Kerendahan Hati: Kunci Menuju Kepemimpinan yang Sukses

Bila diminta untuk menyebutkan penyakit yang sudah sekian lama menghinggapi manusia, kita mungkin akan menjawab kesombongan. Sejak zaman Perjanjian Lama, manusia sudah terkenal dengan ego dan kesombongannya. Sebut saja Saul -- yang tidak mau mengakui bahwa kemampuan Daud lebih daripada kemampuannya, Hizkia -- yang menjadi sombong setelah Tuhan memperpanjang umurnya, dengan memamerkan seluruh kekayannya, dan lain-lain. Dalam Perjanjian Baru, kita membaca kisah Raja Herodes yang binasa ditampar malaikat karena tidak menampik sanjungan rakyat yang seharusnya ditujukan kepada Allah. Bahkan sebelum manusia ada di bumi, ego telah menyerang malaikat Tuhan, Lucifer, yang ingin menyamai Tuhan dan akhirnya dibuang oleh Tuhan.

Dari semua kisah tersebut, kita bisa memetik pelajaran bahwa kesombongan berakibat fatal. Pada masa sekarang ini, khususnya dalam dunia kepemimpinan, sulit untuk menemukan pemimpin yang rendah hati. Kerendahan hati seolah lenyap ditelan arus persaingan ketat yang semakin merajai dunia. Semua orang ingin membuktikan bahwa dirinyalah yang terbaik sehingga tanpa sadar ego menguasai diri mereka.

Terdorong oleh pemikiran itulah, edisi kali ini mengangkat topik yang sangat esensial bagi seorang pemimpin. Pemimpin yang rendah hati akan mampu merangkul semua orang di lingkungannya dan akhirnya membuat kepemimpinannya mampu bertahan lama. Kita akan bersama-sama belajar untuk mengerti perihal kerendahan hati dan segala aspeknya. Kiranya sajian kali ini bisa membantu Anda untuk semakin menjadi pemimpin yang berkenan di hadapan Tuhan dan sesama.

Selamat belajar!

Redaksi tamu e-Leadership, Lanny Kusumawati

"Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati." (Amsal 11:2) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+11:2 >

Kolom e-publikasi: 
Situs: 

Komentar