Bagian G2
A D O P S I

Oleh: Ralph Mahoney

Bab 1
Pengangkatan Anak Dan Keadaan Menjadi Anak

Pendahuluan

Apakah maksud sebenarnya dalam "pengangkatan anak" dan "keadaan menjadi anak" itu? Apakah maksud rasul Paulus, ketika dia menulis, "... kamu telah menerima Roh yang menjadikan KAMU ANAK ALLAH ..."; "kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan PENGANGKATAN SEBAGAI ANAK" (Rm 8:15,23). "... Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk MENJADI ANAK-ANAKNYA ..." (Ef 1:5). Apakah Rasul Paulus itu mendapatkan wahyu mengenai sesuatu yang kita sama sekali tidak tahu atau yang hanya sedikit saja kita ketahui saat-saat ini?

Pelayanan di tempat-tempat yang tersebut dalam Alkitab dengan seorang saudara yang lahir di Israel menolong saya untuk mengerti beberapa ungkapan dan tradisi yang dipakai oleh rasul Paulus ketika menuliskan tentang pengangkatan anak.

Orang-orang yang lahir di negara-negara Timur tidak mempunyai masalah dengan hal-hal yang oleh orang-orang Barat telah banyak diperdebatkan, karena mereka mengerti akan metafora (suatu bentuk kalimat kiasan) dan bahasanya.

Itu disebabkan karena orang-orang Barat belum mengerti tetang tradisi dan kebiasaan dari daerah-daerah dalam Alkitab sehingga kami sebetulnya telah kehilangan kebenaran yang penuh kuasa yang dinyatakan di dalam satu perkara ini PENGANGKATAN ANAK (ADOPSI).

Kata yang diterjemahkan sebagai "adopsi" diambil dari kata Yunani, huiothesia, yang berarti untuk menempatkan sebagai seorang putra". Tak ada hubungannya dengan anak yatim piatu atau orang-orang dewasa yang ingin berbuat baik untuk "mengangkat anak" seorang yatim piatu.

Kata huiothesia ini dipakai untuk orang-orang muda yang telah mencapai usia dewasa, "adalah untuk orang dewasa ... karena punya panca indra yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat" (Ibr 5:14).

A. MENEMPATKAN SEBAGAI SEORANG PUTERA

Apabila seorang muda tumbuh menjadi dewasa di tempat-tempat yang tersebut dalam Alkitab dan telah menunjukkan kemampuannya untuk bertanggung jawab maka tibalah harinya ketika sang ayah, mengadakan upacara untuk "menempatkan dia sebagai seorang putera".

Saat itu para tetangga, temanteman dan tua-tua desa diundang untuk menyaksikan kejadian ini, karena hal ini merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan anak muda tersebut. Bagi anak muda tersebut setelah upacara PENGANGKATAN ANAK ini, maka segala sesuatunya akan berubah.

Seorang anak laki-laki telah menjadi keturunan dari ayahnya secara alamiah sejak didalam kandungan ibunya. Tetapi pada usia yang cukup, keadaan tubuh yang cukup, dan pada saat ayahnya menganggap dia telah siap, maka ia menjadi seorang muda yang matang untuk "ditempatkan sebagai seorang putera!"

Di negara-negara Barat, apabila seorang bayi laki-laki dilahirkan, sang ayah akan berjalan memasuki ruangan perawatan bayi dan dengan bangga mengatakan, "Lihatlah itulah puteraku!"

1. Tiga Kata Yang Digunakan Untuk Seorang Anak Laki-laki

Masalahnya adalah semantis yaitu, masalah dalam pemakaian bahasa. Dalam bahasa Inggris kami hanya mempunyai satu kata untuk "anak laki-laki". Dalam bahasa Yunani, ada tiga ungkapan yang dipakai.

a. Teknion menunjukkan bayi laki-laki.

b. Teknon menunjukkan seorang anak laki-laki yang mulai remaja tetapi belum siap untuk mempunyai tanggung jawab. Dalam bahasa Inggris, kita biasa memanggilnya sebagai seorang "anak".

c. Huios menunjukkan pada seseorang yang telah siap untuk bertanggung jawab orang yang telah menjalani upacara "pengangkatan anak".

Maka kita dapat meringkas konsep ini sebagai berikut: Yang pertama teknion - berarti seorang bayi atau anak kecil. Yang kedua teknon - berarti seorang anak remaja. Yang ketiga huios - berarti seorang putera (seseorang yang telah di tempatkan sebagai putera dengan cara pengangkatan anak).

