Penghambat Besar III-Benarkah Al-Masih Disalibkan?

Spiritual Leadership > PEMURIDAN > Buku Panduan (Mentoring) > Belajar Bersama Mentor

    Judul: Penghambat Besar III - Benarkah Al-Masih Disalibkan?

    Keterampilan: *Memakai pelbagai ilustrasi

        *Menjawab keberatan-keberatan/pertanyaan-pertanyaan yang sering timbul.

          *Memanfaatkan Kitab dan ajaran-ajaran kelompok target.

    Ayat-Ayat Kunci dari Al-Qur'an

    "(Ingatlah), ketika Allah berfirman: `Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu (`inni mutawaffeeka') kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya'". (Sura 3:55)

    "`Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah', padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Sura 4:157-158)

CatatanJika anda dapat meyakinkan mereka bahwa Isa telah mati dengan memakai Perjanjian Lama, maka hal ini bukanlah pertanyaan yang ditujukan kepada orang Kristen lagi.

Al-Qur'an tidak pernah menyatakan bahwa Al-Masih tidak disalib. Al-Qur'an hanya menyebutkan bahwa orang Yahudi tidak menyalib Al-Masih. Kita dapat menyetujui pernyataan tersebut karena orang Yahudi hanya menghukum mati orang berdosa melalui cara pelemparan batu. Bangsa Romalah yang menghukum mati dengan cara penyaliban.

 

    Masalah ini, membangkitkan kontroversi antara orang Muslim lebih dari segala hal. Walaupun Al-Qur'an mengatakan Isa Al-Masih mati sebelum kenaikan-Nya ke surga, para cendekiawan Islam tidak setuju dengan pengertian kata `inni mutawaffeeka' (diterjemahkan `menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu') dalam Sura 3:55. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa kata tersebut tidak mengindikasikan `mati', sedangkan yang lain membenarkan bahwa Al-Masih memang mati. Banyak versi yang berkaitan dengan hal ini berasal dari sekolah-sekolah Islam terbaik, seperti misalnya pemahaman Al-Tabari dan Al-Zamakhshari, dan lainnya.

    Jadi, karena terdapat perbedaan pendapat di antara ahli-ahli agama Islam dan perbedaan pemahaman mereka pada sebuah ayat dalam Al-Qur'an tentang saat terakhir kehidupan Al-Masih, seorang pencari kebenaran harus mencarinya dengan kembali kepada Injil, yang tidak memerlukan penafsiran. Dalam Injil tidak ada kontradiksi mengenai kematian Al-Masih, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya.

    1. Teori-Teori

    a. Al-Masih dibunuh di atas kayu salib - Kristen, Yahudi

    b. Al-Masih tidak dibunuh di atas kayu salib, tetapi mati setelah peristiwa itu - Qadianis, Mohd Assad, penulis "The Holy Blood and the Holy Grail"

    c. Al-Masih bahkan tidak dibawa ke kayu salib. Dia diangkat ke surga oleh Allah dan orang lain ditaruh di atas kayu salib (Teori Substitusi) - Mayoritas Muslim (termasuk Ahmad Shafaat dan Maulana Daryabadi), Basilidian dan Karpokratian (sekte agama Kristen mula-mula - abad ke-2)

    d. Al-Masih pingsan di atas kayu salib, tetapi tidak mati (Teori Pingsan) - penulis A. Deedat, Qadianis, "The Holy Blood and the Holy Grail" , Dr Schonfield

    e. Al-Masih tidak diangkat ke surga - hanya statusnya yang diangkat, bukan tempatnya ("raf'a") - Qadianis, Prof Mahmud Syaltut, Imam Fakhruddin Razi, Mohd Assad

    Kita lihat di sini bahkan ahli-ahli agama Islam pun tidak dapat setuju dengan apa yang sebenarnya terjadi. Banyak argumentasi yang menyangkal teori-teori di atas dapat ditemukan dalam tradisi Islam.

