11).

Jangan langsung membawa orang dalam penghukuman. Tujuan terakhir adalah melihat mereka dibangun, dikuatkan, dan diperbaiki. Untuk menjadi sempurna, anda harus melayani dengan cara membangun.

6. Pelajari dengan Perhitungan

Ayat-ayat Alkitab harus dibandingkan dengan satu dan yang lain, saling berkaitan. Dan harus selalu diartikan/ditafsirkan di dalam konteks isi keseluruhan Alkitab. Ini menuntut kedewasaan pengertian mengenai seluruh Alkitab.

Anda harus mempelajari Alkitab dengan konsisten "usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu" (2 Tim 2:15).

7. Simpulkan dengan Praktis

Semua khotbah dan pengajaran Alkitab yang efektif harus memiliki sebuah kesimpulan dan penerapan yang praktis. Pelayanan tidak hanya memberi informasi pada pikiran, tetapi lebih dari itu yaitu kehidupan. Anda harus selalu memiliki kesimpulan yang praktis untuk dikerjakan.

Sarankan para pendengar untuk memberikan tanggapan. Mereka seharusnya bereaksi terhadap khotbah yang anda bawakan.

E. PENYAMPAIAN KHOTBAH DENGAN PENJELASAN YANG TERPERINCI

1. Dengan Bacaan

Ajak mereka membaca bacaan yang cocok di dalam Alkitab.

2. Membaca dengan Keras

Bila anda hendak menguraikan pasal tertentu secara terperinci, bacalah dengan keras bagi para pendengar. Bisa juga jemaat membaca bergantian dengan anda, setiap orang membaca satu atau dua ayat.

3. Perkenalkan Tema Anda

Jelaskan maksud dan tujuan anda membawakan tema tersebut, agar jemaat dapat bekerja sama dengan anda. Sehingga mereka akan mengerti dan mengikuti seterusnya maksud anda.

4. Baca Lagi dengan Keras

Anda dapat mengulang pasal tersebut dengan cara membaca ayat demi ayat, dan memberi komentar yang tepat pada setiap ayat.

F. TUJUH ASAS

Dalam bagian ini, saya akan memperkenalkan kepada anda tujuh asas utama, mengenai khotbah (expositori). Ingat ke tujuh asas tersebut, dan usahakan untuk memenuhinya setiap kali menguraikan firman Tuhan.

1. Kemurnian

Yakinlah bahwa uraian yang anda sampaikan mudah dimengerti. Jangan mencoba terlalu dalam dan misterius. Tujuan dari khotbah dengan penjelasan yang efektif, agar bagian yang terkait dapat dijelaskan secara jelas dan mudah untuk dimengerti.

Jangan berlagak pintar dan memamerkan pengetahuan anda. Cobalah untuk memecahkan Roti Hidup sedemikian rupa sehingga jemaat dapat dengan mudah mengikuti penekanan-penekanan yang sedang dikemukakan.

2. Kemantapan

Jagalah agar komentar anda cocok dengan tema yang dikemukakan. Berhati-hatilah untuk tidak melantur jauh, walaupun timbul pemikiran-pemikiran baru yang muncul dalam benak anda. Dengan tetap pada subyek yang telah digariskan, maka dengan mudah khotbah yang disampaikan dapat masuk dalam pikiran jemaat.

Jangan segan untuk mengulang kembali. Karena dengan cara mengulang dalam batas tertentu adalah penting untuk menanamkan kebenaran ke dalam hati jemaat yang mendengar.

3. Hubungan

"Perhubungan" berarti saling berpegangan. Hendaknya pikiran anda juga memiliki kesatuan hubungan yang jelas. Karena jika seseorang berbicara tanpa ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain, dia adalah orang yang kemampuan bicaranya kurang. Sehingga akan gagal membawa para pendengar pada maksud dan tujuannya.

Hendaknya ekspresi pikiran-pikiran anda saling mempunyai hubungan yang jelas. Jangan berpindah-pindah dari pemikiran yang satu ke yang lain, tetapi usahakan untuk menyampaikan dengan jelas dan singkat. Pastikan pemikiran anda memiliki perpaduan yang saling terkait, saling mendukung dan melengkapi.

4. Kelancaran Membawakan

Harus ada kelancaran penyampaian dari suatu pemikiran ke pemikiran yang lain. Pernyataan anda harus terus menggiring jemaat kepada sasaran yang telah ditetapkan. Setiap pokok bahasan harus mengikuti pokok bahasan sebelumnya dalam kaitan yang jelas.

Komentar-komentar anda harus mengalir dengan bebas, tetapi tetap pada satu kesatuan. Tetaplah maju dan terus sampaikan hingga pada tujuan akhir.

5. Singkat

Usahakan singkat saja. Lebih baik jemaat yang mengharapkan anda terus meneruskan, daripada mereka mengharapkan anda mengakhiri 20 menit sebelumnya.

Jangan berbicara terus karena anda senang berbicara. Jangan terbiasa untuk bertele-tele, sebab hal itu hanya akan membingungkan jemaat. Sebuah nasehat pernah ditujukan kepada para pengkhotbah dalam bentuk ini :

BERDIRI! BERBICARA! DIAM!

6. Luas

Bagian ini tampaknya berlawanan dengan sebelumnya dimana dianjurkan untuk singkat. Luas berarti mengungkapkan subyek itu sebanyak mungkin, tetapi tidak ada kontradiksi.

Adalah suatu yang sangat perlu untuk menggali sebuah subyek secara luas, namun singkat.

Luas bukan berarti harus berbicara panjang lebar sehingga jemaat jenuh dengan suara anda. Usahakan untuk membuat keduanya seimbang.

