Kunci Kepemimpinan Petrus

Dirangkum oleh: Truly Almendo Pasaribu

Banyak orang menyimpulkan bahwa pemimpin itu tergolong "makhluk langka". Cuma bisa dilahirkan, tidak mungkin dibentuk. Kemunculan seorang pemimpin yang memiliki atribut pemberani, bijak, visioner hanya bisa ditunggu, tidak mungkin direncanakan atau diusahakan.

Akan tetapi, tahukah Anda bahwa Allah tidak selalu memilih pemimpin berdasarkan atribut-atribut tersebut? Dia memakai orang yang mau dibentuk karakternya. Lihatlah kehidupan Petrus yang awalnya tidak memunyai kriteria pemimpin yang didambakan banyak orang. Petrus hanyalah seorang nelayan yang tidak berpendidikan. Dia bukanlah orang yang sangat religius seperti ahli-ahli Taurat pada zamannya. Terlebih lagi karakternya bukanlah karakter idaman -- dia sombong, tidak sabaran, dan sering sesumbar. Namun demikian, Allah memakainya dan menjadikannya tokoh pemimpin yang hebat pada masa gereja mula-mula. Mengapa Yesus bersedia menyerahkan tugas kepemimpinan kepada Petrus? Ada tiga alasan yang mendasari pilihan Yesus

1. Petrus Belajar Melayani

Bayangkan Anda sedang bekerja, kemudian sekonyong-konyong seseorang mengajak Anda untuk mengikuti dan melayani bersamanya. Apakah Anda bersedia? Barangkali banyak orang yang merasa dirinya tidak cukup layak melayani. Ada juga yang dihinggapi banyak pertimbangan sosial dan ekonomi. Tidak sedikit juga orang yang barangkali acuh tak acuh dengan tawaran seperti itu. Akan tetapi, Petrus tidak seperti kebanyakan orang:

Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu [Petrus dan Andreas] segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia." (Matius 4:19-20)

Tanpa pikir panjang Petrus bersedia meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Yesus untuk melayani-Nya. Bersama Yesus, Petrus menyaksikan banyak mukjizat yang luar biasa. Petrus tidak hanya berkesempatan menyaksikan pelayanan Yesus, dia bersama murid-muridnya yang lain juga ditunjuk Yesus untuk melayani setiap kota dan tempat yang hendak Yesus kunjungi (Lukas 10:1).

Perjalanan bersama Yesus mengubah kepribadian Petrus secara total. Dia beserta murid-murid Yesus yang lainnya belajar melayani saat diberi kuasa untuk menyembuhkan banyak orang sakit dan menaklukan setan-setan (Lukas 10). Kisah Para Rasul 1-2 menonjolkan kualitas Petrus sebagai pemimpin yang melayani. Petrus dipakai Allah secara luar biasa sehingga dia berani melayani di depan banyak orang. Menariknya lagi, saat menjadi seorang pemimpin, Petrus tidak hanya melayani kaumnya sendiri, dia juga merasa bebas untuk melayani orang-orang bukan Yahudi sesuai dengan visi Allah (Kisah 10).

Petrus memunyai konsep "kepemimpinan yang melayani". Menurut Eka Damaputra dalam bukunya "Kepemimpinan dalam Perspektif Alkitab", seseorang yang telah teruji sebagai pelayan yang baik adalah orang yang telah terbukti mampu menguasai dan mengendalikan diri sendiri. Hanya orang yang mampu mengendalikan dirinya sendiri yang layak diberikan kepercayaan untuk mengendalikan, memimpin, dan menguasai orang lain.

2. Petrus Belajar Taat

Alkitab mengatakan bahwa murid-murid Yesus, khususnya Petrus, adalah orang-orang yang bersedia untuk belajar (Matius 5:1-2). Petrus, yang dulunya tidak sabaran dan sesumbar, belajar mendengarkan serta menaati Yesus. Eka Damaputra menyebutkan bahwa kepemimpinan diinspirasi oleh rasa takut dan taat akan Tuhan. Inspirasi ini dimiliki Petrus. Petrus adalah orang yang berorientasi kepada Allah dan sungguh-sungguh menaati-Nya. Ketaatannya tampak jelas dalam Lukas 5:5-7.

Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

Tanggapan Petrus terhadap perintah Allah sungguh mengagumkan. Dia tidak membantah arahan Yesus. Dia tidak mengatakan, "Yesus, ini akan sia-sia saja." Walaupun Petrus tidak mengerti apa maksud dari perintah Yesus, dia tidak mempertanyakan atau meragukan perintah itu, dia hanya menaati-Nya karena dia percaya kepadanya.

Petrus bertindak dengan tepat. Dia membuktikan diri sebagai pengikut Yesus yang baik. Menurut Eka Damaputra, sifat ketaatan seperti ini dibutuhkan oleh setiap pemimpin. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil," kata Yesus, "ia setia juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10)

3. Petrus Berserah kepada Allah

Russel Betz mengatakan bahwa Petrus adalah orang yang mengerti arti "berserah kepada Allah". Pertama-tama, dia siap menyerahkan segalanya untuk mengikuti Yesus. Dalam Matius 19:27, Petrus mengatakan kepada Yesus bahwa dia telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.

Kedua, Petrus menyerahkan kegagalan masa lalunya kepada Allah. Salah satu senjata setan untuk menjatuhkan manusia adalah menyalahkan manusia atas kesalahan-kesalahannya di masa lalu. Tidak sedikit korban yang menjadi budak masa lalu, lalu putus asa. Petrus sendiri menorehkan noda hitam ketika menyangkal Yesus sebanyak tiga kali karena ketakutannya. Akan tetapi, alih-alih tenggelam dalam penyesalan seperti Saul dan Yudas, Petrus menyesal, menyerahkan masa lalunya, dan bangkit untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan Allah.

Dia juga berserah kepada panggilan Yesus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Dia membiarkan Allah memproses segala kekurangan dan kelebihannya untuk kemuliaan-Nya. Dia mengikuti mandat Allah untuk melayani orang banyak (1 Petrus 5:2) serta mengajar mereka untuk menjadi teladan bagi banyak orang (5:2-3).

Petrus belajar melayani, taat dan menyerahkan hidupnya dalam pimpinan Allah. Maxwell mencatat bahwa dia adalah pemain yang paling berkembang dan pemimpin yang berubah 180 derajat. Allah mengubah hidup Petrus dan memakainya sebagai salah satu pemimpin yang berhasil mengubah dunia.

Dirangkum dari:

  1. Judul artikel: Lessons from Simon Peter’s Life: Let God Use You
    Nama situs: Cerrogordocob.com
    Penulis: Russell Betz
    Alamat URL: http://www.cerrogordocob.com/sermons/Peter1.pdf
    Tanggal akses: 23 Oktober 2010
  2. Judul artikel: Peter Shows Us How to Serve the Lord
    Nama situs: NewHopeLutheran.net
    Penulis: Pastor Raether Dale
    Alamat URL: http://www.newhopelutheran.net/Serve-the-Lord.php
    Tanggal akses: 23 Oktober 2010
  3. Judul buku: Kepemimpinan dalam Perspektif Alkitab
    Penulis: Eka Darmaputra
    Penerbit: Kairos, Yogyakarta
  4. Judul buku: The Maxwell Leadership Bible
    Penulis: John C. Maxwell
    Penerbit: Thomas Nelson Publishers, Tennessee
Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 

Comments

Pages

Komentar