Model Untuk Menghasilkan Kelompok-Kelompok Rumah Secara Cepat

PRAKATA: Nilai-nilai dari Abad Pertama dan Kedua.

Bagaimana Gereja dapat bertumbuh begitu cepat dalam dua abad pertama? Ada beberapa alasan: kesatuan bahasa (Yunani), zaman yang damai, adanya jaringan jalan dan transportasi yang baik, dan adanya kekosongan rohani. Ada faktor-faktor yang lain mengenai Gereja pada zaman itu yang begitu berbeda dari Gereja yang kita lihat di Indonesia sekarang. Mari kita melihat beberapa perbedaannya.

Gereja zaman dahulu tidak memiliki Alkitab yang lengkap. Pada zaman itu belum ada media cetak, maka buku sangat jarang dan mahal. Setiap buku ditulis oleh tangan, dan hanya sedikit orang yang mampu membaca atau menulis. Proses pengumpulan kitab-kitab Perjanjian Baru belum dilakukan. Dapat diperkirakan bahwa dahulu persekutuan-persekutuan pada umumnya belum mempunyai sebuah Alkitab yang lengkap. Orang-orang percaya sudah merasa beruntung apabila mereka memiliki beberapa gulungan kitab Perjanjian Lama, salah satu kitab Injil atau beberapa surat dari Rasul Paulus. Mudah-mudahan ada seseorang dalam kelompok yang dapat membaca. Struktur Injil Matius, Markus, dan Lukas menunjukkan bahwa salah satu cara yang diutamakan untuk menyampaikan kebenaran Alkitab adalah melalui cerita-cerita pendek dan padat dari kehidupan Isa Almasih. Cerita-cerita ini kemudian disebarkan dari mulut ke mulut. Matius, Markus dan Lukas mencatat cerita ini dan membuat sebuah catatan permanen bagi mereka yang dapat membaca.

Saat itu belum ada seminari atau sekolah untuk belajar menjadi pendeta atau pemimpin. Kepemimpinan didasarkan pada kegiatan berbagi dan mengutip pesan-pesan sederhana melalui proses "mentoring". Hanya melalui proses seperti itu Paulus dapat membentuk persekutuan pada saat kunjungannya yang sangat singkat. Inti penekanannya adalah kesetiaan pada Isa Almasih dan hidup yang telah diubah. Mereka yang secara alami merupakan pemimpin kelompok sosial dan yang telah memperoleh hidup baru bersama Isa menjadi pemimpin pada jemaat-jemaat muda. Paulus atau orang-orang lain dari tim pelayanannya kadang-kadang kembali untuk memberi semangat dan membimbing pemimpin-pemimpin baru tersebut. Pengetahuan Alkitab saat itu sangat sedikit sehingga muncullah aliran-aliran sesat. Surat-surat ditulis untuk memperbaikinya. Pada akhirnya calon-calon pemimpin tersebut menjadi kepala pengikut-pengikut Almasih yang baru.

Saat itu gedung-gedung tidak dipakai untuk pertemuan pengikut-pengikut Isa. Bentuk dan praktek jemaat-jemaat pada umumnya sangat sederhana. Kemungkinan suatu persekutuan terdiri dari sebuah keluarga yang kumpul di rumah, seperti dengan Kornelius. Mereka sedapat mungkin berkumpul untuk berdoa, mendengar kembali cerita-cerita dari kepercayaan mereka yang baru, atau mungkin membaca sebagian dari Kitab Suci, dan menyembah Allah. Karena mereka hidup berdekatan, maka mereka segera menyadari apakah kehidupan seseorang menunjukkan kehadiran Isa Almasih dalam dirinya atau tidak. Mereka saling mendukung meskipun banyak hambatan dan penganaiayaan yang mereka hadapi saat mereka hidup sesuai dengan kehendak Allah. Tidak ada banyak program, posisi, tradisi dan syarat-syarat organisasi yang menghalangi pesan Isa Almasih kepada orang-orang yang baru percaya.