7. Meyakinkan

Ini merupakan hal yang terpenting. Apa kesimpulan dari semua yang telah anda katakan? Apa hasil akhirnya? Apa yang akan dicapai oleh penyampaian anda?

Kesimpulan yang diinginkan hendaknya sejak semula menguasai pikiran anda. Anda harus tanpa lelah menuju sasaran ini. Layani dengan iman, Tuhan mewujudkan tujuan yang Dia inginkan.

Ingat bukanlah tanggung jawab anda untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Itu adalah tugas Tuhan. Anda harus tetap memandang Dia, bukan pada jemaat. Harapkan Dia dengan yakin bahwa Dia yang akan meningkatkan.

BAB 4
Khotbah Biografi

A. KEGUNAAN KHOTBAH BIOGRAFI

Saya telah mendalami tipe khotbah terutama yang berhubungan dengan pengajaran mengenai kehidupan dari tokoh-tokoh Alkitab. Hal itu membutuhkan pelajaran yang mendetail mengenai setiap tokoh untuk mempelajari kehidupan mereka sebanyak mungkin.

Keistimewaan Alkitab yang menarik adalah tokoh-tokoh yang membentuk cerita itu disajikan dengan apa adanya. Tidak ada usaha untuk menutupi kelemahan mereka hingga hanya menampilkan kekuatan dan kebaikan mereka saja.

Beberapa pahlawan besar di Alkitab memiliki kekurangan mereka yang manusiawi. Kita sangat memaklumi bahwa mereka juga terdiri dari darah dan daging seperti kita.

Mereka menghadapi percobaan yang umumnya dihadapi semua orang; seringkali, reaksi mereka sedikit berbeda dari orang Kristen rata-rata hari ini.

Di dalam semua cerita sejarah di Alkitab, hanya satu orang yang benar-benar sempurna, seorang Yesus Kristus! Pahlawan-pahlawan iman yang besar sekalipun mereka hanyalah seorang manusia biasa. Hal ini sangat membantu kita untuk mengenal mereka.

Seni menguraikan kebenaran yang dipelajari dari penyelidikan kehidupan tokoh-tokoh ini merupakan sesuatu yang sangat berharga. Ini merupakan suatu gaya khotbah yang dapat digunakan seorang pendeta untuk hasil yang besar.

1. Berkaitan dengan Realita Kehidupan

Hal ini berkaitan dengan realita kehidupan, dengan kekuatan dan kelemahannya. Sering kita dapat belajar banyak dari perjuangan-perjuangan, kemenangan-kemenangan dan kegagalan-kegagalan mereka yang mendahului kita.

2. Merupakan Contoh untuk Dipelajari

Mereka adalah contoh bagi kebaikan kita, bahwa kita dapat belajar dari mereka, daripada pengalaman pahit kita sendiri.

B. BAGAIMANA MEMULAINYA

1. Pilih Tokoh dari Alkitab

Anda dapat memulai tipe khotbah ini dengan mempelajari beberapa tokoh besar dalam Alkitab seperti Abraham, Musa, Yosua, Daud, Paulus dan Petrus. Ini adalah orang-orang yang perbuatannya menerangi sejarah hubungan Tuhan dengan manusia. Ada BANYAK yang dapat dipelajari dari kehidupan mereka. Juga ada banyak tokoh-tokoh wanita di dalam Alkitab, yang hidupnya memiliki pesan istimewa untuk disampaikan.

2. Pelajari Hidup Mereka

Mulai dengan membaca cerita yang menceritakan kelahiran orang tersebut. Temukan arti nama mereka, sebab semua nama Alkitab memiliki arti yang luar biasa. Pelajari keadaan latar belakang pendidikan mereka. Perhatikan secara khusus tujuan Allah dalam hidup mereka.

  1. Apa yang Tuhan ingin kerjakan melalui mereka?
  2. Bagaimana Dia membuat rencanaNya diketahui?
  3. Apa reaksi orang tersebut?
  4. Apa yang dapat kita pelajari dari perbuatan Tuhan dalam kehidupan mereka?
  5. Apakah ada beberapa bahaya yang harus kita waspadai?
  6. Apa rahasia dari kesuksesan mereka?
  7. Apa kesimpulan yang dapat diambil dari kehidupan mereka?

C. CONTOH KHOTBAH BIOGRAFI

Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari tokoh-tokoh besar ini.

1. Kehidupan Daud

Mari kita lihat sekilas kehidupan Daud sebagai contoh khotbah biografi.

JUDUL : DAUD SEORANG YANG BERKENAN DI HADAPAN ALLAH
(Kis 13:22).

PENDAHULUAN

Namanya berarti "Kekasih Allah" Dia disebut seorang yang berkenan di hadapan Allah. Mengapa Tuhan menyebutnya demikian? Apa yang menarik hati Allah? Ada banyak yang dapat kita pelajari dari pribadi ini!

A. SEORANG YANG BERKENAN DI HADAPAN ALLAH

  1. Daud memiliki tempat yang khusus di hati Allah.
  2. Merupakan sesuatu yang indah bila Tuhan menemukan kesukaan yang seperti itu di dalam manusia.

B. BUKANLAH SEORANG YANG SEMPURNA

  1. Kelemahannya diketahui semua orang. Tetapi hal ini tidak merubah perasaan Tuhan terhadapnya.
  2. Kita juga jauh dari sempurna, tetapi Tuhan dapat menemukan kesukaan dalam kita.