Di tempat-tempat dalam Alkitab seorang bayi laki-laki tidak akan disebut putera (huios). Istilah "putera" biasanya dipakai setelah ADOPSI.

Paulus menunjukkan hal ini ketika menulis surat pada sidang Galatia:

"Selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguh pun ia adalah (ditentukan untuk menjadi) tuan dari segala sesuatu; tetapi ia (anak itu) berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya (ini menunjukkan pada adopsi)" (Gal 4:1,2).

Ini menggambarkan seorang Kristen, yang dengan cara yang sama harus juga melewati proses pertumbuhan sebelum ia ditempatkan dalam posisinya sebagai seorang putera dari Allah.

B. HAK UNTUK MENJADI

Pembenaran hanyalah suatu permulaan dari keselamatan kita yang agung. "Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa (otoritas, hak istimewa) supaya menjadi anak-anak Allah ..." (Yoh 1:12).

Kata "kuasa" adalah kata yang penting di dalam ayat ini. Dan harus diterjemahkan dengan kata "otoritas", karena dalam bahasa Yunaninya exousia.

Kata ini merupakan suatu hak atau hak istimewa atau izin. Apabila lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, anda mendapatkan exousia (hak, izin atau hak istimewa) untuk maju kedepan.

Apabila sepeda motor anda kehabisan bensin dan berhenti seketika, anda tidak mempunyai KUASA untuk maju ke depan walaupun anda mempunyai otoritas (hak, izin) untuk maju.

Begitu pun ketika kita menerima Kristus, kita diberi hak, izin atau otoritas untuk menjadi putera-putera Allah.

Namun, kita diperingatkan: "Baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentianNya masih berlaku" (Ibr 4:1).

Orang-orang Kristern Ibrani dari zaman Paulus diperingatkan dengan keras, karena tidak menjadi apa yang sebenarnya mereka berhak untuk menjadi.

"Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari pernyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu ... ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa ..." (Ibr 5:12-14).

Seperti itu juga, anak-anak Israel mempunyai otoritas (hak, izin, hak istimewa) untuk memasuki Kanaan dan memiliki tanah perjanjian itu, namun mereka binasa di padang gurun dalam ketidak percayaan.

Ketidakpercayaan telah membunuh mereka (seperti telah membunuh banyak orang Kristen secara rohani saat ini). Mereka mempunyai otoritas dan hak untuk hal-hal tersebut "... mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah" (Ibr 6:12). Mereka tidak menjadi seperti yang mereka sebenarnya berhak dan berkuasa untuk menjadi.

Hal yang sama juga dapat dikatakan tentang orang-orang Kristen di Korintus ketika Paulus berkata pada mereka, "Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan ... yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya" (1 Kor 3:1,2).

Ini adalah benar-benar sesuatu yang harus dipikirkan apabila anda menyadari bahwa gereja Korintus telah mempunyai semua Karunia-karunia Roh (1 Kor 1:7) dan banyak lagi kualitas-kualitas yang terpuji. Tetapi mereka tidak menjadi apa yang sebenarnya mereka berhak untuk menjadi yaitu menjadi orang-orang Kristen yang matang dan yang sudah siap untuk bertanggung jawab sebagai seorang putera.

Bersyukurlah pada Allah, bagi kita semua dijanjikan kuasa (hak exousia) untuk menjadi putera-putera Allah (Yoh 1:12).

C. TIGA TINGKATAN PERTUMBUHAN

Kita telah menyebutkan tiga ungkapan Yunani yang dipakai untuk menunjukkan pertumbuhan dari seorang bayi menjadi seorang putera. Yang pertama adalah "teknion", berarti seorang bayi atau anak kecil. Yang kedua adalah "teknon", yang berarti anak remaja. Yang ketiga adalah "huios", yang berarti seorang putera (seorang yang ditempatkan sebagai putera lewat adopsi).

Rasul Yohanes menguatkan konsep ini ketika ia berkata, "Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak kecil ... Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak muda ... Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa ..." (1 Yoh 2:12,13). Tiga tingkatan pertumbuhan disebutkan di sini.

Kita pun melihat tingkatan pertumbuhan ini digambarkan secara indah di dalam kehidupan Yesus.