Dan ya, pesan tersebut dikontekstualisasikan. Bagaimana kita mengetahuinya? Jemaat-jemaat pada masa awal di Yerusalem itu, pandangannya, istilahnya, dan praktek-prakteknya sangat bergaya Yahudi. Mereka tidak mungkin menggunakan kata "Kristos" untuk memanggil Yeshua (Isa, Yesus). Mereka memakai kata "Mesias". Di Antioch, saat kabar baik mulai menarik orang-orang Yunani yang tidak masuk agama Yahudi, mereka mulai menyebut Isa Almasih sebagai "Kristos". Kejadian ini adalah sebuah penyesuaian besar dari pesan-pesan Alkitab ke kebudayaan yang kafir dengan menggunakan sebuah istilah yang kafir. Istilah-istilah itu diberi arti yang baru. Kemudian orang-orang Yunani itu secara formil dibebaskan dari kewajiban-kewajiban agama Yahudi. Setiap usaha dibuat untuk menjelaskan inti dari pesan Alkitab untuk konteks (keadaan) sosial yang berbeda. Dan Umat Allah bertumbuh.

Saat ini di Indonesia, Gereja berkembang dengan sulit ditengah-tengah kebudayaan mayoritas yang melawannya. Kemungkinan ada beberapa petunjuk dari gereja-gereja awal untuk memecahkan masalah tersebut. Sekarang di Indonesia ada satu bahasa umum, ada ketertiban sosial, dan ada sistem yang dapat diandalkan untuk komunikasi dan transportasi. Apa lagi Indonesia sedang menghadapi krisis ekonomi yang intinya merupakan krisis iman. Orang-orang sedang mencari kebenaran. Banyak yang sangat kecewa akan jawaban-jawaban tradisional. Gereja harus siap membagikan ajaran Injil pada saat kekosongan iman tersebut melanda. Banyak orang percaya yang ingin memulai dan mengambil keuntungan dari kesempatan ini, namun mereka belum mengetahui cara melakukannya. Model ini menawarkan bantuan bagi mereka yang merasa terpanggil oleh Allah untuk bertindak supaya Tuhan dapat ditinggikan di tengah mayoritas rakyat Indonesia.

PRINSIP: Dari Jemaat Masa Awal.

Berlandaskan Alkitab supaya dapat menghindari aliran-aliran sesat
Dilaksanakan melalui cerita-cerita untuk menghindari hambatan-hambatan literatur.
Berusaha kembali pada gaya asli (sebelum pengaruh Barat masuk) dalam menyatakan kesetiaan kepada Almasih.
Sesederhana mungkin, tidak terbebani oleh tradisi, lentur/fleksibel.
Kesetiaan nyata kepada Almasih yang menuntun pada identitas baru, baik pribadi maupun perkumpulan.
Berusaha melibatkan orang-orang dalam sebuah proses pergerakan menuju Almasih.
Berusaha membuat pesan yang jelas dalam konteks mayoritas.
Pemuridan yang berdasarkan kepatuhan, yang ditujukan kepada ciptaan baru.
Kepemimpinan berdasarkan proses meniru mentor pada tingkat yang paling mudah.
Tahap-tahap Penginjilan, Pelatihan Pemuridan, Pelatihan Kepemimpinan, Kelompok Jemaat diadakan secara bersamaan dan berurutan.
Mendukung pelaksanaan di rumah-rumah, bukan di gedung.
Memfokus pada reproduksi yang cepat melalui persiapan pemimpin baru dengan segera.
Mengizinkan jenis persekutuan yang lebih dekat dengan kebudayaan mayoritas.
Menghargai kebenaran dari nabi-nabi dan AQ.

UNTUK MULAI: Menjalin Hubungan

Bagian ini khususnya diberikan bagi pengikut Isa Almasih dari latar belakang Kristen dan dimaksudkan untuk memberi garis besar tentang apa yang harus dilakukan untuk menjalin hubungan yang sehat dengan orang fokus sehingga mereka dapat diinjili.