C. MERUPAKAN SESEORANG YANG SANGAT "MANUSIAWI"

  1. Percampuran dari kekuatan dan kelemahan.
  2. Rindu untuk menyenangkan Tuhan, tetapi sering mendukakan Dia.
  3. Rindu akan peraturan Tuhan dalam hidupnya; tetapi melakukan kehendaknya sendiri.
  4. Naik pada ketinggian dan keagungan ... turun pada kedalaman yang menyedihkan.
  5. Daud bukanlah seorang manusia super. Dia benar-benar seorang manusia seperti kita!

D. DIPILIH UNTUK TUGAS KHUSUS

Tuhan memilihnya dari antara kakak-kakaknya, yang dari luar tampak meyakinkan (hebat).

E. DIA HARUS DIUJI

  1. Setiap orang yang dipanggil oleh Allah harus diuji dan terbukti.
  2. Yesus dicobai di padang gurun (Mat 4:1-11).
  3. "Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian" (1 Ptr 4:12).
  4. "Allah akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya" (1 Ptr 5:10).

F. DAUD DIUJI MELALUI BATSHEBA (2 Sam 11)

  1. Dia secara rohani "tidak berjaga-jaga". Telah berumur 50 tahun ... Telah menjadi raja selama 20 tahun. Betapa mudah jatuh!
  2. Sangat percaya diri sendiri. Jangan pernah percaya kekuatan dari daging!
  3. Saat lengah menyebabkan kejatuhannya. Seharusnya berada di garis depan pertempuran. Setan menggunakan saat lengah.
  4. Kemakmuran memelihara kenikmatan. Paulus melatih tubuhnya dan menguasai seluruhnya supaya dia sendiri tidak ditolak (1 Kor 9:27).
  5. Gagal mengalahkan godaan selagi berada dalam pikiran. Semua pencobaan (godaan) berasal dari pikiran. Ini adalah tempat termudah untuk melawannya. Buang pikiran dan imajinasi (2 Kor 10:5). Kegagalan untuk melakukannya membawa pada kehancuran.

G. PERTOBATANNYA (Mzm 51:1-10).

Ketulusan hati Daud dalam pertobatan yang menyebabkan dia dikasihi oleh Tuhan.

  1. Dia mengakui pelanggarannya. Ia tidak coba menyalahkan orang lain.
  2. Bertobat sepenuhnya dari kekurangannya.
  3. Mencari pengampunan dengan sungguh-sungguh.
  4. Menangis untuk penyucian.
  5. Mencari hati yang bersih dan roh yang benar.

H. SENGSARANYA (Mzm 32:3,4; 77:2-6)

  1. Tekanan yang berat siang dan malam
  2. Air mata penyesalan yang dalam
  3. Tulang-tulang menjadi lesu.

I. APA YANG HENDAK TUHAN SEMPURNAKAN (Mzm 51:6,10,17)

  1. Kebenaran yang di dalam.
  2. Hati yang bersih dan roh yang benar.
  3. Roh yang hancur dan hati yang patah.

J. HAMBANYA HARUS:

  1. Berjiwa lemah lembut dan rendah hati.
  2. Pribadi yang benar-benar bersuka cita.
  3. Ditopang oleh Roh Allah yang bebas.
  4. Seseorang yang berkenan di hadapan Tuhan.

Ini merupakan contoh dari khotbah biografi yang singkat dan sederhana. Tetapkan untuk mengisi waktu mempelajari beberapa tokoh-tokoh besar di Alkitab sehingga anda dapat mengajarkan kebenaran-kebenaran yang penting dari hidup mereka.

Bab 5
Pengkhotbah

Saya telah mengatakan sebelumnya bahwa khotbah yang efektif sebagian besar terdiri dari 2 faktor, pertama adalah ilahi dan yang lain adalah manusiawi. Keduanya diperlukan bahwa "tanpa manusia, Tuhan tidak akan bekerja, dan tanpa Tuhan, manusia tidak dapat berbuat apa-apa". Manusiawi inilah yang terutama akan kita bahas dalam pelajaran ini.

A. GARIS PEDOMAN KEPRIBADIAN

Seorang pengkhotbah senior ditanyai oleh sekelompok pelayan-pelayan muda: "Faktor apakah yang paling penting berkenaan dengan aspek manusiawi dalam berkhotbah ?" Jawabnya cepat : "Kepribadian!" "Tetapi katakan kepada kami," tanya mereka selanjutnya , "apa itu kepribadian ?" "Ah", dia berkata, "seandainya saya tahu !"

Berkhotbah adalah penyampaian kebenaran ilahi melalui kepribadian yang tepat adalah faktor penting.

Seseorang telah menganalisa pidato yang efektif di depan umum (saya memakai berpidato di depan umum sebagai contoh untuk membedakannya dari berkhotbah) dengan cara :

Pidato yang efektif terdiri dari:

Namun 10 % tersebut dapat "mengakhiri" seluruh pidato! Hal itu dapat membuat perbedaan antara pembicaraan yang membosankan dan pidato yang menarik. Maka sebab itu, saya merasa sangat perlu untuk menyediakan tempat untuk membahas kepribadian pengkhotbah. Berikut ini beberapa garis pedoman sederhana.

1. Jadilah Diri Anda Sendiri

Bersikaplah tenang, apa adanya dan tidak dibuat-buat. Salah satu bantuan terpenting dalam berkhotbah adalah bersikap tenang.

Ketegangan menyebabkan kegugupan. Saat tegang, pikiran tidak berfungsi dengan baik. perkataan tidak mengalir lancar. Kegugupan anda akan mempengaruhi jemaat, dan mereka juga akan merasa tegang.

Cara yang terbaik untuk dapat tenang adalah kaitkan kotbah anda dengan Tuhan. Perbuatlah yang terbaik semampu anda dan serahkan hasilnya kepada Tuhan.

