Pola Pelayanan

Judul: Pola Pelayanan

Keterampilan: * Menulis rancangan pelayanan perintisan jemaat.

1. Tujuan Pelayanan

Anda merasa terpanggil Tuhan untuk melayani suku _____. Tujuan TC ini ialah mempersiapkan orang-orang yang dipanggil Allah kepada pelayanan suku _____, untuk menjangkau suku-suku yang belum terjangkau. Untuk melakukan itu anda harus mengerti dengan jelas tentang tujuan pelayanan anda. Menurut TC ini tujuan akhir pelayanan anda, yang dipersiapkan bagi anda untuk anda capai melalui pelatihan ini, ialah seperti berikut:

Tujuan Pelayanan: Setiap peserta pelatihan ini dipersiapkan untuk mengambil bagian dalam perintisan satu jemaat setempat atau jaringan jemaat setempat yang berlipatganda di dalam daerah tertentu, dan yang terdiri-dari orang-orang (suku) yang belum terjangkau.

2. Pengertian Alkitab Tentang Jemaat

Definisi Jemaat

Istilah Jemaat adalah terjemahan dalam bahasa Indonesia untuk istilah eklesia dalam bahasa Yunani. Istilah eklesia berhubungan dengan pengertian yang berbeda dalam setiap kelompok ayat berikut. Setiap kelompok ayat memakai istilah "jemaat" dengan pengertian yang berbeda, tergantung konteksnya. Bacalah ayat-ayat dalam setiap kelompok berikut ini dan coba tuliskan kesimpulan pengertian anda yang singkat tentang istilah jemaat untuk setiap kelompok. Jadi, satu kesimpulan singkat untuk setiap kelompok ayat.

Kelompok 1: Kelompok 2:

Mat. 16:18 KPR 9:31

Efe. 3:10 l

Efe. 5: 23-32

Kesimpulan : Kesimpulan :

Kelompok 3: Kelompok 4:

KPR 5:11 Ro. 16:5

KPR 13:1 Fil. 1:2

KPR 20:17 Kol. 4:15

Ro. 16:1

I Kor. 1:2

Kesimpulan : Kesimpulan :

Kelompok 5:

KPR 19:37, 39

Kesimpulan :

Kesimpulan Umum

1. Ada tiga pengertian utama untuk istilah jemaat.

2. Walaupun suatu jemaat sangatlah kecil (beranggotakan sedikit sekali) untuk bertemu di dalam satu rumah, tetapi kelompok ini tetap masih dianggap sebagai jemaat.

Definisi Jemaat Setempat Untuk Pelajaran Ini:

Teologia Jemaat

Teologia yang kita percayai sangat mempengaruhi pola jemaat yang hendak kita rintis. Misalnya, doktrin jemaat (eklesiologi) akan menentukan hampir segala sesuatu yang kita kerjakan - akan menentukan bentuk kepemimpinan, model liturgi dan juga peranan para anggota (kadang kala disebut "kaum awam"). Apakah pada dasarnya jemaat itu suatu bangunan/tempat atau tubuh/kelompok orang? Apakah kita mau membangun jemaat yang "berakar di dalam Kristus dan erat berhubungan dengan kebudayaan anggotanya" atau kita menginginkan lagi bentuk-bentuk dan tradisi-tradisi yang telah kita pelajari dalam jemaat induk kita?

Pertanyaan -pertanyaan seperti ini seharusnya ditanyakan lalu dijawab sebelum merintis suatu jemaat.

Fondasi : Yesus Kristus/Isa Al Masih I Korintus 3: 10,11

1. Batu Penjuru Yang Mahal : I Petrus 2:6

    Jemaat-jemaat yang kita rintis harus dibangun secara kuat di atas Yesus. Perintis jemaat harus memahami hal ini baik sebagai kebenaran doktrin maupun sebagai kenyataan kehidupan rohani.

2. Pendiri Jemaat : Matius 16:18

    Pendirian jemaat benar-benar merupakan gagasan dan pekerjaan DIA!