    2. Substitusi

    Imam Fakhruddin Razi membantah Teori Substitusi. Dia mengatakan:

    a. Jika kita menerima pendapat bahwa wajah seseorang muncul seperti wajah orang lain, berarti kita menerima kekeliruan. Sebagai contoh, ketika saya melihat anak saya lalu saya akan menjadi ragu-ragu apakah benar dia anak saya, mungkin saja itu orang tersebut adalah tiruan. Hal ini akan membawa kita berpikir bahwa para pengikut nabi yang melihat dia mengajar tidak akan dapat yakin apa benar apakah dia adalah nabinya. Bisa saja ia hanya menampakkan diri sebagai sang nabi. Kalau demikian, hukum alam akan rusak. Kita harus yakin bahwa rantai informasi dapat dipercaya. Mungkin informan pertama membuat kesalahan karena ia hanya melihat penampilan. Ringkasnya, menerima pendapat ini membuat kita memulai dengan kekeliruan dan berakhir dengan penghapusan nubuatan.

    b. Tuhan memerintahkan Jibrail untuk selalu bersama Isa Al-Masih. Itulah komentar terbanyak ketika membahas ayat `Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus' (Sura 2:87). Mereka menambahkan bahwa ujung salah satu sayap Jibrail cukup untuk menjaga umat manusia. Lalu mengapa Jibrail tidak melindungi Isa Al-Masih dari orang Yahudi? Isa Al-Masih juga dapat membangkitkan orang mati; lalu mengapa Ia tidak menyelamatkan diri-Nya dari pembunuhan orang Yahudi yang ingin melukainya, atau paling sedikit membuat mereka lumpuh atau membuat mereka agak sakit sehingga tidak mampu menghadapi Dia.

    c. Tuhan dapat menyelamatkan Isa dengan mengangkat Dia ke surga. Lalu apa gunanya membuat seorang lain serupa dengan Isa? Bukankah hal ini akan menyebabkan seseorang mati tanpa alasan?

    d. Jika Tuhan membuat orang lain tampak serupa dengan Isa Al-Masih lalu mengangkat Isa Al-Masih, orang-orang akan berpikir bahwa orang lain adalah Isa Al-Masih, padahal bukan. Bahwa Tuhan akan menyesatkan manusia tidaklah sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.

    e. Walaupun mereka sangat mengasihi Isa Al-Masih, semua orang Kristen di seluruh dunia mengatakan bahwa mereka melihat Isa Al-Masih dianiaya dan disalib. Jika kita menyangkal hal ini, berarti kita menyangkal rantai otoritas. Menyangkal hal ini berarti menolak nubuatan, bahkan sejarah mengenai Muhammad, Isa Al-Masih, nabi-nabi lain.

    f. Rantai penyebaran ini memberitahu kita bahwa orang yang disalib mati secara perlahan. Jika orang itu bukan Isa Al-Masih, Ia akan mengatakan, "Aku bukan Isa Al-Masih, aku orang lain." Tentu ia akan membeberkan hal ini kepada orang-orang, dan hal ini akan diketahui oleh orang banyak. Tetapi hal itu tidak terjadi; ini menunjukkan bahwa yang terjadi berbeda dengan apa yang umat Islam percayai. (al-Tafsir al-Kabir 12:99)

    3. Takdir

    Janji yang digenapi dapat dimengerti oleh pola pikir Muslim. Al-Masih juga melakukannya kepada orang-orang Yahudi (Yoh 3:14) (II Kor 5:21). Ada 333 janji Allah yang digenapi oleh Al-Masih. Beberapa yang paling penting yang dapat digunakan adalah:

 

Nubuatan

Penggenapan

Menjual Al-Masih dengan harga 30 keping perak

Zak 11:12

Mat 26:14

Membeli tanah tukang periuk dengan uang tsb.

Zak 11:13

Mat 27:3-8

Dihina dan disalibkan

Maz 22:17-19

Mat 27:39-42

Keheranan-Nya karena Bapa mengabaikan-Nya

Maz 22:2

Mat 27:46

Mereka memberi Dia cuka untuk diminum

Maz 69:22

Yoh 19:28

Prajurit membagi pakaian-Nya dengan undi

Maz 22:19

Yoh 19:23

Tulang-Nya tidak patah

Maz 34:21

Yoh 19:32

Ditusuk tombak

Zak 12:10

Yoh 19:34

Mati bersama penjahat, tetapi juga terhormat

Yes 53:9

Mat 27:57-60

    Mazmur 22

    Mazmur 22 akan menjadi sangat berarti bagi orang Islam sebab mereka percaya pada takdir. Raja dan Nabi Daud menulis apa yang menjadi nubuatan tentang penyaliban Mesias dalam Mazmur ini (1.000 tahun sebelum kelahiran Al-Masih).