2. Usahakan Tidak Meniru Orang Lain

Tuhan memilih ANDA sebab Dia ingin memakai ANDA. Anda memiliki beberapa keistimewaan tersendiri yang hanya dimiliki oleh anda, dan Tuhan memiliki rencana atasnya.

Mencoba untuk meniru pengkhotbah lainnya, adalah suatu kesalahan besar. Tidak peduli betapa efektifnya orang tersebut, bila anda mencoba meniru dia hal itu tidak akan meningkatkan pelayanan anda. Sama halnya seperti Daud yang mencoba untuk memakai jubah perang Saul. Dan sebab tidak pas untuknya, maka jubahnya tersebut hanya lebih merupakan halangan daripada sebuah pertolongan (lihat 1 Sam 17:38,39).

Bila anda berusaha meniru atau mencontoh seseorang, pendengar anda akan cepat mengetahuinya. Mereka akan menyadari bahwa khotbah anda tidak sepenuhnya murni dan bersungguh-sungguh, dan hanya dapat berkomunikasi secara dangkal saja.

Anda tidak akan pernah benar-benar merasa tenang dan tentram, bila anda tidak menjadi diri anda sendiri. Pelayanan anda akan kaku dan seperti dibuat-buat karena itu jadilah diri anda sendiri dan jadilah yang terbaik semampu anda.

3. Jujurlah Pada Diri Sendiri

Ketulusan hati dan kejujuran sangatlah penting bagi seorang pengkhotbah. Anda adalah saluran bagi Allah - seorang juru bicara dimana melalui anda Allah berbicara pada umat manusia. Karena itu Ia menghendaki sebuah bejana yang jujur, bebas dari kemunafikan dan tipu muslihat.

4. Jadilah Bejana yang Bersih

Sangat kecil kemungkinan bahwa pendengar anda memiliki kerohanian yang lebih tinggi dari anda. Jika kehidupan anda berpolusi maka anda akan menjadi polusi bagi pendengar anda. Jika ada kepahitan di dalam roh anda, maka kepahitan itu akan ditularkan pada pendengar anda.

Jika anda kritis, maka juga akan mempengaruhi khotbah anda, dan jemaat anda akan menjadi kritis juga. Jika anda membiarkan diri anda dikuasai sikap yang negatif, jemaat anda juga akan bersikap negatif.

Anda akan menghasilkan sama seperti yang anda lakukan (Kej 1:12,21). Anda akan memiliki tanggung jawab yang mutlak untuk MENJADI seseorang yang Tuhan ingin ciptakan.

Hasil pelayanan anda akan beraneka ragam.

5. Bersikaplah Tulus

Ketulusan berarti bebas dari kepura-puraan dan ketidakjujuran. Hal ini akan berarti penampilan anda sama dengan pribadi anda yang sesungguhnya. Janganlah penampilan anda berbeda dengan pribadi anda. Bersikaplah apa adanya, jujur dan tulus.

Banyak pengkhotbah menanamkan kesan yang lain mengenai kepribadian mereka terhadap publik. Mereka menggunakan hal-hal rohani sebagai kedoknya. Hindarilah hal semacam ini. Itu adalah kemunafikan rohani dan sangat dibenci oleh Tuhan. Tuhan dengan jelas tidak menyukai hal-hal yang palsu seperti itu bahkan orang-orang akan dengan cepat sekali menyadari kepalsuan itu.

6. Milikilah Rencana dan Sasaran yang Jelas

Suatu kepribadian akan terbentuk dengan benar dan berkembang apabila pribadi itu memiliki suatu sasaran yang nyata dalam hidupnya jika hidup anda benar-benar didedikasikan untuk menjadi pembawa Firman Tuhan, maka kepribadian anda akan berkembang sampai mencapai tujuan tersebut. Pada akhirnya akan terbentuk kepribadian yang baik, yang cocok untuk mengkomunikasikan kebenaran.

Dedikasi semacam ini akan mempercepat perkembangan kepribadian anda kedalam bentuk yang paling sesuai untuk menjadi juru bicara Allah.

Jangan sampai berkhotbah merupakan hobi anda, sebab khotbah sebenarnya adalah panggilan tertinggi dari Allah yang pernah disediakan bagi manusia. Jika Allah telah memanggil anda untuk memproklamirkan kebenaranNya yang mulia, abadikan diri anda dengan sepenuh hati untuk mengejar perkembangan yang paling tinggi di dalam perkembangan tersebut. Inilah yang paling penting janganlah membuat panggilan itu menjadi hal sekunder dalam hidup anda.

7. Bersikaplah Sepenuh Hati

Tidak ada hal baik yang dapat dicapai oleh orang yang setengah-setengah dalam mengerjakan segala sesuatu. Tidak ada sesuatu yang berharga dapat tercapai tanpa membayar. Serahkan diri anda sepenuh hati kepada tugas membawakan Firman yang luar biasa itu.

Biarlah tujuan itu menjadi puncak pikiran anda. Pelajarilah segala sesuatunya sebisa anda dalam mengupas suatu pokok khotbah. Biarlah pokok subyek itu menyerap perhatian dan motivasi anda. Buatlah hal tersebut hal terpenting dalam hidup anda, tetapkanlah untuk segala sesuatu yang layak menerima panggilan tertinggi yang sudah Tuhan percayakan pada anda.

B. KETERLIBATAN KEPRIBADIAN DALAM PENYAMPAIAN FIRMAN

1. Keluwesan

Bersikaplah santai dan jadilah diri anda sendiri. Allah ingin menggunakan kepribadian ANDA sebagai saluran untuk mengkomunikasikan firmanNya. Karena itulah alasan mengapa Ia memilih dan memanggil ANDA. Jangan merasa rendah diri, terimalah diri anda apa adanya sebab Allah sudah menerima anda. Tidak ada seorangpun yang dapat menjadi ANDA sebaik yang ANDA lakukan!