  1. Berdoalah untuk tetanggamu. Ayat acuan: Mat 5:44; Yoh 17:20; Kol 4:3
    Cerita: Catatan Lukas tentang penyaliban, Lukas 23:32-34.
    Orang yang belum percaya mungkin melakukan sesuatu yang menjengkelkan atau bahkan sesuatu yang dapat membuat kita marah, namun ingat bahwa mereka masih tersesat. Mereka tertawan Iblis. Tuhan sudah mengampuni kita, kita ingin supaya Tuhan juga mengampuni mereka.
  2. Terjun ke dalam kehidupan para tetangga dengan mendekati mereka. Ayat acuan: Matius 5:13-16, 1 Tes 2:8.
    Cerita: Isa dan pernikahan di Kana, Yoh 2:1-11
    Orang percaya yang tidak mau bergaul tidak dapat menjadi "garam" di antara yang tersesat. Kita harus membaur ke dalam mayoritas masyarakat.
  3. Hiduplah dengan suci di depan tetanggamu. Ayat acuan: 1Pet 1:16, 3:1
    Cerita: Paulus dan Silas di penjara, Kis 16:16-34. Orang-orang mencari sesuatu yang nyata. Pengikut Isa Almasih memiliki kebenaran yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang. Ia nyata, Ia mengubah hidup. Kekuatan-Nya dalam kita harus dapat dilihat.
  4. Pelajarilah keadaan tetanggamu dengan mengamati dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Ayat acuan: Luk 2:41-52, Kis 17:16-19
    Cerita: Filipus dan Orang Etiopia, Kis 8:26-40. Kita harus memperhatikan tetangga kita seperti tetangga kita memperhatikan kita. Kita perlu menentukan hambatan-hambatan dalam penyebaran Injil dan hal positif apa yang dapat digunakan sebagai jembatan dalam penyebaran Injil.
  5. Hiduplah sesuai lingkungan tetanggamu sedapat mungkin. Ayat acuan: 1 Kor 9:19-23, Fil 2:7.
    Cerita: Penyunatan Timoti. Kis 16:1-4.
    Beberapa kebiasaan orang Kristen tidak penting, malah menyebabkan orang-orang Muslim menolak ajaran Injil. Makan daging babi adalah salah satu contohnya. Paulus berkata bahwa ia akan meninggalkannya jika hal tersebut menjadi penghambat dalam penyebaran Injil. Hal lain apakah yang tidak penting, yang dapat menjadi penghambat?
  6. Tunjukkanlah kasih Tuhan kepada tetanggamu dalam hidup sehari-hari. Ayat acuan: Matius 25:34-36, Gal 6:30, Titus 3:1-2
    Cerita: Orang Samaria yang baik hati. Lukas 10:25-37
    Seperti Tuhan telah membuktikan kasih-Nya kepada kita melalui semua yang telah Dia lakukan bagi kita, kita juga harus membuktikan cinta kasih Tuhan kepada orang lain. Kesetiaan yang sejati kepada Isa memerlukan penyangkalan terhadap diri sendiri dan pelayanan terhadap orang lain.

PENJALA MANUSIA: Metode untuk Menemukan Manusia yang Bersifat Damai

Isa memberikan satu metode kepada 70 orang murid ketika Dia mengirim mereka untuk memberitakan kedatangan Kerajaan Allah dan menyampaikan panggilan untuk pertobatan. Jika seseorang cukup tertarik untuk mengundang para murid singgah di rumahnya, maka para murid singgah di tempat orang tersebut dan memberitakan Kabar Baik kepadanya. Dengan cara ini, 70 orang murid tersebut mengetahui siapa yang mereka cari dan apa yang harus mereka lakukan. Jika tidak ada seorangpun yang tertarik dan yang mengundang mereka untuk singgah, mereka terus berjalan.

Kami menawarkan 5 metode atau langkah awal yang mungkin dapat dipakai untuk memulai ajaran Injil. Metode-metode ini menganggap teman fokus telah memiliki sikap yang positif terhadap Kitab Suci (Alkitab) dan percaya kepada para nabi. Tujuan metode ini adalah untuk melibatkan teman tersebut dalam mendengarkan kebenaran dari Kitab Suci melalui cerita.

