KRISTUS HARAPAN DUNIA

Pdt. Dr. Stephen Tong

Artikel ini ditranskrip dari khotbah KKR Juni 1998, di Istora Senayan Jakarta

Yohanes Pembabtis membuka tirai perjanjian baru, Yohanes Pembabtis meneriakkan kalimat pertama di dalam perjanjian baru: "Bertobatlah sebab kerajaan Sorga sudah dekat!" (Mat. 3:2). Maka mulailah perjanjian baru, mulailah kedatangan Kristus, mulailah hadirnya anak Allah yang tunggal di dalam sejarah. Lalu Yohanes Pembabtis melihat Yesus datang, ia langsung memperkenalkan Yesus kepada murid-muridnya dengan teriakan yang kedua, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh. 1:29). Inilah permulaan perjanjian baru.

Firman di dalam Alkitab memberitakan begitu jelas kepada kita bahwa manusia harus dan hanya bisa berpandang kepada satu oknum, satu pribadi yaitu Yesus Kristus. Selain Dia tidak ada pengharapan, selain Dia tidak ada objek iman, selain Dia tidak ada sesuatu yang bisa dipandang. Alkitab mengatakan mereka tidak melihat apa-apa, kecuali melihat Yesus sendiri.

Perkataan-perkatan Yohanes Pembabtis yang mendahului dan menjadi perintis pelayanan Yesus Kristus telah membuka mata daripada segala bangsa di dalam segala jaman untuk membersihkan diri dan untuk melihat jelas. Untuk membersihkan diri, dia berkata "Bertobatlah karena kerajaan Sorga sudah dekat" (Mat. 3:2). Di dalam melihat dengan jelas, dia memperkenalkan, "Lihatlah Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yoh. 1:29).

Mengapa Yesus harapan dunia? Bukankah di dalam dunia banyak jenius- jenius yang besar, banyak politikus-politikus yang agung, banyak sastrawan-sastrawan, banyak filosof-filosof, pemikir-pemikir dan orang-orang yang hebat di dalam panggung sejarah. Hanya mereka naik dengan begitu agung tetapi mereka turun surut dengan demikian mendadak. Mereka menggambarkan diri menjadikan orang yang memberikan pengharapan. Tetapi mereka pun yang memberikan segala kekecewaaan.

Dengan demikian kita melihat tidak ada pengharapan di dalam pribadi yang lain kecuali Yesus Kristus. Tuhan Yesus memberikan kepada kita suatu jaminan, dan Dia berkata "Barang siapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan dia akan mempunyai terang hidup" (1Yoh. 8:12).

Kira-kira 2300 tahun yang lalu, ada seorang yang bernama Diogenes, di kota Athena di tengah-tengah matahari begitu terang benderang di tengah-tengah siang bolong dia jalan kaki dengan membawa lampu sehingga orang-orang begitu heran, matahari terbit begini terang engkau membawa lampu untuk apa? Tetapi dia tidak banyak omong. Dia mengatakan, "Cahaya matahari tidak cukup terang karena saya belum menemukan orang baik, saya memerlukan tambahan lampu ini sehingga dengan tambahan lampu ini saya berharap boleh menemukan orang yang benar di dalam dunia". Dia terus memikirkan terang di dunia itu, di mana? Terang dunia itu di angkasa, kah? Matahari, kah? Cahaya lampu, kah? Siapa yang bisa memberikan pengharapan dan cahaya kepada manusia?