2. Keaslian

Biarlah pesan dan sikap yang anda bawakan merupakan hasil keunikan pribadi anda sendiri. Tuhan menciptakan kita berbeda satu sama lainnya. Dia menikmati perbedaan dan variasi kepribadian di antara kita umat manusia.

Gunakan kepribadian unik yang sudah Tuhan berikan pada anda dan biarkanlah Ia mengekspresikan pikiranNya melalui hidup anda dengan jalan yang khusus dan unik seperti yang Dia inginkan.

3. Kesederhanaan

Ada sesuatu yang sangat menarik dan menyenangkan mengenai kesederhanaan. Jangan berusaha untuk bersikap rumit dan mendalam. Anda tidak perlu mencari perhatian mereka demi perhatian dan pujian manusia. Anda ada di sana untuk melayani mereka bukan untuk dipuji dan diperhatikan.

4. Sikap yang Menarik

Saya diyakinkan bahwa pribadi yang paling berpengaruh dan menarik yang pernah dijumpai di dunia ini adalah Yesus Kristus!

Yang saya maksud bukan penampilan jasmaniah, Yesaya mengatakan : "Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang Dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkanNya" (Yes 53:2).

Daya tarik Kristus tidak berasal dari penampilan jasmaniNya, tetapi sifat dan kepribadianNya yang sangat menawan.

Masyarakat jelata pada zaman Yesus menyambut Dia dengan antusias. Alkitab mengatakan : "... Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat" (Mrk 12:37).

Mereka mengikuti Yesus, bagaikan baja yang melekat pada sebuah magnet. PadaNya ada kemurahan-pengampunan yang indah yang merupakan daya tarik bagiNya dan sangat menawan hati orang banyak. Itulah salah satu sebab banyak orang mengikuti Dia kemanapun Yesus pergi. Roh Kudus dapat memberikan daya tarik yang sama di dalam anda!!

5. Spontanitas

Jangan bertindak tidak wajar. Bertindaklah dengan bebas dan tanpa ada rintangan, lakukan segala sesuatu secara wajar. Spontanitas berarti segala sesuatu terjadi secara mudah tanpa tekanan atau dipaksakan. Jangan mempertahankan gaya religius yang memberatkan dan tidak wajar. Biarkan gaya komunikatif anda mengalir dengan bebas dan alami. Jangan biarkan diri anda diikat dan dibatasi.

6. Penyesuaian/Adaptasi

Pengkhotbah yang baik harus belajar untuk fleksibel dan beradaptasi dengan keadaan yang berbeda-beda.

Gaya khotbah anda di setiap pertemuan akan berbeda dari yang lainnya. Anda harus dapat membedakan dalam setiap situasi apa yang ingin Roh Kudus kerjakan.

Tuhan memiliki tujuan khusus yang ingin dicapai dalam setiap perkumpulan orang-orang percaya. Sang pengkhotbah adalah kunci terpenting bagi pemenuhan tujuan tersebut.

Usahakan untuk tidak terlalu kaku atau ortodoks dalam pendekatan mental anda pada suatu kesempatan berkhotbah. Usahakan pikiran anda fleksibel dan terbuka. Belajarlah untuk selalu menantikan Allah di dalam roh anda. Bukalah roh anda untuk suaraNya sekecil apapun.

Hal ini membuat perbedaan antara gereja yang biasa-biasa saja dan ibadah yang dinamis dengan Allah melalui firmanNya.

Roh Kudus mampu menciptakan banyak macam suasana hati di dalam pertemuan-pertemuan. Kadang-kadang mereka bergembira dan bersemangat di lain waktu mereka akan tenang dan hikmat. Kemampuan untuk dapat mengenali keinginan Roh Kudus, dan menggunakan situasi yang unik yang diciptakan oleh Roh Kudus, dapat memampukan anda mencapai hasil yang diinginkan oleh Allah.

Kunci keberhasilan dalam pelayanan Kristen adalah "melihat cara Tuhan bergerak, dan bergerak bersama Dia".

7. Gerakan Roh

Ada suatu gerakan Roh yang unik dan dahsyat di dalam penyampaian firman, yaitu pernyataan dinamis dari otoritas Roh Kudus yang dapat merupakan kesaksian luar biasa.

Petrus merupakan contoh dari gerakan Roh yang sangat luar biasa, yang terjadi pada Hari Pantekosta (Kis 2). Sebelumnya, dia adalah seorang penakut dan penuh ketakutan. Penyangkalannya yang pengecut terhadap Kristus telah membuktikan hal tersebut. Penolakannya untuk mengenal Kristus bahkan di hadapan seorang pembantu wanita, menampakkan sifat ketakutannya dan perasaan tidak aman.

Tetapi dia diubahkan pada hari Pantekosta. Kita melihat Petrus yang sangat berbeda, ketika ia berdiri menyampaikan firman pada hari itu. Ada sesuatu yang agung saat melihat Petrus menyampaikan firman tanpa rasa takut pada orang banyak.

Ada suatu keagungan yang menggetarkan jiwa saat kita menyaksikan pengkhotbah seperti itu dalam aksinya. Siapa yang dapat menjelaskan apa yang menyebabkan semua ini?

Saya ingat dengan jelas beberapa saat dimana saya mendapatkan kesempatan mendengarkan Dr. Billy Graham. Ada suatu kekuatan dan kuasa yang mengalir melalui khotbahnya! Ini merupakan perpaduan antara kuasa Allah dan kerjasama dari manusia. Dia adalah sebuah contoh dari bagaimana indahnya seorang manusia dapat menjadi saluran bagi hikmat dan nasehat Allah untuk dibawakan bagi manusia.