Ayat 2

Ayat/doa inilah yang dikutip/doakan oleh Al-Masih ketika disalib, seperti yang dapat kita lihat dalam ayat kedua [Mat 27:46].

Ayat 7-9

Ya, bahkan Daud menubuatkan bahwa Al-Masih akan direndahkan dan mati dalam keadaan dipermalukan dengan penghujat di sekeliling-Nya. [Mat 27:41-49]

Ayat 15-16

Dalam Yoh 19:28 Al-Masih merasa haus - dan pada umumnya, penggambaran ini sangat akurat tentang apa yang dirasakan oleh orang yang tengah disalibkan. Dan perhatikan kata "maut" ada di dalam ayat 16.

Ayat 17

Perkataan "menusuk" akan kembali lagi nanti! Dan sebagaimana kita ketahui, Isa dipaku di salib di pergelangan tangan dan kaki - dan bekas lukanya akan menjadi salah satu tanda pengenal kepada murid-murid-Nya, lihat Luk 24:40, Yoh 20:20,25.

Ayat 18-19,25

Walaupun sangat menderita dan direndahkan, Tuhan tidak menolak Dia, bertentangan dengan apa yang mungkin orang sangka.

Ayat 26-28

Apa yang terjadi di kayu salib, yang merendahkan kematian, akan mengakibatkan penyebaran pesan Tuhan ke seluruh muka bumi; orang-orang dari segala bangsa akan berbalik kepada Tuhan dan menyembah-Nya.

Ayat 29-32

Dan pesan kebenaran Tuhan akan menyebar ke seluruh bumi dan seluruh generasi [Luk 24:46-47]. Dan walaupun belum terlihat pada masa itu, Daud menyimpulkan nubuat-Nya dengan "Dia telah melakukannya". Dan "Dia" adalah Tuhan itu sendiri. Seluruh peristiwa ini adalah rencana Tuhan, dan tidak terjadi secara kebetulan. Tuhan telah mengatakannya 1.000 tahun sebelum peristiwa itu terjadi.

    Siapakah yang Daud bicarakan? Apakah ia sedang menjelaskan mimpi buruknya setelah ia makan malam terlalu banyak? Hal semacam ini pasti tidak masuk dalam firman Tuhan. Dan sebuah mimpi buruk tidak akan berisi kata-kata pujian yang indah bagi Tuhan dan kebenaran-Nya yang dikabarkan pada semua orang. Tidak, seperti Isa telah katakan, Firman Allah penuh dengan nubuat mengenai Mesias yang menjadi begitu penting sehingga kematian-Nya diberitakan secara terperinci. Tidak ada seorangpun selain Al-Masih yang sesuai dengan nubuatan ini. Dan seperti pada ayat 27 tertulis, peristiwa ini membuktikan bahwa seluruh ujung bumi akan berbalik pada Tuhan, dan semua bangsa akan tunduk di hadapan Tuhan.

    Zak 12-13

    Saya akan memberi anda perikop Perjanjian Lama lainnya yang mengherankan, kali ini Tuhan berbicara melalui nabi Zakharia, sekitar 500 tahun sebelum Al-Masih. Dalam pasal 12 dan 13 kita membaca:

1 Ini adalah firman TUHAN mengenai Israel

TUHAN, yang........,menyatakan:
2 "Aku akan ...

Kita yakin bahwa keputusan dan perintah Tuhan akan terlaksana.

10 "Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung."

    Di atas salib, Al-Masih ditusuk di tangan, kaki (dengan paku), dan pinggang (dengan tombak), Yoh 19:34, Yoh 20:20,25. Kita juga melihat bahwa Tritunggal terlibat dalam rencana penebusan. Tuhan berbicara dalam seluruh pasal ini sebagai orang pertama, dan berkata bahwa orang Israel akan MENUSUK Dia dan akan MEMANDANG Dia. Ini adalah kata-kata yang sangat nyata dalam dunia secara fisik. Dan apa yang terjadi di hari itu ketika mereka menusuk Dia (Tuhan!)? Dia diratapi seperti meratapi seorang anaknya sendiri!

    Dan ayat berikutnya berlanjut pada Zakharia 13:1 "Pada waktu itu akan terbuka sebuah sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran.

