KETIKA DILIPUTI RASA MALU

Pandangan yang menyelamatkan

Lukas 22: Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. (ayat 61-62)

Dalam pengharapan Kristen tidak ada kata malu

Mazmur 25: Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya. (ayat 3)

Bagaimana cara menghindari rasa malu di masa depan

Mazmur 119: Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu! Maka aku tidak akan mendapat malu, apabila aku mengamat-amati segala perintah-Mu. (ayat 5-6)

Allah mampu melakukan hal yang lebih daripada sekadar mengampuni

1 Yohanes 1: Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (ayat 9)

Dosa yang disembunyikan adalah dosa yang tidak diampuni

Amsal 28: Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. (ayat 13)

Ambil penghiburan dari janji ini

Mikha 7: Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? (ayat 18)

Yang diharapkan dari hubungan erat dengan Allah

Ibrani 10: Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (ayat 22)

Kondisi terburuk yang dapat menimpa seseorang adalah jika dia tidak memiliki rasa malu. Dosa selalu membawa maut, tetapi yang paling mematikan adalah jika dosa itu tidak membuat kita merasa malu. Kita melihat dalam Perjanjian Baru bahwa Yesus sangat marah kepada mereka yang tidak memiliki rasa malu, tampaknya tidak dapat ditegur untuk diperbaiki, misalnya orang-orang Farisi. Rasa malu terdiri dari beberapa bagian: takut diketahui orang, takut dibenci jika kelemahan diketahui, dan takut akan akibatnya. Sebelum berdosa, Adam dan Hawa "telanjang, tetapi tidak merasa malu" (Kejadian 2:25), tetapi setelah itu rasa malu akan apa yang telah mereka perbuat menyebabkan mereka menutupi ketelanjangan mereka dengan daun. Mereka begitu takut dosanya terlihat sehingga bersembunyi ketika Allah datang. Mereka tidak mau dilihat. Rasa malu selain disebabkan tidak ingin dilihat orang lain juga disebabkan karena seseorang tidak ingin kekurangannya diketahui oleh orang lain. Hal ini membuat mereka kikuk (karena merasa diperhatikan orang lain) dan menjadi benci kepada diri sendiri. Kita merasa marah kepada diri sendiri bahwa kita dapat bersikap demikian: "Aku tidak menyangka dapat berbuat seperti itu!" Rasa malu juga disebabkan oleh rasa takut akan akibat yang harus ditanggung jika sesuatu yang disembunyikannya diketahui orang lain. Dia takut ditolak orang lain, takut harus bertanggung jawab, takut harus menghadapi situasi yang tidak menyenangkan. Tetapi meskipun rasa malu yang kita hadapi cukup menyedihkan, Yesus mampu memulihkannya. Bila kita membawa masalah yang menyebabkan kita malu, Dia akan cepat mengampuni dan memulihkan harga diri kita. Dapat dikatakan kita perlu mengucap syukur untuk rasa malu ini. Hal ini merupakan berkat yang tersembunyi. Tanpa rasa malu kita dapat terus menjalani kehidupan penuh dosa tanpa menyadari bahwa jiwa kita makin merosot. Jika ada hal yang lebih buruk dari rasa malu, yaitu adalah tidak punya rasa malu.

Allah yang pemurah dan pengasih, aku membawa rasa malu yang mendalam di hatiku ini dan memberikannya kepada-MU. Tolonglah aku untuk mengenali penyebab rasa maluku dan tolonglah tanggulangi hal ini sekarang juga dengan kuasa nama- MU. Sucikan aku dan bebaskan aku. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.