  1. Lakukan suatu kebaikan atau kemurahan hati terhadap tetanggamu. Tetanggamu mungkin akan berterima kasih atas kebaikan yang telah kamu lakukan, hal ini alami dan sopan. Cobalah mengatakan sesuatu seperti ini: "Terima kasih kembali. Saya menolong sesama karena Tuhan telah sangat baik kepada saya. Sungguh Dia telah memberkati saya. Apakah kamu tertarik untuk mendengarkan cerita dari Kitab Suci yang menyatakan mengapa kita percaya bahwa Tuhan adalah Maha Pengasih dan Pengampun?"
  2. Nyatakanlah kesediaan Anda untuk berdoa bagi tetangga Anda. Jika seseorang yang Anda kunjungi sedang mengalami kesusahan, katakanlah, "Menurut apa yang saya alami, Allah menjawab doa-doa yang saya panjatkan dalam nama Isa Almasih. Apakah ada sesuatu yang dapat saya doakan bersama Anda?" Di kemudian hari, kembalilah mengunjungi orang itu untuk melihat apa yang sudah Allah lakukan setelah Anda berdoa bersama. Lalu katakan, "Kitab Suci berisi banyak cerita tentang bagaimana Allah melalui nabi-nabi sudah menyatakan diri-Nya kepada umat manusia, dan bagaimana Ia sudah menjawab doa-doa yang dipanjatkan kepada-Nya. Apakah Anda mau mendengar beberapa cerita tentang bagaimana Allah berbicara kepada manusia melalui Kitab Taurat, Zabur, dan Injil?"
  3. Ajukan beberapa pertanyaan tentang hubungan tetangga Anda dengan Allah. Pertanyaan tentang arti kehidupan dan tentang kehendak Allah bagi seseorang dapat dipakai sebagai kesempatan untuk mengarahkan pikirannya kepada firman Tuhan. Coba tanyakan, "Menurut Anda, mengapa Allah menciptakan kita?" Atau, "Menurut agama Anda, apa arti kehidupan ini?" Atau, "Menurut pendapat Anda, bagaimana seseorang dapat memperoleh kehidupan kekal?" Dengarkanlah baik-baik, apa yang dikatakan teman Anda. Kemudian tambahkan, "Ada banyak hikmat di dalam Kitab Suci Allah, dan ada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti itu, dan tentang banyak hal lainnya lagi. Apakah Anda mau mendengar beberapa cerita dari nabi-nabi?"
  4. Adakan suatu acara istimewa di rumah Anda dan undanglah tetangga-tetangga Anda. Undanglah tetangga Anda atau seseorang yang dekat dengan Anda untuk hadir dalam suatu acara istimewa, misalnya acara berbuka puasa, khitanan, ucapan syukur atas doa yang dikabulkan, atau perayaan hari raya tertentu. Adakan acara makan bersama atau lakukan apa yang sudah seharusnya dilakukan dalam perayaan seperti itu. Sebagai bagian dari acara, sampaikanlah cerita dari Kitab Suci yang berkaitan dengan apa yang dirayakan. Adakanlah doa. Lalu katakan, "Kitab-kitab Suci, Taurat, Zabur, Injil penuh hikmat Allah yang terdapat dalam banyak cerita lainnya seperti cerita tadi. Maukah Anda mendengar cerita-cerita lainnya lagi?"
  5. Kepada tetangga Anda berikan traktat tentang para nabi. Katakanlah, "Kita semua percaya kepada para nabi. Tetapi apakan Anda tahu, peran apa persisnya yang disampaikan oleh para nabi melalui Kitab Suci? Bila ia tertarik, tanyakan apakah ia mau membacanya bersama Anda. Atau persilakan dia membaca traktat Pesan Para Nabi. Setelah ia membacanya, tanyakan apa yang menarik baginya, apa yang belum pernah diketahuinya, atau apa yang membingungkan. Tanggapi jawabannya. Lalu berkatalah kurang lebih demikian, "Kitab Suci berisi banyak cerita lainnya yang penuh dengan hikmat Allah bagi kita pada zaman sekarang ini. Apakah Anda mau mendengar cerita-cerita lainnya itu?"