Dia orang yang sangat sederhana sehingga suatu hari tidur di dalam tong yang besar sekali dan hanya mendapatkan cahaya matahari yang lewat melalui lubang gentong itu ke dalam dia. Mendadak dia merasa menjadi gelap dan dia melihat sesuatu di luar gentong itu, ada sesuatu yang besar. Siapakah dia? Itu adalah kaisar, Raja Iskandar yang agung. Mendengar nama filosof Diogenes, maka raja itu datang mencari dia, raja itu ingin mengetahui ada orang yang minta terang tetapi dia memakai lampu kecil, jalan-jalan di kota, mau mencari kebenaran. Waktu kaisar itu datang mencari dia, orang-orang mengatakan itu yang ada di dalam gentong. Pada waktu kaisar muda itu berdiri di depannya ia berkata, "Kaukah Diogenes itu? Engkaukah filosof itu?" Dia tidak menjawab. Orang yang jadi raja, kalau mau mencari satu orang, orang itu adalah orang yang berbahagia, tapi bagi filosof ia tidak peduli dia raja atau orang biasa, tidak ada hubungan dengan saya. Maka dia mengatakan "Kaisar Iskandar, silakan pergi dari sini, jangan menghalangi matahari, saya memerlukan terang". Saya kira ajaran dari Diogenes menjadi inspirasi yang tidak habis-habis di dalam sejarah, bahwa manusia memerlukan terang cahaya, yang terus menerus memerlukan pengharapan yang abadi.

Tetapi di dalam sejarah tidak ada satu orang pun yang cahayanya cukup untuk memberikan pengharapan kepada manusia. Itu sebabnya di dalam theologi reformed, di dalam Westminster Confession of Faith ada kalimat penting yang mengatakan the natural light is not adequate maksudnya cahaya alamiah itu tidak cukup.

Dari Sokrates, Kong Fu Chu, Aristotles, Plato, pengajar-pengajar, pendidik-pendidik yang besar di dalam dunia tidak pernah memberikan kepuasan kepada manusia. Itu sebabnya manusia memerlukan cahaya yang lebih besar daripada cahaya-cahaya itu. Tetapi cahaya yang lebih besar itu, siapa? Alkitab mengatakan cahaya yang lebih besar itu Yesus Kristus. Karena Dia adalah terang dunia.

Di dalam Yohanes 1:4 dikatakan: "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia". Pasal 9:5 mengatakan : "Akulah terang dunia". Di dalam bahasa Grika bentuknya singular, artinya Dia adalah terang satu-satunya dan terang itu menjadi suatu cahaya, pengharapan bagi umat manusia.

Mengapa Yesus Kristus menjadi pengharapan dunia? Di dalam Yesus Kristus pengharapan apakah yang diperoleh? Apakah yang kita terima dari Yesus Kristus yang tidak ada di dalam Kong Fu Chu? Apakah yang kira terima dari Yesus Kristus yang tidak kira terima dari Sokrates? Apakah yang kira terima dari Yesus Kristus yang tidak ada di dalam Sidharta Gautama? Apakah yang kita terima dari Yesus Kristus yang tidak ada di dalam Musa? Apakah yang kita terima dari Yesus Kristus yang tidak ada di dalam Muhamad? Apakah yang kita terima dari Yesus Kristus yang tidak ada di dalam filsuf-filsuf lain?

Jikalau Yesus terang dunia, jikalau Yesus pengharapan dunia, jikalau Yesus satu-satunya yang membawa manusia kepada Allah. Apakah kelebihan dari Yesus Kristus? Ini pertanyaan yang begitu kritis, menjadi pertanyaan yang begitu dasar dan menjadi pertanyaan yang begitu prinsipal di dalam hidup pribadi saya sendiri. "Di antara semua orang yang kudus kepada siapakah engkau harus berpaling?" Ini pertanyaan yang ditanyakan di dalam buku Ayub lebih 3500 tahun yang lalu. Ini berarti pertanyaan yang abadi dari jaman ke jaman, Among all the saint, which one should you turn yourself to follow? Di antara semua orang suci yang begitu banyak, mereka semua orang agung, pendiri- pendiri agama, pendiri-pendiri aliran filsafat, pendiri-pendiri dari bapak-bapak kebudayaan, mereka semua adalah orang yang pintar, agung, orang yang punya pikiran yang luar biasa. Tetapi apakah mereka hidupnya suci? Jawabnya adalah tidak. Jikalau mereka hidupnya betul- betul suci, maka Alkitab bertanya: "Di antara semua orang suci yang ada, kepada siapa engkau harus berpaling? Kita harus menerima, siapa? Kita harus percaya, siapa? Kita harus mengikuti, siapa?"