Benar, menyampaikan firman adalah tugas yang tinggi dan suci. Seseorang yang terpanggil untuk pekerjaan ini seharusnya merasakannya sebagai suatu kehormatan. Setiap orang yang dipanggil untuk memenuhi tugas ini harus sungguh-sungguh mengabdikan dirinya sepenuh hati untuk menjamin tingkat efektifitas yang setinggi mungkin.

C. PERANGKAT YANG PENTING

Sekarang saya ingin berbicara kepada anda mengenai 3 hal yang penting untuk mengefektifkan penyampaian Firman : VISI, PERBENDAHARAAN KATA DAN SUARA!

1. Visi

Setiap pembaca firman memerlukan sebuah visi. Visi yang saya maksudkan di sini adalah sebuah konsep mengenai hasil apa yang dapat dicapai didalam Tuhan melalui pelayanannya.

Visi kita adalah konsep pencapaian hasil tertinggi dimana dengan hasil tersebut kita berjalan melalui hidup ini.

Anda juga dapat menyebutnya sebagai mimpi bagaimana anda dapat menjadi sesuatu bagi Tuhan dan dapat berfungsi bagiNya untuk memuliakan Dia.

Setiap pembawa Firman memerlukan sebuah visi semacam ini untuk memotivasi dirinya. Dia memerlukan tujuan akhir yang pasti - sesuatu yang digumulkan, sesuatu yang akan dicapai, sesuatu yang membutuhkan pengorbanan; suatu tujuan yang akan mendatangkan kemampuan terbaiknya.

Sejumlah besar pembawa firman menghadapi bermacam-macam keputusasaan. Mereka memerlukan sesuatu yang dapat mengimbanginya dan yang pada akhirnya membuat segala sesuatunya bermanfaat. Bila anda tidak memiliki kepekaan rohani mengenai tujuan Allah terhadap anda, anda akan dikalahkan oleh keputus asaan dan gagal mencapai tujuan ilahi yang telah Tuhan tentukan bagi kita.

2. Perbendaharaan Kata

Perbendaharaan kata seorang pembawa firman merupakan rangkaian beberapa kata yang dia ketahui dan yang biasa ia gunakan. Tak pelak lagi, kata-kata adalah peralatan seorang pembawa Firman yang digunakannya untuk bekerja memenuhi panggilannya.

Makin banyak kata-kata yang anda ketahui dan mengerti, anda dapat makin fasih berkata-kata untuk mengemukakan perasaan anda.

Kata-kata bagi pembawa Firman sama halnya kuas dan cat bagi seorang seniman. Seorang pembawa firman dapat membuat gambaran yang hidup dengan kata-kata. Saat dia menggambarkan suatu keadaan, jemaatnya mampu melihat apa yang dia gambarkan. Kata-kata sangatlah penting bagi seseorang untuk berkomunikasi secara efektif. Seorang pembawa Firman tanpa kata-kata bagaikan seorang pedagang tanpa barang dagangan.

Sebagai seorang pengkhotbah, anda harus menarik dalam kata-kata. Usahakan banyak membaca, sebab dengan membaca bacaan yang baik dapat memperkaya perbedaharaan kata anda. Setiap kali anda menjumpai sebuah kata yang anda tidak mengerti, selidikilah dan carilah tahu apa artinya. Dan tambahkan kata baru itu pada perbendaharaan kata anda. Mulai gunakan kata tersebut dalam konteks dan penggunaan yang benar.

Kembangkan perbendaharaan kata anda, akan makin fasih bila anda melakukannya. Orang akan lebih tertarik mendengarkan anda, bila anda dapat membicarakan topik yang anda bawakan dengan baik.

D. PRINSIP-PRINSIP DARI BERBICARA/PIDATO DI DEPAN UMUM

Berikut ini beberapa prinsip yang harus disadari oleh pembicara yang berbicara di depan umum :

1. Pernapasan

Pernapasan yang benar sangatlah penting bagi seorang pembicara.

Tenggorokan (kotak suara) akan menyentuh langit-langit mulut anda. Langit-langit mulut bertindak sebagai pemantul suara. Saat anda menyuarakan suara ke langit-langit mulut, akan menghasilkan ekstra resonansi. Jika hal ini dipraktekkan benar akan memperkuat pita suara anda.

2. Artikulasi

Artikulasi adalah seni pengungkapan kata secara jelas.

Seorang yang pandai memberikan penekanan arti dalam berbicara dengan jelas, akan mudah untuk dimengerti sebab pengucapannya sangat baik.

Setiap pembawa firman harus sampai pada tahap mahir dalam hal ini sehingga jemaat dapat dengan mudah mendengarnya. Untuk dapat mendengarkannya tidak perlu sampai memaksakan diri hingga terasa tegang; seharusnya itu merupakan suatu kesenangan. Bahkan di dalam percakapan sehari-hari, berlatihlah berbicara dengan jelas.

3. Nada Suara

Nada suara saat berbicara berkaitan dengan tekanan dalam suara anda.

Suara manusia memiliki beraneka ragam nada. Bila anda berbicara dengan tekanan yang sama dan monoton setiap saat, suara anda akan terdengar sangat membosankan. Anda harus mengembangkan kemampuan mengatur suara anda.

Seperti seorang penyanyi dapat menaikkan dan menurunkan nada - menyajikan beragam nada yang indah - demikian juga dengan pembicara yang berbicara di depan umum.

Bila suara anda secara alami lebih cenderung bernada tinggi, berlatihlah berbicara dalam nada yang lebih rendah.

Kembangkan nada yang beragam dalam suara anda.