Catatan: Mungkin Anda dapat memikirkan berbagai langkah awal lainnya yang dapat diambil, bahkan mungkin ada yang lebih baik. Yang penting tujuannya ialah menemukan orang-orang yang sedang mencari kebenaran dan mulailah membimbing mereka. Berikut ini tercantum beberapa petunjuk bagi orang-orang yang tidak tahu bagaimana memulainya.

PERALIHAN: Membentuk Kelompok untuk Seri Cerita Injili

Tujuannya bukan mengundang satu orang saja untuk mempelajari cerita-cerita dari Kitab Suci, tetapi sesegera mungkin membentuk sekelompok orang yang sudah saling mengenal. Ini kesempatan yang baik. Kepada orang yang tertarik untuk mendengar cerita-cerita lainnya dari Kitab Suci, katakan, "Bagaimana kalau saya datang ke rumah Anda pada hari anu, jam anu? Kalau ada di antara keluarga dan teman-teman Anda yang tertarik mendengar cerita-cerita ini, silahkan mereka bergabung." Sebaiknya pertemuan diadakan di rumah orang yang mau mendengarkan cerita meskipun rumahnya kecil dan sesak. Hal tersebut sesuai dengan tujuan kegiatan itu: memulai sesuatu yang dapat berkembang dalam masyarakat tanpa terus menerus dipimpin oleh seseorang yang berasal dari luar lingkungan mereka. Sebaiknya juga sebuah kelompok dibatasi hanya untuk mereka yang benar-benar tertarik. Ada kalanya orang semacam "polisi religius" mendengar adanya pertemuan semacam itu dan ia mau hadir hanya untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang meninggalkan adat-istiadatnya. Hal ini harus dihindari.
CERITA SERI: Ringkasan Kitab Suci

Tujuan bagian dari model ini ialah membuka pikiran dan hati pendengar terhadap kebenaran Allah tentang Isa Almasih. Juga untuk mulai membentuk kelompok lokal, sementara itu menolong para pendengar menerapkan prinsip-prinsip cerita yang dipelajari (Pelatihan Pemuridan Berdasarkan Ketaatan, PPBK) dan untuk melibatkan para pendengar menceritakan kembali cerita-cerita itu (Pelatihan Kepemimpinan dan Penginjilan).

Kelompok akan memulai acara dengan doa dalam nama Almasih (mungkin ada yang mengucapkan Al Fatiha, doa yang juga indah). Lalu langsung mulai dengan cerita. Untuk mendorong agar mereka mendengarkan baik-baik, pemimpin dapat mengatakan bahwa mereka, para pendengar, dianjurkan untuk mencoba menceritakannya lagi kepada yang lain. Cerita akan diakhiri dengan beberapa pertanyaan. Kemudian para pendengar akan mengingat cerita itu dan mencoba menceritakannya kepada seseorang dalam kelompok itu. Setelah itu pemimpin akan bertanya, apakah ada yang hendak berbicara tentang sesuatu atau mendoakan sesuatu. Lalu tutuplah acara itu dengan doa. Sewaktu hendak bubar, berilah dorongan agar mereka menyampaikan cerita tadi kepada seseorang yang mereka kenal, dan mintalah agar Allah menolong mereka menerapkan beberapa kebenaran yang berkenaan dengan kehidupan dan karakter.

Ringkasan Kitab Suci, 25 Cerita

  1. Firman Allah kepada Manusia dan Kebenaran tentang Malaikat
  2. Allah menciptakan Bumi dan Manusia
  3. Manusia Jatuh ke dalam Dosa
  4. Penghakiman dan Perjanjian
  5. Penghakiman Allah pada Zaman Nabi Nuh
  6. Janji Allah kepada Abraham (Ismail dan Ishak)
  7. Pengaruh Ishak
  8. Perbudakan dan Paskah Yahudi
  9. Musa, Hukum Taurat, dan Kurban (Kegagalan Hukum Taurat dalam Menyelamatkan)
  10. Tanah Perjanjian dan Kegagalan Raja-Raja
  11. Pesan Para Nabi (Tentang Mesias)
  12. Kelahiran Almasih
  13. Nabi Isa Berbicara dengan Para Pemuka Agama
  14. Nabi Isa Mengampuni Dosa dan Menyembuhkan
  15. Nabi Isa Berkuasa atas Alam
  16. Ajaran Nabi Isa
  17. Nabi Isa Mengusir Roh-Roh Jahat
  18. Nabi Isa Membangkitkan Orang Mati
  19. Perjamuan Terakhir dan Pengkhianatan
  20. Penyaliban
  21. Kebangkitan
  22. Kenaikan dengan Injil dan Amanat Agung
  23. Umat Baru, Umat Almasih
  24. Paul Berjumpa Imam Mahdi
  25. Kedatangan Isa yang Kedua Kali dan Pengadilan Teakhir