    Yes 52-53

    Ayat lain yang menjelaskan dengan terang arti kematian hamba Tuhan yang menderita, adalah Yesaya 52-53 (Yesaya adalah nabi yang hidup sekitar 740 SM.):

52:13-14

Hasil penganiayaan sebelum penyaliban, dll.

52:15

Darah yang menetes adalah tanda penyucian dan pengampunan dosa, Ibr 9:11-15, Ima 16:15-19

53:1-3

Ini menceritakan tentang hamba Tuhan - walau nampaknya dipermalukan dan dihina tidak membuat manusia didiskualifikasi untuk menjadi hamba Tuhan. Tetapi "siapa akan percaya?" (ayat 1), Ini adalah pertanyaan pertama di awal pasal ini dan tetap menjadi pertanyaan hingga kini. Dan mengikuti pertanyaan ini, Tuhan menjelaskan lagi arti dari kematian ini.

53:4-7

Sebagaimana TERLIHAT, Dia ada di bawah hukuman dan kutukan Tuhan walaupun Dia orang benar. Pasal ini menolong karena nama Putra Allah dan kata `salib' tidak ditemukan di ayat ini. Hanya arti salib. Tanya teman anda apa yang ia pikirkan tentang orang ini. Tanya padanya tentang kasih yang ditunjukkan oleh pelayan Tuhan yang menderita ini.

53:8-12

Tuhan berkata bahwa hamba-Nya yang benar ini akan menanggung dosa umat-Nya, dosa para pelanggar. Walaupun Ia akan dihukum mati dengan tidak adil (ayat 8), hal itu merupakan hal yang Tuhan kerjakan dan inginkan (ayat 10) sebab dari masa lampau kekekalan hal itu telah direncanakan bahwa Ia akan memberikan hidup-Nya sebagai persembahan dosa dan pengampunan akan tersedia bagi semua yang telah berdosa. Al-Masih, hamba yang benar yang tidak pernah berbuat dosa, menanggung kesalahan banyak orang (ayat 11), dan Ia tidak mengutuk tetapi berdoa untuk musuh-musuh-Nya yang menyalibkan Dia. (ayat 12, Luk 23:34).

    Ada lebih banyak lagi kesinambungan antara ayat-ayat tersebut dengan kehidupan dan penderitaan Al-Masih. Tuhan membuat rencana ini untuk diketahui 740 tahun sebelum Al-Masih lahir. Kematian ini bukan kebetulan. Dan kutukan salib adalah kutukan yang Tuhan jatuhkan pada semua dosa dan yang Ia adili pada peristiwa historis di kayu salib ini.

    4. Kenapa Al-Masih Perlu Mati?

    Banyak ayat dari Perjanjian Baru menunjukkan mengapa Al-Masih harus mati. Oleh karena itu kita harus mengajarkan orang Islam apa arti dosa yang sesungguhnya. Gunakan ayat-ayat seperti dalam Mazmur 51 dan Yesaya 53 untuk mengajarkan mereka. Lalu tunjukkan mereka Yohanes 1:29 dan jelaskan bahwa memang harus ada seseorang yang menanggung dosa kita. Mereka harus mengerti arti kematian dan penebusan dosa secara Alkitabiah.

    Setelah menyelidiki beberapa nubuat tentang kematian Mesias seperti yang diutarakan nabi Daud, Yesaya, dan Zakharia sekitar 1.000, 740 dan 500 tahun sebelum kelahiran Al-Masih, mari sekarang kita lihat apa yang para rasul katakan mengenai peristiwa salib ini dan artinya.

    1. Menurut Al-Qur'an, kita membaca tentang sebuah peristiwa di mana seseorang telah disalibkan dan mati, tetapi identitas orang yang mati tersebut tidak jelas. Para guru Al-Qur'an menyangkal bahwa Al-Masihlah yang mati. Mereka berkata bahwa orang yang mati di kayu salib tersebut adalah Yudas.

    2. Al-Qur'an berkata bahwa orang Yahudi telah tertipu seakan-akan mereka telah "membunuh Al-Masih".

    Sekarang saya harus mencari informasi yang lebih baik dan lebih meyakinkan tentang siapa yang sebenarnya telah disalib dan mati; Isa Al-Masih atau orang lain. Untuk mendapatkan informasi ini, kita harus menemukan sebuah dokumen sejarah yang obyektif sebagai bukti. Bukti ini dapat ditemukan di dalam Alkitab, yang merupakan dokumentasi terbuka yang dapat digunakan sebagai sumber informasi yang benar.

