KAITAN INTEGRITAS DAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah perihal memotivasi orang untuk menjalankan dan mencapai misi organisasi. Dalam usaha mencapai tujuan ini, persatuan, kepercayaan, dan harga diri akan berkembang. Seorang pemimpin yang baik membantu berkembangnya kualitas-kualitas ini, namun kegagalan membangun integritas akan meracuni semua kesatuan yang ada, menghancurkan kepercayaan antarsesama, dan mematahkan persatuan organisasi. Jika ada beragam kualitas kepemimpinan, integritas hanyalah sebuah pertanyaan sederhana yang bisa dijawab dengan ya atau tidak -- Anda memiliki integritas atau tidak. Untuk alasan tersebut, seorang pemimpin haruslah menunjukkan standar integritas yang tertinggi.

Karakteristik Integritas

Berdasarkan pengalaman, saya menemukan bahwa pemimpin yang berintegritas menunjukkan sikap tulus dan konsisten, memiliki keteguhan hati dan karakter, dan merupakan seorang yang mampu bertahan sampai akhir.

Membangun Integritas

Saya yakin bahwa Anda membangun gaya hidup yang berintegritas secara bertahap. Tindakan seseorang yang selalu menunjukkan integritas akan menjadi kebiasaan yang menunjukkan integritas, dan kebiasaan seorang individu akan menjadi cara hidupnya. Mungkin ini sederhana, namun saya tidak pernah menemukan cara yang lebih efektif untuk mengembangkan integritas diri, selain menerapkannya dalam setiap hal yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari -- meskipun hanya perkara kecil atau yang tidak berpengaruh. Dan karena organisasi cenderung hanya menerima kepribadian kepemimpinan mereka, integritas harus dibangun dari jajaran atas. Perilaku tak jujur ibarat sel kanker yang menggerogoti serat moral organisasi, terutama jika perilaku itu ditolerir oleh sang pemimpin, baik secara tersurat maupun tersirat. Pelanggaran terhadap integritas dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti rasa takut gagal, malu, arogansi, atau hanya kemalasan belaka. Pemimpin yang baik mengakui kesalahan dan bertanggungjawab terhadap tindakannya. Mungkin contoh yang paling dikenal adalah Jenderal Robert E. Lee dari Gettysburg. Ketika tentaranya mengalami kekalahan hebat setelah Pickett`s Charge*, Lee berkata kepada mereka, "Semua ini salahku. Akulah yang telah kalah dalam pertempuran ...."

Mendengar kata-kata itu, para tentara Lee meneriakkan bahwa merekalah yang menyebabkan ia gagal dan memohon agar Lee mengizinkan mereka melakukan serangan balik. Tatkala pemimpin memperlihatkan karakter dan integritas dan mengakui kesalahannya, hal-hal yang mengagumkan terjadi -- orang-orang akan memercayai mereka dan mau mengikuti mereka ke mana saja. (t/Lanny)

Sumber diterjemahkan dengan penyesuaian dari:

Nama situs: The Intellectual and Leadership Center of the Air Force
Judul asli: The Leadership-Integrity Link
Penulis : Gen Ronald R. Fogleman
Alamat URL: http://www.au.af.mil/au/awc/awcgate/au-24/fogleman.pdf