Catatan: Cerita-cerita ini sudah tersedia dan siap untuk dipakai. Tentu saja dapat dilengkapi dengan penerapan, ayat kunci, dan peribahasa setempat. Fokusnya ialah: Firman Allah memperlihatkan bahwa Dia sedang terus bekerja sepanjang sejarah , dan Isa Almasih adalah Sang Penyelamat. Melalui kegiatan mendengarkan cerita-cerita itu, para pendengar (yang sedang mencari kebenaran atau teman-teman) diberi kesempatan untuk menjadi tertarik kepada Almasih. Cerita seri itu sudah tersusun untuk kurun waktu tertentu. Cara penyampaian ke-25 cerita itu dapat satu minggu satu cerita atau satu minggu lima cerita, tergantung dari dinamika kehidupan pendengarnya. Namun tetap disampaikan dalam kurun waktu tertentu.

PERALIHAN: Undangan untuk Mengikut Isa di Jalan yang Lurus

Ketika mengakhiri ke-25 cerita yang merinci rencana Allah menyelamatkan umat manusia melalui Isa Almasih, pembimbing dipersilakan menyampaikan undangan kepada teman-temannya. Katakanlah kurang lebih demikian: "Anda sudah mendengar cerita-cerita dari para nabi dan dari Kitab Suci tentang bagaimana Allah merencanakan untuk menyelamatkan kita melalui Isa Almasih. Kalau Anda tertarik untuk lebih lanjut lagi mengetahui bagaimana mengikuti Dia dan menempuh Jalan Lurus (Sirotl Mustaqim), pertanyaan ini dapat dilanjutkan, dan kita akan mempelajari hal-hal lainnya lagi. Ada lebih banyak lagi yang dapat dipelajari dari Kitab Suci. Apakah Anda mau mendengar lebih banyak lagi?" Bila ada yang mau, bimbinglah mereka dalam doa berikut ini: "Ya, Allah, saya mau mengetahui lebih banyak lagi tentang mengikut Almasih di Jalan yang Lurus. Tolong saya mengerti. Amin." Lalu buatlah rencana untuk pertemuan selanjutnya.

Seri Pilihan: Tujuh Prinsip dari Building Bridges
Ketujuh pelajaran ini menjelaskan Injil dengan kutipan dari Kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran. Cara yang dipakai ialah melalui langkah-langkah yang sudah ditentukan secara urut, bukan melalui cerita. Ke-25 cerita tadi dapat membekali para pendengar dengan pengetahuan dasar yang jelas sehingga mereka dapat mengikuti langkah-langkah dalam ketujuh pelajaran ini yang sudah dirancang di Timur Tengah.

Cerita Seri: Kebenaran yang Lebih Dalam dari Injil

Seri Kebenaran yang Lebih Dalam terdiri atas 12 cerita lainnya dari Injil yang tersusun secara kronologis dan 13 cerita dari Kisah Para Rasul. Cerita-cerita ini mengandung kebenaran-kebenaran dan prinsip-prinsip yang penting bagi kehidupan orang yang hendak mengikut Isa di Jalan yang Lurus. Ringkasan cerita perlu dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan supaya gagasan-gagasan yang penting ditonjolkan. Konsepnya demikian: Kebenaran-kebenaran itu akan lebih mudah diingat artinya bila disajikan dalam bentuk cerita.

