KETIKA BIMBANG KARENA MELIHAT KEBERHASILAN ORANG FASIK

AYAT ALKITAB UNTUK DIRENUNGKAN

Mengubah perspektif kita Mazmur 73: Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. (ay. 16-17).

Kefasikan tidak punya masa depan

Mazmur 37: Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, (ay. 1-3)

Hanya kekayaan Allah yang mampu bertahan

Lukas 12: Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." (ay. 20-21)

Iri hati merugikan diri Anda sendiri

Amsal 14: Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang. (ay. 30)

Harta dunia adalah sesuatu yang semu

Mazmur 37: Aku melihat seorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar seperti pohon aras Libanon; ketika aku lewat, lenyaplah ia, aku mencarinya, tetapi tidak ditemui. (ay. 35-36)

Jawaban Allah pada keluhan Yeremia

Yeremia 12: Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia? …Tetapi jika mereka tidak mau mendengarkan, maka Aku akan sungguh-sungguh mencabut dan membinasakan bangsa yang demikian, demikianlah firman TUHAN." (ay. 1,17)

Ketekunan sebagai ganti iri hati

Amsal 23: Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa. (ay. 17)

Perbedaan yang sangat besar

Maleakhi 3: Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya. (ay. 18)

Banyak orang Kristen yang bertanya-tanya mengapa orang fasik tampaknya hidup begitu tenang sedangkan orang yang saleh menghadapi banyak masalah hidup. Pemazmur juga menyampaikan masalah dalam mazmur 73. kalau kita uraikan dengan kata-kata kita sendiri mungkin bunyinya kurang lebih seperti ini: "Aku sudah hidup benar, menjaga hati dan tanganku bersih, menghindari dosa, merenungkan Firman Allah, tetapi masih mengahadapi berbagai kesulitan dan kesedihan. Apa untungnya melayani Allah jika Dia tidak melepaskan aku dari masalah yang kuhadapi?" bagaimana pemazmur dapat berubah dari kebimbangan menjadi percaya dan bergantung pada Allah? Jika dapat mengetahuinya, mungkin kita juga dapat mengubah perspektif kita ini. Hal pertama yang dilakukan adalah pergi ke rumah Tuhan, dan ketika dia mengangkat mata kepada Allah dalam penyembahan, cara pandangnya menjadi berubah. Dia mulai melihat dari sudut pandang Allah, dan hal yang tampaknya mengubah pikirannya adalah: "dan memperhatikan kesudahan mereka" (ay. 17). Dia sebelumnya hanya melihat dari kondisi mereka saat ini saja - mengabaikan moral, mengejar ambisi jahat - dan telah mengabaikan tujuan mereka. Ketika dia memahami hal ini, dia tidak lagi iri dan berkata dalam hatinya: "Boleh-boleh saja mereka senang sekarang ini karena nantinya mereka akan sangat menderita." Kebenaran yang dilihat dan dipegang oleh pemazmur ketika dia duduk diam di rumah Allah seharusnya juga kita lihat dan pegang. Kita akan selalu dapat menerima hidup kita saat ini bila memahami dan mengetahui masa depan kita nantinya.

Ya Bapa, betapa aku sangat membutuhkan perspektif dari Alkitab saat aku ingin menjalalni kehidupan di bumi ini dengan tenang dan damai. Tolonglah aku untuk mengarahkan mataku ke masa depan karena aku sadar bahwa hanya ketika aku mengarahkan mataku ke sana, baru aku dapat hidup dengan di masa kini. Amin.