Yang pertama adalah selintas yang disebut Alkitab tentang Kristus sebagai seorang BAYI di dalam palungan (Luk 2:7).

Hanya sedikit kehidupan Yesus setelah keadaanNya sebagai bayi kita temukan dalam Alkitab, sampai saat sebagai remaja yang berusia dua belas tahun Dia terlihat di dalam Bait Allah "... duduk di tengah-tengah alim ulama" (Luk 2:46).

Lagi, masa yang disebut dengan "tahun-tahun yang sunyi" itu berlalu, dan hanya sedikit saja catatan tentang kehidupan Yesus, sehingga kemudian secara tiba-tiba pada usia tiga puluh tahun (Luk 3:23), Ia tampak di tepi Sungai Yordan untuk dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis.

Ketiga tingkatan pertumbuhan dengan jelas tampak di dalam kehidupan Yesus: sebagai seorang bayi (teknion) di dalam palungan; sebagai remaja (teknon) di dalam Bait Allah; dan kejadian-kejadian saat Dia berusia tiga puluh tahun, ketika masa pengangkatan Anak itu terjadi.

PengangkatanNya sebagai anak diteguhkan pada saat Dia dibaptiskan air oleh Yohanes Pembaptis. Segera setelah Ia dibaptis, Roh Kudus turun keatasNya dalam bentuk seekor burung merpati. Kemudian terdengarlah suara dari Sorga, "Inilah ANAKKU YANG KUKASIHI, dengarkanlah Dia!" (Mat 3:17; Mrk 1:11; Luk 3:22). Saat itu Ia telah diangkat sebagai anak (huios).

Hal-hal yang dinyatakan setelah pengadopsian Yesus itu adalah pernyataan (wahyu) yang begitu indah bahwa kita pun ditentukan untuk menjadi anak-anak-Nya. Pertumbuhan dan perkembangan Yesus adalah pola bagi proses kedewasaan dan akhir dari pengangkatan anak kita. "... Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya ..." (Ef 1:5).

D. PENGADOPSIAN/PENGANGKATAN YESUS: ADALAH TELADAN KITA

Ketika "Yesus memulai pekerjaanNya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun ... sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka ..."

"Dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya, lalu terdengarlah suara dari Sorga yang mengatakan, `Inilah Anak yang Kukasihi ...'" (Luk 3:23: Mat 3:16, 17).

Ah! Di sini tiba-tiba saja rahasia yang melampaui segala akal tentang PENGANGKATAN ANAK itu menjadi sangat jelas. Di sini kita membaca, "Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang" (Ef 1:18). Kita tiba-tiba melihat Yesus PUTERA Allah, "... supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara ..." (Rm 8:29).

Pengalaman Sungai Yordan itu jelas merupakan saat pengangkatan bagi Yesus. Mengikuti semua tradisi dari daerah-daerah Alkitab, Bapa yang di Sorga telah membawa PuteraNya di hadapan teman-temanNya, para tetanggaNya dan penatua dari Israel (ada pada saat Yohanes Pembaptis) dan berbicara dengan jelas dari Sorga pada semua untuk diketahui: "Inilah ANAK yang Kukasihi".

1. HidupNya Diubahkan

Pada saat Yesus keluar dari Sungai Yordan, Ia keluar dengan keadaan yang sama sekali berbeda dalam hubunganNya dan hak-hak istimewaNya.

Sekarang Dia telah "ditempatkan sebagai Anak" oleh Allah Bapa. Dan sejak saat itu, semuanya berubah di dalam kehidupan Yesus.

Sebelum saat ini kita tidak melihat mujizat-mujizat apapun dalam pelayanan Yesus. Kenyataannya, Ia memang hanya dikenal sebagai "... tukang kayu, anak Maria ... tidak dihormati ... di tempat asalNya sendiri, di antara kaum keluargaNya dan di rumahNya" (Mrk 6:3,4).

Tidak ada cahaya terang di sekelilingnya kepalaNya, karena "... dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya (anda dan saya) ..." (Ibr 2:17).

Inilah kata nabi tentang Dia, "... Ia tidak tampan dan semarakNya pun tidak ada ... dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkanNya ... dan bagi kita punDia tidak masuk hitungan ..." (Yes 53:2,3).

Paulus berkata, bahwa Ia "... menjadi sama dengan manusia, dan dalam keadaan sebagai manusia ...." (Flp 2:7,8). Sebelum adopsiNya, hanya sedikit perbedaan antara Dia dengan tukang-tukang kayu atau pekerja-pekerja yang lain di Nazaret.