    Ini bukan kata-kata indah tanpa makna tetapi merupakan keyakinan hakiki untuk perintisan jemaat. Pada saat nanti perjalanan terasa sulit - dan ini pasti terjadi - kebenaran-kebenaran ini berfungsi sebagai pedang rohani untuk melawan tipu daya Iblis yang merongrong semangat. Jemaat Yesus Kristus akan dirintis di antara semua orang dari tiap-tiap bahasa, suku dan bangsa (Wahyu 5:9; 7:9).

Prinsip-prinsip Untuk Perintisan Jemaat Setempat Yang Berlipatganda

Prinsip 1: Penginjilan yang berinkarnasi (Incarnational Evangelism)

a. Arahkan kepada keluarga-keluarga dan fokuskan penginjilan saudara pada pewartaan kabar baik atas kematian Yesus, kebangkitan dan janji pengampunan kepada mereka yang bertobat dan percaya kepada-Nya.

b. Wartakan kabar baik dengan cara di mana mereka yang mencari dan yang bertobat dapat langsung memberitakannya kepada orang lain. Jangan menggunakan metode dan alat yang mereka tidak dapat gunakan dengan segera, sehingga akibatnya saudara akan menghentikan reproduksi yang spontan.

c. Konfirmasikan pertobatan secepat mungkin melalui baptisan. Jangan melakukan baptisan sebagai upacara wisuda setelah kursus doktrin Alkitab yang begitu lama.

d. Upayakan pendekatan pribadi dengan anggota jemaat. Seorang penanam jemaat yang kebutuhan sosial terbesarnya dapat terpenuhi hanya melalui sesama anggota timnya tidak akan lekat dengan jemaatnya, dan jemaatnya mungkin tidak akan cukup relevan dengan budaya setempat.

Prinsip 2: II Timotius 2:2 - model pelatihan penggembalaan melalui reaksi berantai.

a. Pelatihan penggembalaan harus saling berhubungan satu sama yang lain dengan penginjilan. Dari semula saudara harus mengarah kepada tipe "penatua" yang alkitabiah - kepala rumah tangga.

b. Segera setelah orang-orang yang serius terhadap Injil menjadi percaya, mulailah melatih mereka (misalnya menggunakan Melatih & Melipatgandakan) untuk menggembalakan orang-orang dari suku mereka sendiri, dimulai dengan keluarga mereka sendiri. Usahakan agar satu kelompok tetap menjadi kelompok yang kecil dan arahkan tujuannya untuk bertumbuh melalui pelipatgandaan.

c. Sejak semula, ajarkan orang-orang percaya yang baru untuk taat kepada perintah-perintah Yesus (Mat. 28: 18-20). Ada tujuh perintah yang mendasar , semua dijelaskan dengan sederhana dalam KPR 2:37-47.

Kesimpulan: Untuk menjalankan prinsip-prinsip ini, kita membutuhkan disiplin dan kegigihan. Kita harus menempatkan prioritas utama untuk secara pribadi taat kepada perintah Yesus seperti ketaatan seorang anak kecil, dan untuk menyaring tradisi, peraturan, ketentuan, dst. yang dapat menghambat pelaksanaan prinsip-prinsip ini. Dalam penginjilan, tekankan pertobatan yang lahir dari Roh Kudus yang langsung menghasilkan buah roh seperti kasih. Tolong para petobat baru dan pencari kebenaran untuk pertama-tama sungguh-sungguh mengasihi teman-teman dan anggota keluarga mereka, seperti yang diperintahkan Yesus (hukum yang terutama dan yang kedua - Mat 22:37-39). Ini harus diutamakan. Kemudian penginjilan akan mengalir lebih cepat, karena rintangan sosial dikurangi. Pada mulanya para petobat baru tidak perlu menjelaskan mengapa mereka memiliki kasih yang baru (Mat. 16: Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk tidak dulu mengungkapkan keilahian-Nya, karena hal ini akan mengakibatkan penolakan yang terlalu dini. Hal ini juga berlaku bagi kebanyakan masyarakat Islam). Buktikan kuasa Roh Kudus di dalam Kristus dengan menunjukkan sikap kasih dan pengampunan terlebih dahulu.