Kebenaran yang Lebih Dalam, 25 Cerita
  1. Isa Almasih Dicobai
  2. Panggilan kepada Murid-Murid yang Pertama
  3. Yang bersih dan yang najis; Kebenaran atau Tradisi
  4. Perempuan di Sumur
  5. Pengakuan Petrus dan Isa Dimuliakan
  6. Perumpamaan Orang Samaria yang Baik
  7. Isa Almasih Menyembuhkan Orang Buta
  8. Perumpamaan tentang Orang yang Tersesat
  9. Isa Almasih Berjumpa Zakheus di Jalan Menuju Maut
  10. Isa Almasih Mencuci Kaki Murid-Murid-Nya pada Perjamuan Terakhir
  11. Kata-kata Terakhir Isa Almasih di Kayu Salib
  12. Petrus Dipulihkan setelah Kebangkitan
  13. Janji Isa Almasih tentang Roh Kudus Digenapi
  14. Petrus dan Yohanes Menyembuhkan Orang Lumpuh
  15. Bernabas, Ananias, dan Safira
  16. Kematian Stefanus
  17. Filip dan Orang Etopia
  18. Saul: Penganiaya Dianiaya
  19. Petrus dan Kornelius
  20. Pembebasan Petrus yang Ajaib
  21. Pengutusan Barnabas dan Saul
  22. Paul Dipanggil ke Filipi
  23. Pertentangan Kuasa di Efesus
  24. Kerusuhan di Yerusalem
  25. Perjalanan ke Roma

PERALIHAN: Undangan untuk mengikut Almasih dan Mengaku Percaya

Pada akhir penyampaian seri kedua dari ke-25 cerita itu kawan-kawan diperhadapkan pada keputusan: Dengan jelas mengakui percaya kepada Isa Almasih. Kawan-kawan sudah mempelajari tiga cara mengaku percaya kepada Isa. Katakanlah, "Sekarang sudah jelas apa artinya mengikut Almasih di Jalan yang Lurus. Sudah jelas apa yang Allah tawarkan kepada Anda bila Anda mengikuti jalan-Nya. Tidakkah Anda mau mengaku percaya kepada Isa Almasih sebagaimana yang diperintahkan-Nya dan secara resmi menjadi bagian dari Umat?" Bia ia mau, buatlah persiapan acara baptisan dan perayaan Perjamuan Tuhan. Kalau ia tidak mau, katakan bahwa pertemuan kelompok itu akan terus berlanjut. Bila ia belum siap mengaku percaya kepada Isa Almasih, ia masih tetap dapat menjadi teman dalam kelompok itu. Mereka yang dibaptis akan dikenal sekarang sebagai pengikut Almasih di Jalan yang Lurus. Kemudian tetaplah mengadakan pertemuan.

Catatan: Rencana sederhana untuk pembaptisan dan Perjamuan Tuhan dapat dipersiapkan bagi mereka yang sudah siap mengambil langkah ini pada saat itu atau di kemudian hari. Mereka yang belum siap hendaknya tetap diberi semangat untuk menghadiri pertemuan. Banyak yang akan mengambil keputusan di kemudian hari bila mereka diberi waktu untuk memilih - tanpa desakan ataupun tekanan. Tetapi mereka yang sudah dibaptis harus mengerti bahwa mereka sudah secara resmi menjadi bagian dari sesuatu yang baru: Jalan yang Lurus.

Kelanjutan Kelompok Kecil di Jalan yang Lurus

Pertemuan kelompok kecil ini tidak lagi perlu dibatasi oleh kurun waktu tertentu. Ada ratusan cerita lainnya dari firman Allah yang penting untuk dipelajari dan diterapkan oleh kelompok ini sementara mereka bertumbuh di Jalan yang Lurus. (Lihat daftar ke-60 cerita lainnya) Banyak dari cerita-cerita itu sudah tersedia. Yang lainnya dapat disampaikan langsung dari teks Kitab Suci. Pemimpin dapat menambahkan pertanyaan-pertanyaan lainnya, ayat-ayat hafalan, dan kegiatan-kegiatan bagi kelompok itu. Juga dapat ditambah dengan pembacaan dari Kitab Zabur, Amsal, dan sebagainya. Pada tahap ini corak pertemuan, yang sederhana, akan cukup mudah untuk dilanjutkan. Dapat diadakan variasi sesuai dengan kebutuhan.