    Bukti-Bukti

    Cerita kematian Isa Al-Masih di atas salib dapat dipelajari dalam empat kitab dalam Perjanjian Baru yang ditulis oleh Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Kesaksian dari para penulis ini berdasarkan kejadian sebenarnya yang disaksikan sendiri oleh tiga dari antara mereka.

    Jika kita menerima kondisi hukum bahwa dua atau tiga orang saksi untuk kejadian tertentu cukup untuk membenarkan bahwa kejadian itu benar-benar terjadi menurut hukum (Ulangan 17:6-7), maka kesaksian tiga dari keempat penulis yang telah menyaksikan penyaliban dan kematian Al-Masih adalah benar, sah dan dapat dipercaya dibandingkan dengan kesaksian Muhammad atau Al-Qur'an, yang ditulis 6 abad setelah kejadian, sebagai perkiraan yang tidak meyakinkan, karena penulis tidak menyaksikannya sendiri.

    Kesaksian lain dapat ditambahkan: Ketika Al-Masih dilaporkan mati oleh komandan penjaga, Yusuf dari Arimatea datang ke hadapan Pontius Pilatus untuk meminta tubuh Al-Masih. Permintaan tersebut dikabulkan (Mark 15:42-46). Andaikan mayat yang diturunkan dari salib bukan tubuh Al-Masih, tentu Yusuf dari Arimatea akan menolak dan menyaksikan keasliannya.

    Bukti lain adalah bahwa orang Yahudi telah meminta kepada Pontius Pilatus untuk menjaga kuburan Al-Masih. Pilatus tidak akan menjaganya jika yang dikuburkan itu bukan Al-Masih, karena ia telah mendengar Al-Masih berkata bahwa pada hari yang ketiga Ia akan bangkit dari antara orang mati.

    Andaikan orang yang disalibkan itu bukan Al-Masih. Sangat mustahil ia akan mengucapkan kata-kata yang penuh kasih yang keluar dari sifat tulus Al-Masih: "Bapa, ampunilah mereka! Karena mereka tidak tahu apa yang telah mereka perbuat," dan "Sudah selesai." Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa yang disalibkan itu tidak ada lain adalah Isa Al-Masih sendiri.

    Sampailah saya pada kesimpulan yang meyakinkan bahwa laki-laki yang "disalibkan dan mati," seperti dalam Sura al-Nisa 4:157, tidak diragukan adalah Isa Al-Masih, bukan orang lain seperti Yudas. Kesaksian yang benar dari keempat penulis Injil cukup meyakinkan, sah, dan benar.

    Ayat-Ayat Pendukung

    2 Korintus 5:14-21

    Apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus? Isa Al-Masih sangat mengasihi kita, sehingga Ia mati menggantikan kita sehingga kita tidak perlu menanggung hukuman atas dosa-dosa kita, kematian-Nya diperhitungkan sebagai kematian kita di mata Tuhan (ayat 14). Al-Masih DIBUAT berdosa dan menanggung sendiri semua dosa dunia yang berada di bawah kutukan Tuhan.

    Galatia 3:13-14

    Kutukan yang tadinya menimpa kita, karena kita memberontak melawan perintah Allah yang suci, ditaruh di atas Al-Masih sebagai tebusannya. Dan lebih dari itu, bukan hanya kutukan yang telah diangkat, tetapi kita mendapat lebih banyak, yaitu berkat Tuhan yang berlimpah yang Tuhan janjikan melalui Abraham. Ketika Tuhan memanggil Abraham, Ia berkata kepadanya: Aku akan memberkati engkau...dan semua umat manusia akan diberkati melalui engkau. (Kej 12:3)

    KPR 5:25-33 (terutama ayat 30-31)

    Setelah kebangkitan-Nya, Al-Masih sering bertemu dengan para pengikut-Nya selama periode 40 hari, di mana Ia menjelaskan arti dari apa yang telah terjadi dan tugas ke depan termasuk kabar yang harus mereka beritakan. Pesan ini sudah diberitakan sejak semula, tidak ada waktu untuk merusaknya.