3. Diskusi Pola Pelayanan

Di akhir pelajaran terlampir ini ada tiga pola pelayanan perintisan jemaat. Ketiga contoh ini disiapkan oleh tiga tim yang berbeda untuk merintis jemaat baru. Ini diberikan sebagai contoh saja. Tugas anda adalah untuk membaca setiap pola dan gambar yang sesuai, lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

Pertanyaan-Pertanyaan

1. Pertama, evaluasikan pola masing-masing dari pandangan tujuan pelayanan kita yang dibahas pada awal pelajaran ini.

    a. Apakah tujuan pola pelayanan itu adalah perintisan menurut definisi kita dalam pelajaran ini di atas?

    b. Apakah tujuannya untuk merintis jaringan jemaat setempat ?

    c. Apakah tujuannya jemaat yang berlipatganda atau tidak ?

    d. Apakah pelayanan tersebut mentargetkan daerah tertentu ?

    e. Apakah jemaat atau jaringan jemaat yang akan dirintis terdiri dari orang dari suku yang dianggap belum terjangkau atau dari suku apa saja ?

2. Sekarang, evaluasikan pola pelayanan masing-masing dari pandangan Prinsip-Prinsip Untuk Perintisan Jemaat Setempat Yang Berlipatganda. Kapan mereka mengikuti prinsip tersebut, dan kapan tidak, dan penjelasan pola pelayanan mana yang kurang jelas?

3. Sebutkan pendapat anda tentang kekuatan dan kelemahannya, kemungkinan berhasil atau tidaknya merintis jemaat di antara orang yang belum terjangkau, mengenai pengembangan pemimpin lokal, hasil jangka panjang, potensi mandiri dalam keuangan, dll.

Tugas Pekerjaan Rumah : Pola Pelayanan Anda

Sekarang, anda diberikan kesempatan untuk mulai berpikir dan menciptakan pola pelayanan yang akan anda lakukan dalam pelayanan perintisan nanti. Pola pelayanan yang anda akan mulai dirikan sekarang akan sedikit demi sedikit terbentuk sementara anda terus belajar dan berpengalaman di lapangan. Pada tahap awal ini, yang paling penting bukanlah perlengkapan pola pelayanan anda, tetapi prinsip dasarnya. Nanti, dengan berjalannya waktu, pola pelayanan anda akan menjadi lebih lengkap dan lebih jelas. Dengan demikian, mulailah untuk menulis konsep pola pelayanan yang akan anda lakukan nanti di lapangan. Coba pikirkan tujuan pelayanan dan prinsip-prinsip yang dibahas dalam pelajaran ini dan bagaimana mereka dapat diterapkan dalam pola pelayanan anda. Usahakan untuk menulis pola pelayanan, garis waktu dan gambar konsep seperti contoh dalam studi kasus, tetapi sesuai dengan selera anda.

Dalam pola pelayanan yang anda akan tulis, anda sebaiknya menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini:

1. Apakah anda orang setempat atau pendatang?

2. Di mana anda ingin melayani? - desa atau kota, sebutkan nama desa/kota tersebut.

3. Berapa lama anda akan bekerja dengan jemaat ini? Seumur hidup atau 3 tahun, dll.

4. Siapa yang akan menjadi pemimpin jemaat? Anda sendiri, orang dari suku setempat yang disekolahkan di STT, ataukah orang dari suku setempat walaupun dia tidak memiliki pendidikan teologia formal?

5. Bagaimana anda akan melatih pemimpin tersebut? Melalui sekolah Alkitab, ataukah mentoring?

6. Apa peran anda? Pendeta seumur hidup, ataukah pelatih?

7. Di mana rencananya anda akan mengadakan pertemuan?

8. Apa isi dari pertemuan tersebut?

9. Berapa orang yang akan datang dalam pertemuan? Berikan batasan wilayah dan daerah yang jelas.

10. Dengan siapa anda akan melayani? Apakah sendirian, dengan orang-orang kunci yang awam, merekrut sebuah tim dari luar, melatih orang awan setempat, berjejaring dengan penanam jemaat lainnya?