Pertama-tama yang harus diperhatikan: Di antara semua orang agung yang saya sebut dan sebagian yang belum saya sebut, perhatikan bahwa tidak ada satu orang yang hidup tidak berdosa. Ayub yang begitu suci mengatakan sendiri: "Dosaku lebih tinggi daripada kepalaku". Daud yang begitu berkenan di hadapan Tuhan, mengatakan: "Sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku (Mzm. 51:7). Kong Fu Chu sendiri berkata, "Jikalau menambah umurku 5 tahun atau sepuluh tahun sehingga aku lebih banyak mempelajari kitab 'I Ching', maka aku dihindarkan daripada perbuatan kesalahan-kesalahan yang besar. Sokrates mengetahui dirinya adalah orang yang tidak sempurna maka ia mengajar: "Manusia harus menuntut, mengejar akan kebenaran dan kebajikan". Orang yang saya sebut adalah orang-orang agung yang suci tetapi mereka sendiri mengaku bahwa mereka sendiri adalah orang berdosa.

Kedua, di antara semua orang suci tidak ada satu yang seperti Yesus Kristus. Bahkan dia mengatakan suatu tantangan: "Come and follow me". Tidak ada satu orang yang berkata: "Datang, marilah ikuti aku". Karena apa? Karena mereka sendiri mengakui bahwa, mereka sendiri sedang mencari, sedang menunggu, sedang mengejar sesuatu yang tidak ada di dalam diri mereka.

Jadi para pemimpin agama tahu bahwa mereka bukan kebenaran, mereka adalah orang yang sadar diri, orang yang berdosa dan mereka memerlukan kebenaran, mereka tidak suci, mereka adalah orang berdosa yang sadar diri tidak suci dan mereka menuntut, mencari, melatih, bermeditasi, dan menjadikan diri supaya lebih suci. Maka mereka tidak berani mengatakan: "Ikutlah aku, ikutlah teladanku, akulah contohmu".

Tidak pernah keluar dari mulut Kong Fu Chu, Sokrates, Sidharta, Muhamad, atau pendiri agama yang lain yang berkata: "Ikutlah aku!" Kecuali Yesus Kristus, Karena hanya Yesus satu-satunya yang berkata: "Come and follow me". Karena Dia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia.

Siapakan Yesus Kristus? Berikut ini keunikan daripada Yesus Kristus:

Wahyu 21:22-23: "Dan aku tidak melihat bait suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan yang mahakuasa, adalah bait sucinya, demikian juga Anak Domba itu. Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya". Dunia yang penuh dengan dosa ini, sementara kita masih hidup, kita masih menjadi saksi bagi Kristus yang menjadi tamu di dalam dunia ini, kita harus giat sekuat mungkin di dalam situasi masyarakat, situasi perdagangan, situasi keamanan, situasi pendidikan, situasi lingkungan dengan memberikan pengaruh Injil yang berada di dalam kita karena kita terang dunia, tetapi di samping ini kita menunggu Kristus datang kembali. Ada kota baru, langit baru, bumi baru yang akan dikaruniakan kepada dunia dan di dalam kota baru, di dalam sorga, di dalam langit baru kita melihat dua hal:

Siapakah Yesus Kristus?

  1. Yesus adalah firman di dalam kekekalan.
  2. Yesus Kristus adalah bijaksana di dalam ciptaan alam semesta.
  3. Yesus adalah terang di dalam sepanjang sejarah.
  4. Yesus adalah Tuhan di atas segala hidup.
  5. Yesus adalah kepala di atas gereja.
  6. Yesus Kristus adalah perobah di dalam masyarakat dan kebudayaan.
  7. Yesus Kristus adalah raja di dalam kekekalan kerajaan Tuhan.
  8. Yesus Kristus adalah terang di dalam kota Yerusalem yang baru untuk selama-lamanya.

[Lalu kata malaikat itu kepada mereka, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud". (Luk. 2:10-11)]

Judul Buku : Momentum 38 Desember 1998
Judul Artikel : Kristus Harapan Dunia
Penerbit : LRII
Penulis : Pdt. Dr. Stephen Tong
Halaman : 9-24