    Kis 5:40-42

    Mereka mengkhotbahkan Al-Masih karena mereka telah menyaksikan-Nya dan karena hal itu merupakan perintah Tuhan yang diberikan kepada mereka: "Kami harus mentaati Tuhan lebih daripada kepada manusia." Dan karena pemberitaan itu mereka dicambuk, dimasukkan ke penjara, dan kebanyakan para rasul akhirnya mati sebagai martir demi iman mereka pada Al-Masih yang telah disalibkan dan yang telah bangkit. Dan tidak seorangpun yang rela disiksa dan mati untuk sesuatu yang ia ketahui salah.

    Yoh 3

    Bukan hanya para rasul yang memberitakan tentang hal ini, Al-Masih sendiri menyatakan kematian penebusan-Nya sebagai pusat pelayanan-Nya.

Yoh 3:12-13

Pada dasarnya Al-Masih berkata kepada Nikodemus, jika kamu sulit mempercayai Aku pada hal yang lebih duniawi, bagaimana kamu akan mengerti pengajaran yang lebih dalam tentang tugas surgawi-Ku? Tetapi meskipun demikian Al-Masih memberi Nikodemus sebuah analogi tentang apa sebenarnya misi-Nya itu. Dan Ia melakukannya dengan cara membawa dia kembali ke masa kehidupan bangsa Israel dan Musa, yang tertulis dalam kitab Taurat, yang sangat dikenal oleh Nikodemus sebagai seorang guru kitab Taurat.

Yoh 3:14-15

Di sini Al-Masih menghubungkan peristiwa pada masa Musa dengan kehidupan-Nya dan berkata bahwa dengan `ditinggikan-Nya', Isa Al-Masih akan membawa hidup pada barangsiapa yang percaya kepada-Nya.

Yoh 3:16-17

Motivasi Tuhan untuk menganugerahkan hal tersebut dijelaskan di sini.

    Di peristiwa apa Al-Masih menarik perhatian kita juga? Kita akan temukan dalam Bilangan 21:4-9

Bangsa Israel

Umat manusia ( = dunia)

Memberontak melawan Tuhan

Memberontak melawan Tuhan

Digigit ular yang mematikan

Digigit oleh dosa yang mematikan

Pada awalnya tidak terlalu terasa sakit, lalu mendapatkan penderitaan yang hebat

Pada awalnya tidak terlalu terasa sakit, lalu mendapatkan penderitaan yang hebat

Mati karena racun ular

Mati rohani oleh racun dosa

Ular tembaga ditinggikan di gurun

Al-Masih ditinggikan di kayu salib

Mempercayai firman Tuhan atas "obat konyol" dan memandang ular tersebut menyelamatkan nyawa.

Mempercayai firman Tuhan dan memandang Al-Masih selamat dari kematian kekal

    Ada satu kesinambungan lagi di sini. Masalahnya adalah ular-ular, penyelesaiannya Tuhan berikan kepada mereka adalah ular lain. Masalah kita adalah dosa dan Tuhan menjatuhkan hukuman mati untuk dosa, dan penyelesaian Tuhan adalah seseorang yang Ia buat "berdosa ganti kita" (2 Korintus 5:21).

    Dinubuatkan oleh Al-Masih

    Dalam beberapa kesempatan, Al-Masih mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa pesan keselamatan-Nya memerlukan penyaliban diri-Nya. Nubuatan ini dicatat dalam Matius 17:22-23, Markus 8:31; 10:45, Lukas 9:22 dan Yoh 3:14,15. Ayat ini menunjukkan bahwa cerita salib tidak ditambah-tambah di kemudian hari oleh orang Kristen.

    Membutuhkan waktu untuk dapat mengerti

    Murid-murid Al-Masih menghabiskan waktu 3 tahun bersama-sama Al-Masih tetapi mereka gagal dalam ujian terakhir. Mereka gagal untuk mengerti salib dan melarikan diri ketika Al-Masih disalibkan (Luk 18:31-34). Tetapi dalam Lukas 24 kita melihat bahwa Al-Masih memulai lagi dengan kursus kilat selama 40 hari (Luk 24:46). Salib tidak masuk akal tetapi harus dipahami secara rohani. Bersabarlah dengan orang yang mencoba mengerti hal ini.