11. Apa identitas anda? Penanam jemaat, pendeta, pekerja paruh waktu?

Tulislah dan gambarkalah Pola Pelayanan saudara di halaman yang disediakan dalam Buku Kegiatan Pelatihan.

Pola Pelayanan 1

Pendahuluan

Pelayanan ini dimulai dengan satu tim perintis jemaat yang terdiri dari tiga orang laki-laki yang berasal dari suku yang ditargetkan dan dari daerah yang dilayani. Mereka semua juga lulus dari sekolah alkitab dengan ijasah D2 atau D3. Pelayanan ini adalah pelayanan pedesaan dan juga dimulai dengan jemaat yang sudah terbentuk dalam satu desa yang anggotanya berasal dari beberapa desa yang lain. Sebelum pelayanan ini dimulai, walaupun ada jemaat seperti di jelaskan di atas, mereka jarang atau kurang dilayani dan pelayanan ini dimulai untuk menguatkan jemaat itu dan menambah jemaat lain menurut pola pelayanan yang dijelaskan sebagai berikut.

Penjelasan Tentang Tujuan dan Pola Pelayanan

Kami merencanakan beberapa jemaat yang anggotanya masing-masing berasal dari desa-desa atau kampung-kampung di daerah sekitarnya. Setiap jemaat diharapkan akan berkumpul setiap hari Minggu dalam tempat ibadah mereka untuk berbakti. Jemaat tersebut akan mencerminkan budaya lokal dalam hal struktur tempat ibadahnya, gaya dan kegiatan ibadahnya, musik dan bahasa yang dipakai, pakaian yang digunakan, serta gaya dan bentuk kepemimpinannya. Jemaat tersebut akan tetap menjadi bagian yang sah dalam lingkungan lokal, sambil menunjukkan kebenaran Firman Allah kepada yang belum percaya kepada Yesus. Jemaat itu akan dipimpin oleh orang dari suku target sendiri dan akan mampu dan rajin menginjili dan hidup beriman dalam kampung atau desa asal mereka.

Setiap jemaat yang direncanakan akan terdiri dari beberapa kelompok kecil yaitu "sel". Setiap sel termasuk anggota jemaat yang tinggal dalam satu desa atau kampung. Semua sel akan berkumpul seminggu sekali untuk persekutuan, doa, ibadah, dan pelajaran Kitab Suci. Sel-sel tersebut akan menjadi fokus penginjilan dan pemuridan untuk jemaat itu. Setiap sel akan digembalakan dan dipimpin oleh satu pemimpin dari kaum awam yang telah terlatih. Pemimpin jemaat bertanggungjawab untuk mengurus seluruh pelayanan jemaat termasuk latihan kepemimpinan, perencanaan, dan upacara lain yang digabungkan dengan Alkitab atau budaya suku target. Pemimpin jemaat juga akan memperlengkapi pengertian anggotanya tentang Kitab Suci dengan pengajaran dan khotbah yang praktis dan yang membangkitkan semangat.

Semua jemaat dalam wilayah suku target itu akan berkumpul bersama-sama untuk retret dan acara khusus. Mereka juga akan saling membantu kalau ada keperluan tertentu serta melaksanakan secara bersama-sama hal-hal yang mungkin tidak bisa dilakukan sendiri.

Jemaat-jemaat direncanakan seperti tersebut di atas akan dirintis di seluruh wilayah suku target untuk menunjukkan kebenaran dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitabiah dalam konteks suku itu. Maka melalui doa dan kesetiaan, kuasa kegelapan yang sudah lama menguasai wilayah dan suku ini akan diikat dan banyak orang akan dilepaskan. Yesus akan mendirikan Jemaat-Nya dan alam maut tidak akan menguasinya.