Tetapi ADOPSI itu telah mengubah segala sesuatu bagi Yesus. Pengangkatan anak itu mendatangkan hak-hak istimewa. Adopsi itu bahkan dapat membawa hal-hal yang begitu besar untuk bisa diterima.

2. Langit-langit Terbuka

Dia muncul dari sungai di bawah langit-langit yang terbuka! Kemuliaan bagi Allah!

Langit-langit yang selama berabad-abad telah tertutup oleh rasio, keagamaan, kakunya peraturan-peraturan dam kemurtadan yang dibuat oleh manusia.

Langit-langit yang tampaknya seperti tembaga ketika generasi demi generasi hidup dan mati menunggu saat yang besar ini.

Langit-langit yang telah rusak oleh panas, hangus oleh sinar matahari dan telah diserang hujan es, badai pasir dan hujan keras.

Kini pada saat pengangkatan anak Yesus, "langit terbuka bagi Dia" (Mat 3:16). Langit-langit itu terbuka untuk melepaskan kesembuhan bagi orang-orang lumpuh, penglihatan bagi orang-orang buta, pemulihan bagi orang-orang yang jatuh, pengampunan bagi orang-orang berdosa, pengharapan bagi orang-orang yang putus asa, kehidupan untuk kematian, keindahan bagi abu, minyak suka cita bagi yang berduka cita.

Matahari Kebenaran kini akan bersinar dengan membawa kesembuhan di bawah sayap-Nya dan langit-langit yang terbuka akan menurunkan hujan dan kebenaran dan berkat bukan lagi kutuk atau kehancuran. HALELUYAH!

3. Hak-hak Istimewa Dari Seorang Anak

Sebelum menerangkan lebih lanjut tentang pentingnya "langit yang terbuka", marilah kita berhenti sejenak untuk memikirkan dengan singkat tiga hak istimewa yang utama yang didapat oleh seorang laki-laki muda yang hidup di negara-negara Alkitab yang telah "diangkat sebagai seorang Anak" (adopsi).

Setelah upacara adopsi, seorang anak mempunyai tiga keuntungan ini:

Apakah Yesus menunjukkan bahwa ia telah mendapatkan ketiga hal itu setelah pengang-katanNya sebagai Anak?

Di dalam Injil Yohanes, jawaban-jawaban pertanyaan di atas paling banyak ditemukan.

Yohanes mengatakan Kristus sebagai ANAK ALLAH karena itu fakta-fakta yang penting mengenai keadaan sebagai anak kebanyakan ditemukan dalam Injil Yohanes.

a. Memakai NamaNya. Apabila anda menjadi kuasa usaha seseorang, anda mempunyai hak untuk membuat kontrak-kontrak, menandatangani chek-chek, membeli atau menjual semua dapat anda lakukan atas nama orang yang memberi anda kuasa itu.

Apabila anda menandatangani atas nama seseorang yang memberikan kuasa pada anda, maka tanda tangan anda itu sah dan sama berharganya dengan tanda tangan orang itu sendiri. Dan perintah-perintah andapun mempunyai kekuatan yang sama.

Yesus berkata, "Aku datang dalam nama BapaKu ..." (Yoh 5:43). "Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup ... Dan Ia telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi ..." (Yoh 5:26,27). Otoritas seperti itu tidak mungkin tanpa adanya hubungan yang baik dengan BapaNya.

Ketujuh putera Skewa mencoba untuk meniru apa yang dilakukann Paulus dan mengusir setan di dalam Nama dari "Yesus yang diberitakan rasul Paulus" (lihat Kis 19:13). Iblis-iblis menjadi sangat marah dan menentang otoritas semua ini dan orang yang dirasuk roh jahat itu "mulai menerpa dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan lukaluka".

Bukan hanya berkata-kata "Di dalam Nama dari Yesus, Kuperintahkan engkau ..." yang membuat setan-setan lari. Tetapi apabila ada persekutuan dengan Bapa, apabila ada hubungan yang benar dengan Bapa, maka otoritas itu hadir.

Perbedaan terletak pada adopsi. Dan adopsi hanya diberikan pada mereka yang telah mempunyai kerohanian cukup matang, mereka yang sudah dewasa.