4. Kecepatan Berbicara

Beberapa orang cenderung untuk berbicara dalam kecepatan yang sama. Hal ini juga dapat membosankan. Saat anda berbicara usahakan kecepatannya tidak sama. Hendaknya khotbah anda disampaikan dengan kecepatan yang cukup sehingga mudah didengar. Bagaimana pun juga dari waktu ke waktu anda harus mempercepat atau memperlambat pengucapan untuk memberi variasi dan memberi penekanan pada khotbah anda.

5. Volume Suara

Volume suara merupakan faktor penting lainnya. Memberi variasi pada volume suara dapat memberi penekanan pada suatu pokok yang anda ingin tekankan.

Sebagian khotbah anda hendaknya disampaikan dengan volume suara seperti orang yang sedang bercakap-cakap. Hal ini untuk memastikan bahwa suara anda cukup keras untuk didengar oleh semuanya, walaupun tidak terlalu keras sehingga memekakkan telinga jemaat anda.

Beberapa pembawa firman merasa penting untuk berkhotbah sangat keras sampai telinga pendengar mereka menjadi sakit. Hindarilah hal semacam itu.

Bila semua khotbah anda disampaikan dengan suara yang keras, akan menyulitkan pemberian penekanan pada bagian yang paling penting.

Bila kadang-kadang anda menurunkan suara anda, anda dapat memberi penekanan khusus. Maka jemaat anda akan memberi perhatian khusus saat anda menurunkan suara anda. Mereka akan berusaha untuk memperhatikan setiap kata.

6. Sela Waktu Berbicara

Jangan takut untuk sekali-kali berhenti sebentar. Hal ini juga akan memberi tambahan penekanan pada beberapa pokok.

Beberapa pembawa firman takut bila ada saat-saat dimana dia diam - berhenti. Padahal cara penyampaian yang mengalir seperti sungai tanpa ada sela sedikitpun, akan menyebabkan orang kesulitan untuk menyerap pembicaraan anda.

Jangan tergesa-gesa saat berkhotbah atau bertahan dengan tempo waktu yang cepat karena anda akan mendapat kesulitan berhenti untuk mengambil nafas.

Jemaat butuh waktu untuk memikirkan dan merenungkan apa yang telah anda katakan. Hal ini akan membantu pendengar untuk benar-benar dapat menyerap kebenaran dalam khotbah anda.

Anda harus dapat melihat dan melibatkan emosi pendengar. Karena pikiran pendengar hanya dapat menyerap segala sesuatu dengan kecepatan yang tetap, maka jika anda berbicara terlalu cepat tanpa waktu sela yang memadai, jemaat akan tertinggal.

7. Pengulangan

Pengulangan pembicaraan dalam jumlah tertentu akan sangat baik hasilnya. Hal ini menolong pendengar menangkap pesan anda di dalam pikirannya, sehingga memperjelas tekanan pesan anda. Penekanan macam ini diberikan secara sengaja dan terencana karena anda mempunyai alasan yang baik untuk itu.

Cobalah mengemukakan suatu pesan dengan cara yang bervariasi. Jika anda ingin agar kebenaran tersebut menjadi bagian dalam pikiran dan tindakan pendengar. Maka untuk memenuhi tujuan itu pendengar harus benar-benar dipenuhi dan diyakinkan tentang kebenaran tersebut.

E. TIP SEDERHANA BAGI PEMBAWA FIRMAN

1. Jadilah Diri Sendiri

Jangan sekali-kali menampilkan kepribadian yang lain yang bukan anda. Satu-satunya cara menenangkan diri di atas mimbar adalah menjadi diri sendiri. Bila anda mencoba meniru untuk menjadi pengkhotbah lain, maka kesan tersebut akan ditangkap dan dirasakan oleh pendengar sebagai hal yang kurang wajar/asli dari kepribadian anda.

Jadilah diri sendiri dan usahakan untuk menjadi yang terbaik dan bersikap wajar.

2. Lupakan Kepentingan Diri Sendiri!

Memperhatikan diri sendiri merupakan kendala dalam berbicara di depan umum, sebab hal itu menghasilkan kebimbangan dan ketidak pastian.

Sikap yang terlalu mencemaskan diri sendiri akan membuat lidah kelu, tidak lancar berkata-kata, juga akan mempengaruhi sikap anda. Persiapkan diri anda dalam berbagai cara dengan seksama.

Berilah perhatian pada tiap bagian dari persiapan khotbah yang hendak disampaikan. Tetapi begitu saudara berdiri di mimbar, kesampingkan untuk memberi perhatian pada diri sendiri, tetapi pusatkan sepenuhnya pada apa yang hendak disampaikan. Karena para pendengar adalah lebih penting dari diri anda sendiri.

Anda adalah saluran Firman Allah. Serahkanlah diri sepenuhnya padaNya, pusatkan perhatian anda sepenuh pada Tuhan, juga jemaat yang sedang mendengar perkataan Tuhan melalui anda.

3. Jangan Berkhotbah dengan Suara yang Dibuat-buat

Beberapa pengkhotbah melakukan hal itu, padahal sangat membingungkan. Suara mereka di mimbar sangat berbeda dengan suaranya yang normal.

Ini dapat menimbulkan kesan tidak jujur, seolah-olah orang ini tidak wajar dan pandai berakting. Hal demikian dapat membuat jarak antara anda dengan jemaat, bahkan cenderung memandang anda sebagai makhluk asing. Sepertinya anda berasal dari planet lain dan membuat mereka asing terhadap anda.

Berlatihlah menyampaikan firman dengan suara yang normal - baik aksen dan nada berbicara seperti yang anda gunakan setiap hari di dalam percakapan. Maka hal ini memberi kesan wajar dan ketulusan.