    5. Bukti Dari Hukum Syariat

    Prinsip dasar dalam Syariat adalah apabila 2 pihak yang berselisih pada suatu saat menjadi sependapat, maka apa yang membuat mereka sependapat itu merupakan kebenaran. Kita lihat bahwa orang Kristen dan orang Yahudi saling berselisih. Tetapi keduanya setuju bahwa Isa Al-Masih mati di kayu salib. Oleh karenanya menurut Syariat, fakta ini tidak dapat dipungkiri.

    Syariat sering menggunakan pendapat mayoritas untuk menentukan suatu hukum. Jadi pendapat-pendapat para pemimpin Islam sangatlah diperhatikan ketika masalah yang dibicarakan tidak tertulis dalam Al-Qur'an, Sira, dsb. Menurut Syariat, jika tidak ada orang yang membantah pendapat seorang pemimpin selama beberapa minggu, maka pendapat tersebut diterima sebagai kebenaran dan dijadikan hukum. Selama tahun 1960-an, Paus Yohanes XXIII mencoba mendamaikan orang Katholik dengan orang Yahudi, sehingga dia membuat pernyataan bahwa orang Yahudi tidak bersalah dalam kasus penyaliban Al-Masih. Orang Arab sangat marah atas pernyataan ini. Gamal Abd-ul Nasser, presiden Mesir, menulis secara terbuka dalam koran di Mesir bahwa Paus mencoba membebaskan/memaafkan orang Yahudi karena membunuh Isa Al-Masih. Dia menulis bahwa Paus itu salah dan semua orang tetap harus berperang melawan orang Yahudi karena mereka menyalibkan Isa Al-Masih. Kalau menurut Al-Qur'an, Nasser sudah melakukan penghujatan dan pemimpin Al-Azhar seharusnya cepat-cepat mengatakan bahwa Bapak presiden melakukan kesalahan. Tetapi semua ahli hukum Syariat (mufti) diam saja. Dengan demikian, menurut Syariat fakta mengenai penyaliban sekarang dapat diterima.

    6. Apologetika Dari Al-Qur'an

    Muslim berpikir bahwa mustahil bagi Isa Al-Masih mati di kayu salib tanpa adanya perlindungan. Apalagi sebagaimana orang Kristen menyebut Dia sebagai Anak Allah, sangat mustahil Allah Bapa sama sekali tidak memberi perlindungan bagi-Nya.

    Ketika kita mempelajari Al-Qur'an, kita melihat bahwa kitab ini menyangkal penyaliban Isa Al-Masih, tetapi kitab ini membenarkan KEMATIAN Isa Al-Masih sebelum kenaikan-Nya. Tiga ayat berkenaan dengan kematian Isa Al-Masih dan dua lainnya menyatakan bahwa Ia dibunuh.

    A. "Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." (Sura 19:33).

    "Kesejahteraan atas dirinya (yaitu Yahya) pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali." (Sura 19:15).

    Tidak diragukan bahwa semua umat Muslim percaya (Yahya) Yohanes dilahirkan dan mati menurut ayat pertama. Lalu mengapa tidak percaya hal yang sama terjadi pada Isa yang tertulis pada Sura 19:33? Ingat bahwa Al-Masih adalah seorang nabi, jadi apapun yang Dia katakan adalah kebenaran yang mutlak.

    Sura 19:31, "... dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup." Sekarang jika Al-Masih naik ke Surga tanpa mati terlebih dahulu sebagaimana kebanyakan orang Muslim percayai, maka Dia harus membayar zakat menurut hukum Islam. Saya bertanya-tanya apakah ada orang Muslim miskin di surga yang dapat menerima sedekah dari-Nya? Di sisi lain, jika Al-Masih masih hidup, di manakah Dia dan siapa penerima zakat-Nya?

    Ketika kita tahu bahwa Ia tidak ada di bumi dan Ia tidak memberi zakat, pasti kita tahu bahwa Ia mati dan karena itu kewajiban-Nya untuk membayar zakat dihapus.