Banyak dari cerita-cerita yang termasuk ke dalam 50 cerita pertama dapat disampaikan lagi. Hal itu memberi kesempatan kepada mereka untuk menyimaknya lagi dari sudut pandang imannya yang sedang bertumbuh dan dengan pengertian yang lebih dalam. Selain itu mungkin ada orang-orang dalam kelompok itu yang bersedia menyampaikan cerita-cerita tersebut dan memimpin pertemuan.

Pemimpin yang bukan berasal dari lingkungan itu, yang kita sebut di sini sebagai pemimpin "luar", dapat berfungsi sebagai penolong dalam pertemuan itu; ia memeriksa apakah segala sesuatu berjalan dengan baik, dan mengikuti acara yang sedang berlangsung. Mungkin selama lima minggu pertama pemimpin ini dapat melibatkan orang-orang yang berpotensi untuk memimpin kelompok. Lima minggu berikutnya pemimpin dapat hadir dalam pertemuan itu tanpa ikut memimpin. (Proses ini dapat membutuhkan jangka waktu yang lebih panjang.) Setelah mencapai tahap ini pertemuan akan terus berlanjut dengan pemimpin "luar" itu tetap berperan sebagai pembimbing bagi pemimpin-pemimpin yang baru.

Unsur-Unsur Kepemimpinan

Mentoring harus terjadi di antara pemimpin "luar" dan kepemimpinan yang sedang bertumbuh. Ada bermacam-macam hal yang membutuhkan pertolongan tambahan dan kejelasan. Hal-hal tertentu seperti aplogetic helps, pengarahan bagi masalah yang timbul, soal disiplin, apa yang harus dilakukan pada perayaan pernikahan atau acara pemakaman, dapat disiapkan secara tertulis dan dalam bentuk yang sederhana. Hal-hal lainnya yang timbul perlu ditangani pada saat yang tepat. Pemimpin "luar" akan berperan sebagai fasilitator bagi pemimpin kelompok yang peranannya lebih mirip "gembala".

Tetapi bagaimana kelompok dapat bertumbuh menjadi banyak? Satu pola yang ada: Pemimpin "luar" mencari lebih dari satu orang, yaitu misalnya tiga orang, yang berpotensi untuk dijadikan pemimpin kelompok. Setelah pemimpin-pemimpin itu memahami hal-hal dasar tentang apa yang harus dilakukan, kelompok itu harus ditanya, bagaimana mereka dapat membagikan kepada orang lain apa yang sudah mereka terima. Seharusnya sejak awal mereka sudah menceritakan kisah-kisah penginjilan kepada orang lain. Kalau ada kemungkinan untuk membentuk kelompok baru (dengan cara yang sama sebagaimana tertulis di atas) dua dari ketiga pemimpin harus bersama-sama memulai kelompok baru itu. Lalu mereka akan mengulang keseluruhan siklus.

Sementara itu kelompok pertama harus sudah selesai dengan ke-50 cerita tadi, dan mungkin membutuhkan garis besar cerita-cerita lainnya lagi. Cerita-cerita itu tidak perlu dibuatkan secara tertulis. Pemimpin kelompok (yang tetap berada bersama kelompok) harus belajar bagaimana membaca teks dan membagikan apa yang dipelajarinya itu dalam bentuk cerita. Unsur-unsur dasar lainnya tentang apa yang harus diadakan dalam pertemuan kini sudah cukup jelas. Fasilitator (mantan pemimpin "luar") akan mengamati dan menolong jika ada masalah. Ia akan memberi contoh tentang peranan fasilitator kepada para pemimpin yang baru. Pada gilirannya mereka akan menjadi fasilitator bila kelompok-kelompok lainnya bertumbuh.

Materi-materi tambahan untuk Pelatihan Kepemimpinan:
Sedapat Mungkin (LLB)
Pendekatan yang Terlupakan
Pelayanan Lintas Budaya & Kontekstualisasi Materi-materi tambahan untuk menjelaskan Kebenaran:
Almasih (LLB)
Kurban Agung (LLB)
Damai yang Sejati (LLB)
Kelahiran Ajaib (LLB)