Tidak heran apabila Paulus menasehati orang-orang di Jemaat Efesus "... sehingga kita bukan lagi anak-anak ... tetapi ... bertumbuh di segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah kepala ..." (Ef 4:14,15).

b. Menggunakan Kekayaan. Kita telah menyebutkan tadi: Hak istimewa yang kedua dari keadaan menjadi seorang anak adalah menerima warisan (menggunakan kekayaan ayahnya). Ini menggambarkan di dalam kisah dari Anak yang Terhilang (Luk 15:11-32).

Baik anak yang terhilang itu atau pun saudara laki-lakinya yang tertua telah ditempatkan sebagai putera-putera di dalam rumah bapanya. Namun anak yang terhilang itu telah menghabiskan harta yang diterimanya itu dengan hidup berfoya-foya.

Setelah ia bertobat dan mengalami pemulihan, ayahnya membuat suatu perayaan yang penuh sukacita karena anak yang terhilang itu telah kembali. Saudaranya yang lebih tua merasa tidak puas dan marah, "kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku."

Dengan lembut ayahnya menjawab, "Anak-ku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan SEGALA kepunyaanku adalah KEPUNYAANMU". Ini adalah hak istimewa yang agung dari pengangkatan sebagai anak, dari keadaan sebagai seorang putera; segala sesuatu yang Bapa punya adalah milik dari puteranya juga. "Segala kepunyaanKu adalah kemunyaanmu" (Luk 15:31).

Saya sering mengatakan, "Setelah adopsi dari Yesus di Sungai Yordan, kemudian Ia pergi berkeliling sambil membagi-bagikan Sorga".

Mengapa saya menggunakan istilah di atas? Alkitab mengatakan, "... Sorga terbuka bagi Dia". Sebagai seorang Putera, Yesus memasuki warisanNya (mempergunakan kekayaan Bapa-Nya). Gudang dari BapaNya itu penuh, berisi berkat-berkat dan kemuliaan yang jatuh ke atas Yesus pada saat adopsiNya. "Langit terbuka bagi Dia".

1) Sorga Di Atas Bumi. Saya sungguh-sungguh terkejut ketika beberapa tahun yang lalu membaca ayat ini: "Tidak ada seorang pun yang telah naik ke Sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari Sorga, yaitu Anak Manusia yang berada di Sorga" (Yoh 3:13 nkjv).

Yesus berada di muka bumi ketika Dia mengatakan hal ini. Bagaimana mungkin Dia berada "di Sorga" pada saat itu Dia sedang berdiri di atas bumi?

Saya seringkali menggambarkan Sorga itu sebagai suatu awan yang tak tampak turun ke bawah dan mengelilingi Yesus dari semua sisi sehingga Dia berada "di Sorga".

Ia tidak hanya di Sorga, tetapi Sorga berada dalam Dia. Ia berbicara dari Sorga, melayani orang-orang yang membutuhkan dari Sorga, menyembuhkan orang-orang sakit dari Sorga, karena Dia berada di Sorga walaupun Dia berada di dunia.

Di dalam sinar kemuliaanNya yang sangat terang itu, Ia telah menjadi "kemah (tempat kediaman) Allah ada di tengah-tengah manusia" (Why 21:3).

Ini menggambarkan lebih dahulu, melambangkan, dan menubuatkan "... keselamatan kita yang agung, yang tersimpan di Sorga bagi kita, yang telah tersedia untuk dinyatakan pada akhir zaman" (1 Ptr 1:4,5) ketika kita juga, akan menjadi "... serupa dengan gambaran Anak-Nya" (Rm 8:29).

Dan pada hari itu akan terjadi juga penggenapan yang lebih besar, di dalam Tubuh Kristus, tentang apa yang kita lihat di dalam Yesus, ketika kita mendengar "... suara yang nyaring dari takhta itu berkata, lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka ..." (Why 21:3).

Segala kemuliaan bagi Allah! Dapatkah anda melihatNya? "... maka Allah mengutus Anak-Nya ... supaya KITA diterima MENJADI ANAK ... kita ... mengeluh dalam hati kita sambil menantikan PENGANGKATAN SEBAGAI ANAK ..." (Gal 4:4,5; Rm 8:23).

Dalam pengangkatan kita sebagai anak, kita juga akan mendapatkan berkat dengan membawa Sorga ke muka bumi ini, berbagi Sorga dengan bumi.