4. Jangan Berbicara Terlalu Pelan

Pastikan bahwa semua jemaat dapat dengan jelas mendengar anda. Jangan membuat mereka menjadi tegang pada waktu mendengar setiap perkataan yang anda sampaikan. Jika perlu bertanyalah pada jemaat: apakah semua bisa mendengar suara saya?

Percuma saja meneruskan khotbah bila sebagian jemaat tidak dapat mendengar dengan baik dan mengikuti khotbah yang anda sampaikan. Hal ini hanya membuang waktu mereka dan juga waktu anda.

5. Jangan Berteriak

Usahakan berbicara dengan nada bicara dan volume yang normal. Kita juga dapat menyesuaikan dengan banyaknya orang yang hadir dan ada atau tidaknya peralatan pengeras suara.

6. Ingatlah untuk Mengatur Kecepatan dan Nada Berbicara Anda - agar tidak Monoton

7. Usahakan Jemaat Menerima Anda

Buatlah jemaat yakin terhadap anda. Bila jemaat tidak menerima anda, mereka mungkin juga tidak menerima pesan yang anda sampaikan.

8. Berpakaian yang Pantas

Penampilan anda sebaiknya tidak mengurangi kemampuan anda berbicara pada jemaat. Idealnya anda berpakaian dengan pantas dan sederhana. Juga gaya dan sikap anda jangan seakan-akan menyerang seseorang.

Jangan menyebabkan jemaat menjadi tidak senang dengan cara anda berpakaian. Karena tujuan kita adalah memenangkan dan mempengaruhi pendengar, bukan malah membuat mereka tidak senang.

Jangan berpakaian yang tidak pantas, sehingga menarik perhatian jemaat. Jika mungkin, usahakan berpakaian yang rapi, pantas dan sederhana. Dan perlu diingat hendaknya cara berpakaian anda tidak berlawanan dengan budaya jemaat.

9. Belajar Berdiri dengan Baik

Di setiap kesempatan sepantasnya berdiri menghadap ke hadirin, berdirilah tegak, tepat di atas dua kaki - hal ini membuat cara anda berdiri dengan baik.

Berdirilah dengan tegak menghadap jemaat, jangan bersandar pada apapun juga. Bila ada mimbar, gunakan mimbar tersebut untuk meletakkan Alkitab dan catatan, jangan menggunakan untuk bersandar. Dengan berdiri tegak akan membantu bernafas. Juga hal ini akan menimbulkan perasaan tenang dan percaya diri di saat menghadapi jemaat.

10. Belajar Bergerak Secara Wajar

Tubuh anda juga dapat menyampaikan suatu pesan sama seperti yang disampaikan melalui suara anda. Adalah penting bagaimana sikap anda saat berbicara.

Kunci untuk gerakan yang tepat ialah dengan wajar bergerak dan membiarkan secara alami. Hindarilah gerakan tubuh yang tidak penting. Jika anda hendak menggambarkan sesuatu secara lisan, dapat juga disampaikan ide tersebut dengan tangan anda.

Biarlah cara semacam itu berlangsung secara wajar dan spontan. Anda dapat menekankan sebuah poin yang sangat penting dengan tangan, dan biarlah semua gerakan tangan itu sesuai dengan apa yang perlu di tekankan.

11. Pertahankan Kontak Mata dengan Jemaat Anda

Mata juga dapat menyampaikan suatu pesan! Mata anda jangan memandang di antara kepala atau di atas kepala pendengar. Lihat langsung ke arah orang yang anda tuju.

Biarkan pandangan anda menjelajahi seluruh jemaat, maka setiap orang/jemaat akan juga merasakan bahwa anda sedang berbicara kepada MEREKA. Dengan demikian akan ada hubungan dan kontak yang baik dengan jemaat.

12. Ingat Bahwa Ekspresi Wajah Juga Penting!

Ekspresi di wajah anda juga dapat menyampaikan suatu pesan. Hindarilah ekspresi wajah yang `keras' bila tidak sedang menyampaikan poin tertentu. Tetapi biarkan ekspresi wajah anda wajar serta sesuai dengan tema dan topik yang sedang disampaikan. Bergembiralah dan penuh percaya diri, bila pokok topik yang disampaikan bukan masalah yang sedih atau serius.

Usulan ini dibuat dengan pandangan seni alamiah dalam berbicara di depan umum.

Jelas, faktor yang terpenting dalam menyampaikan Firman adalah KEHADIRAN dan URAPAN Tuhan dalam kehidupan anda.

Bagaimanapun juga, Tuhan dapat memberkati dan mengurapi seseorang yang siap dan memiliki pengertian mengenai prinsip-prinsip berkomunikasi.

Jangan pernah meremehkan kemampuan semacam itu. Tetapi di lain pihak, juga jangan bergantung pada kemampuan itu.

Pada akhirnya, hanya Tuhan yang mampu menyempurnakan apa yang anda cari dalam mencapai sesuatu melalui khotbah anda.

Biarkan keyakinan anda diletakkan di dalam Dia. Ketahuilah bahwa satu-satunya perkembangan yang bermanfaat di saat menyampaikan firman Allah adalah karya Tuhan sendiri yang disempurnakan.

Pada saat membaca dan mempelajari bagian yang akan datang, BAGAIMANA YESUS MEMBANGUN GEREJANYA, anda mungkin ingin melihat diagran ini.

Bagaimana YESUS membangun gerejaNya
Pelayan Para
Anggota
Kepada
TUHAN
Kepada
seorang
dengan yang
lain
Kepada
Dunia
Para Pemimpin
Gereja
Karakter Kuasa Panggilan
Rencana Allah Diwahyukan Dihancurkan Dipuluhkan