Pola Pelayanan 2

Pendahuluan

Pelayanan ini dimulai dalam kota, dan berasal dari satu jemaat yang mayoritasnya adalah orang pendatang. Di dalam jemaat tersebut ada beberapa orang percaya dari suku lokal yang masih belum terjangkau. Beberapa dari orang itu dan beberapa orang dari kelompok pendatang yang terbeban untuk suku yang belum terjangkau itu, membentuk Sel Inti untuk memulai pelayanan yang dijelaskan di sini. Pada awalnya Sel Inti ini diharapkan akan berlipatganda sampai terbentuk lima atau enam sel baru yang anggota dan pemimpinnya semua berasal dari suku lokal tersebut. Sel baru ini akan membentuk satu jemaat baru sesuai dengan penjelasan berikut.

Penjelasan Tentang Tujuan dan Pola Pelayanan

Kami merencanakan satu jemaat yang anggotanya berasal dari suku lokal yang belum terjangkau. Jemaat ini akan dirintis di satu kota dan terdiri dari lima atau enam sel. Sel-sel tersebut akan bertemu bersama-sama sebulan sekali untuk ibadah perayaan dan saling membangun, tetapi sel masing-masing akan mengadakan pertemuan/kebaktian seminggu sekali di rumah anggota-anggota sel. Pelayanan jemaat di dalam sel juga termasuk perkumpulan kecil untuk penginjilan dengan tujuan berkumpul dengan petobat baru dan kenalan (jaringan) dari orang-orang tersebut yang terbuka untuk belajar Firman Allah. Ada juga perkumpulan besar yang diadakan beberapa kali setahun. Perkumpulan besar itu khusus untuk mengundang orang-orang dalam jaringan semua orang dari semua sel yang agak terbuka supaya orang-orang itu dapat bertemu dengan orang-orang yang lain yang sudah percaya dan menjadi pengikut Yesus. Setiap sel juga ada kelompok pemuridan untuk melayani petobat baru dengan dasar yang Alkitabiah.

Dengan harapan yang besar kami ingin pelayanan ini terus menerus melipatgandakan orang percaya yang mampu dan rela melayani dan memenangkan orang dari jaringan mereka serta sel-sel baru supaya makin lama makin banyak jemaat baru di kota kami dan kota yang lain.

Pola Pelayanan 3

Pendahuluan

Pelayanan ini dimulai dengan satu orang pendeta yang datang ke satu kota dari pulau lain. Dia terbeban untuk mulai jemaat baru di kota itu dan juga menjangkau orang dari suku yang belum terjangkau tapi berasal dari daerah itu. Dia mulai pelayanannya dengan beberapa orang pendatang lain dari pulau asal dia yang mau juga mulai jemaat baru. Dia mulai dengan kebaktian Hari Minggu di tempat yang disewanya. Mereka mengundang semua orang yang mereka kenal dan pada kebaktian yang pertama ada sekitar empatpuluh orang yang hadir, tetapi belum ada yang berasal dari suku daerah yang belum terjangkau itu. Walaupun begitu, pendeta ini masih punya visi untuk menjangkau semua orang termasuk orang dari suku itu.

Penjelasan Tentang Tujuan dan Pola Pelayanan

Kami merencanakan satu jemaat besar di kota yang anggotanya terdiri dari bermacam-macam suku, termasuk suku yang belum terjangkau. Jemaat itu diharapkan akan bersifat modern dengan memakai musik Barat, dan ibadahnya penuh semangat. Kami akan membuat promosi lewat iklan dan sarana lainnya serta menekankan setiap anggota untuk mengundang teman dan kenalannya ke kebaktian mingguan. Untuk menjaga visi awal dan stabilitas pelayanan, pendeta itu akan menjadi gembala tetap dalam jemaat itu. Sesudah dua tahun jemaat itu diharapkan akan menjadi cukup besar dan kuat secara finansial untuk membangun gedung gerejanya sendiri yang bisa menjadi pusat pelayanan mereka baik di kota itu dan untuk memulai jemaat-jemaat baru di kota-kota lain. Pertumbuhan di kota lain ini akan dilakukan dengan mengutus pendeta muda dari gereja induk dan yang lulus dari sekolah teologia untuk pergi ke kota lain dan mengulangi pola pelayanan yang sama.

Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 

Komentar