2) Tangga Dari Yakub. Yakub "bermimpi, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai ke langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu ... dan berkatalah ia `... ini tidak lain dari rumah Allah ... pintu gerbang Sorga'" (Kej 28: 12,17).

Pernahkah anda heran pada tafsiran Yakub tentang mimpinya, "Ini rumah Allah, pintu gerbang Sorga?"

Itulah tepatnya yang dilihat oleh Yakub. Namun anda harus mengerti ungkapan, gambaran rohani yang dinyatakan oleh mimpi itu.

Apakah hubungannya dengan "Sorga yang terbuka?" Lihatlah pada Yohanes 1:51. "Lalu kata Yesus kepadanya: `Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik KEPADA Anak Manusia.'"

Yesus memakai mimpi Yakub dan menambahkan ukuran serta pengertianNya dengan menunjukkan pada kita bahwa tangga yang dilihat Yakub adalah gambar dari DiriNya Sendiri sebagai Anak Allah yang sedang bekerja dan bergerak di atas bumi ini walaupun sedang di dalam Sorga (Yoh 3:13).

Tangga itu mencapai langit melalui langit yang terbuka dan menghubungkan Langit dengan bumi; keduanya dihubungkan dan dijadikan satu. Yesus mengalami hal ini selama tiga setengah tahun pelayananNya sebagai Anak Allah. Dia membawa Sorga ke bumi dan bumi ke Sorga sama seperti tangga Yakub itu dengan para malaikat yang turun dari Sorga dan naik ke Sorga.

3) Rumah Allah. Namun ada sesuatu kebenaran agung lain yang belum digenapkan secara penuh di dalam Yesus. Yakub berkata, "ini tidak lain dari RUMAH ALLAH". Apa dan siapakah "Rumah Allah itu?"

Apakah "Rumah Allah" itu bangunan-bangunan yang dibuat dari batu, semen dan baja dan disebut sebagai `Gereja'? Tidak ! Seribu kali tidak! "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" (1 Kor 3:16). Umat Allah adalah "rumah dari Allah".

Kata "anda" (atau kamu) dalam bahasa Inggris dapat berbentuk baik tunggal ataupun jamak. "Kamu" dapat berarti kamu (tunggal atau kamu semua [jamak]).

Tetapi di dalam bahasa Yunani tidaklah demikian. Ada sebutan kata yang digunakan sebagai kata tunggal dan ada yang lain dalam bentuk jamak. Kamu di sini dalam bahasa Yunani berarti dalam bentuk jamak. Karena itu, Paulus berkata, "Tidak tahukah bahwa KAMU SEKALIAN di Korintus ini telah tersusun bersama-sama merupakan bait Allah?"

Dalam keadaan sendiri, saya bukanlah bait (rumah) Allah. Sebagai batu-batu yang hidup, kita (bersama-sama) dibangun untuk menjadi rumah rohani. "Di dalam Dia kamu [bersama-sama] juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman (rumah) Allah, di dalam Roh" (1 Ptr 2:54; Ef 2:22).

Karena itu Gereja, yaitu TubuhNya (orang-orang beriman), membentuk sebuah rumah Allah, dimana Allah tinggal.

Ingatlah, apa yang Yesus katakan, "Di mana dua atau tiga orang berkumpul bersama-sama di dalam namaKu, Aku berada (dimana?) di tengah-tengah kamu" (artinya, Dia tinggal di dalam persekutuan tubuh dari orang-orang beriman).

Rumah Allah, Gereja, adalah persekutuan, dengan banyak anggota tubuh. Penglihatan Yakub ini adalah penglihatan dari rumah Allah. Lalu, apakah artinya bagi kita?

Jawabannya sederhana saja: Tepat seperti penglihatan Yakub ini mempunyai aspek-aspek nubuatan yang dipenuhi oleh Kristus ketika Ia berada diatas bumi ini seperti itu pula impian dari Yakub mempunyai aspek-aspek nubuatan untuk dipenuhi di dalam Gereja, selama Gereja masih berada di atas bumi ini.

4) Pelayanan Akhir-Zaman. Tepat seperti pelayanan Yesus selama "tiga setengah tahun" merupakan penggenapan dari apa yang dilihat oleh Yakub; tetapi sebagaimana Yesus menjadi pintu gerbang dimana Sorga dapat datang kepada manusia melalui pintu itu, juga sama seperti melalui Yesus, orang dapat melihat Sorga dinyatakan atas bumi ini.