    B. (Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir." (Sura 3:55).

    Sebenarnya "akan mengambil Engkau kepada-Ku" berarti kematian. Dalam kamus bahasa dikatakan bahwa kata kerja `tawaffa' "Tuhan membuat Dia mati, lalu mengambil jiwa-Nya." Kata `mutawaffeeka' dan kata jadian dari kata kerja ini (tawaffa) dalam arti ini muncul 23 kali dalam Al-Qur'an (Sura 32:11; 4:15; 39:42; 8:50). Di dalam semuanya kecuali dua kasus kata ini berarti benar-benar mati. Dalam kedua pengecualian ini konteks bacaan mengacu kepada pengibaratan mati ketika tidur. (Sura 6:60; 39:43 - Orang Islam mengatakan wafat artinya jatuh tidur).

    C. "Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: `Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?' Isa menjawab: `Maha Suci Engkau... Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.... Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka.'" (Sura 5:116,117)

    Di sini Al-Masih berbicara secara langsung kepada Allah. Ini merupakan konsep yang luar biasa bagi seorang Muslim yang percaya bahwa Allah selalu lebih besar dari segalanya (Allahu Akbar). Dan Al-Masih waktu berkata bahwa Dia mati, Dia mengatakannya dalam kalimat masa lalu (past tense).

    D. "Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu'jizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?" (Sura 2:87)

    E. "(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: `Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami korban yang dimakan api'. Katakanlah: `Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang rasul sebelumku membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu adalah orang-orang yang benar?'" (Sura 3:183).

    Al-Masih mati dengan sukarela dan penuh kedamaian. Kita membaca tentang hal ini dalam Injil dan Al-Qur'an. Sebelumnya Al-Masih telah mengetahui bagaimana Ia akan mati. Bahkan Ia mengatur hari dan jam kematian-Nya sehingga bertepatan dengan hari raya Paskah, menurut hukum Musa. Dia mengungkapkan bahwa Ia akan mati sebagai penebus, menyelamatkan barangsiapa yang percaya kepada-Nya dari dosa mereka dan api kekal. Semua manusia mati karena mereka telah berdosa, tetapi Al-Masih tidak pernah berdosa. Al-Qur'an membenarkan hal ini beberapa kali. Al-Masih tidak mati untuk dosa diri-Nya sendiri tetapi mengambil alih dosa kita ke atas diri-Nya dan mati menggantikan kita. Kedamaian Ilahi jelas tampak pada kematian-Nya, menurut Sura Maryam, karena Dia, Anak Domba Allah, membawa dosa dunia dalam kasih-Nya yang besar.

    7. Kesimpulan

    Tunjukkan kepada mereka dosa mereka! Bandingkan kasih Allah dengan egotisme manusia. Dalam Mazmur 51, Daud menyadari akan dosanya. Harapan untuk mereka hanyalah mendapatkan hati yang baru dari Tuhan.

    Tanyalah kepadanya apakah dia orang baik. Jika ya, tanyalah kepadanya apakah dia sebaik Allah. Dia bukan orang sebaik itu, dan karenanya ia memerlukan seorang pengganti karena dosa-dosanya.

Ringkasnya, memang kematian itu sangat menakutkan, merendahkan dan memalukan. Tetapi bukankah dosa itu sendiri menakutkan dan memalukan di mata orang yang benar-benar mengasihi Tuhan? Dan di mata Tuhan sendiri? Jadi, dosa dihukum sesuai dengan keburukannya dalam pandangan Tuhan.

    Dan karena kematian tersebut merupakan jalan untuk keselamatan dan pengampunan dosa dan kasih Allah kepada kita, bagi orang Kristen salib ini yang merupakan tempat penghukuman yang hina menjadi tempat kemuliaan. Kita serukan bahwa di tempat ini kita ditebus dan tempat ini juga merupakan sumber hidup yang baru dan kekal. Karena Tuhan membiarkan hal ini, maka Dia harus membayar dengan milik-Nya yang paling berharga, yaitu Putra-Nya. Oleh karena itu kita dapat yakin akan kasih-Nya bagi kita dan jaminan bahwa dosa kita telah diampuni di dalam kekekalan. Kita telah dibeli dengan harga mahal (I Kor 6:20, Wah 5:9), dengan darah (yaitu kehidupan) Putra Allah, yang menjadi manusia dan hidup di antara kita untuk menebus dosa manusia.

    Saya pikir Alkitab mengungkapkan secara jelas akan apa yang terjadi dan apa arti penyaliban serta apa artinya menolak tawaran Tuhan dalam Isa Al-Masih.

Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 
AttachmentSize
almasih_disalib.doc892 KB

Komentar