DENGAN CARA YANG SAMA maka orang-orang kudus yang telah cukup dewasa, yang telah cukup matang, yang telah memenuhi syarat untuk mendapatkan kemuliaan dari pengangkatan anak itu mempunyai suatu pelayanan akhir zaman (seperti juga, masa tiga setengah tahun dari Yesus).

Orang-orang kudus itu menjadi penggenapan dari tangga yang dilihat oleh Yakub dengan kakinya menginjak bumi dan ujungnya mencapai Langit, membawa Sorga turun pada manusia dan manusia ke Sorga melewati pelayanan dan firman pendamaian yang diserahkan pada Gereja (2 Kor 5:18,19).

"Sorga yang terbuka dengan para malaikat yang naik turun" adalah gambaran dari rumah Allah "dan rumahNya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan" (Ibr 3:6).

Pengangkatan anak membawa keuntungan yang merupakan berkat besar ini: Kekayaan Bapa tercurah di atas kita, langit yang terbuka menjadi milik kita, dan segala kemuliaan Anak itu telah dicurahkan untuk memberkati dan untuk mengangkat manusia yang penuh dosa dan kutukan naik ke Sorga.

Inilah bagian dari kemuliaan warisanNya pada orang-orang suci yang dikatakan Paulus di Efesus 1:18.

c. Persamaan Dengan Bapa. "Lalu terdengarlah suara dari Sorga yang mengatakan, Inilah Anak yang Kukasihi" (Mat 3:17). Orang-orang banyak mendengarkan proklamasi ini dan sangat tercengang! "ANAK ALLAH?" mereka ternganga keheranan.

Ketercenganan, keheranan yang bercampur ketidak-senangan tentunya timbul begitu saja ketika percakapan mengenai hal itu mulai meng-hangat.

Kata-kata ini tentunya telah sampai juga kepada orang-orang Farisi dan para pemimpin orang Yahudi, yang telah menunggu-nunggu kesempatan untuk melempari Yesus dengan batu, "jawab orang Yahudi itu. Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah ... karena Engkau, sekalipun hanya seseorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah.

"Kata Yesus kepada mereka ... Masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutusNya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?" (Yoh 10:33,34,36). "Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah" (Yoh 5:18).

1) Anak Allah. Sementara para theologia sekarang ini masih meragukan pernyataan-Nya dan meremehkan keadaanNya sebagai "Tuhan". Yesus mengetahui siapa Dia: Putra Allah sama dengan Bapa.

Tidak heran mengapa Paulus dapat dengan sukacita berseru: "Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia" (Kol 1:19). "Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke Allahan" (Kol 2:9).

"Tetapi tentang ANAK Ia berkata, Takhta-Mu, Ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya" (Ibr 1:8). Di sini ANAK itu dengan jelas menunjukkan pada ALLAH. Ya, Yesus adalah Allah yang berjubahkan daging/manusia. Dia menjadi sebagaimana keadaan kita sehingga kita juga dapat menjadi sebagaimana keadaanNya Putera Allah.

2) Anak-anak Allah. "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah, dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru : ya Abba, ya Bapa!"

"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak, maka kamu juga adalah AHLI-AHLI WARIS melalui Kristus" (1 Yoh 3:1; Gal 4:6,7).

"Tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, ya Abba, ya Bapa!"

"Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah."

"Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris - orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia."

"Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."

"Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."

"... kita sendiri, yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan kita sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita."

"Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan" (Rm 8:15-24 niv).

Kita tak dapat menempatkan diri kita sendiri sebagai anak-anak. Hal ini adalah pekerjaan dan urusan dari Bapa.

Sedangkan apa yang dapat kita lakukan adalah "berlarilari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna (matang), berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu" (Flp 3:14,15).

Tidak heran bahwa kedatangan Yesus ke dunia ini disebut sebagai "pengharapan kita yang penuh bahagia" (Tit 2:13).

"... Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugrahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia" (Ibr 9:28 &).

Saya yakin bahwa keselamatan penuh ini yang akan dibawaNya juga merupakan pengangkatan kita sebagai anak-anak. Oh! betapa saya ingin untuk melihat Dia. Bagaimana dengan anda?

"Roh dan pengantin perempuan itu berkata: `Marilah!' Dan barang siapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barang siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma."

"Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: Ya, Aku datang segera! Amin! Datanglah, Tuhan Yesus!" (Why 22:17, 20 niv).