Penggunaan Media dalam Penginjilan

Spiritual Leadership > PEMURIDAN > Buku Panduan (Mentoring) > Belajar Bersama Mentor

Judul: Penggunaan Media Dalam Penginjilan

Keterampilan: * Memakai traktat-traktat serta media lain, seperti film, dsb.

1. Pendahuluan

Kita perlu menanyakan dua hal tentang penggunaan media dalam pelayanan yaitu:

1. Apakah media itu sesuai dengan orang yang kita layani?

2. Apakah media itu sesuai dengan pelajaran Alkitab?

Ada orang yang sulit untuk membaca bahasa daerah. Ada orang lain yang tidak suka berbahasa Indonesia. Ada media untuk orang Kristen yang dewasa imannya. Ada juga untuk orang yang belum percaya. Jadi kita selalu perlu menyediakan beberapa macam media untuk dapat dipakai.

I Kor 9:22 - Paulus menggunakan berbagai cara untuk membawa Injil kepada orang lain.

2. Peranan Literatur

2.1 Menjadi Penabur

Marilah kita menjadi orang yang rajin menabur : "Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Barang siapa menabur dalam ROH, ia akan menuai hidup kekal dari ROH itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik." (Gal 6:7-9). "Camkanlah ini : Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur dengan banyak, akan menuai banyak juga." (2 Kor 9:6). Ini tidak berarti bahwa kita akan menghamburkan buku-buku dan surat-surat selebaran ke mana saja. Buku itu sangat berharga dan kami hanya memberi secara pribadi dan kepada orang yang ingin menerimanya. Cara kita: Menanam biji rohani satu demi satu. Dengan demikian kita tidak membagi-bagikan literatur secara sembarangan, tetapi hanya memberi kepada mereka yang ingin memilikinya, karena selalu akan ada orang yang rindu akan Injil dan yang sudah lama rindu akan keselamatan. Mereka mau membaca dan sangat berterima kasih kalau ada kesempatan mendapatkan sesuatu dari Firman Tuhan. Kita tidak mau melayani orang yang menerima hanya karena basa-basi, karena kita mau melayani orang yang memerlukan keselamatan. Tetapi, kalau hanya membaca air muka orang, kita tidak bisa mengetahui siapa yang sungguh-sungguh dan siapa yang tidak. Malah sering yang mula-mula hanya menerima karena basa-basi, akhirnya lewat pembacaan dijamah oleh kuasa Tuhan. Juga, sebaiknya kita menghindari beberapa tempat yang tidak cocok untuk memberikan literatur kepada masyarakat umum, seperti di depan mesjid, di pasar yang ramai dan tempat keramaian lain, karena di situ tidak mungkin kita bisa memberikan secara selektif. Kita akan dikerumuni orang banyak dan banyak orang yang mau merampas literatur kita begitu saja.

2.2 Mengapa Kita Mau Menabur

Mengapa kita mau memberikan literatur kepada masyarakat umum? karena kita mengerti "Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus." (Roma 10:17). Dan "Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal." (Petrus 1:23). Tujuan dari pelayanan kita adalah manusia baru yang sudah diubah oleh kuasa Roh Kudus dan menjadi ciptaan baru, yaitu manusia yang diciptakan di dalam gambar Allah. Walaupun kita hanya menabur saja, tetapi kita juga sangat mengharapkan satu hasil yang nyata. Karena itu di sini kita tidak hanya memikirkan masalah teknis, tetapi justru bersedia menjadi orang yang dengan doa syafaat dan iman mau menggumuli di hadapan Tuhan sehingga melalui literatur banyak orang akan melihat siapakah Juruselamat di dalam dunia ini.

2.3 Keunggulan Literatur

Bacaan Kristiani yang sudah dicetak mempunyai beberapa keunggulan. Mari kita pelajari beberapa dari itu :

1. Masyarakat bisa membacanya dengan teliti di rumah, tidak terburu-buru, dan bahkan secara perlahan-lahan mereka dapat memeriksa isinya secara seksama. Satu percakapan bisa terlupakan dengan cepat, tetapi apa yang dibaca dapat bertahan lebih lama di dalam ingatan orang.

2. Buku-buku dan surat-surat selebaran dapat menjelaskan dengan sabar tentang kebenaran. Buku-buku tidak pernah menjadi jengkel kalau si pembaca belum bisa mengerti isinya; ia dapat menjelaskan berulang kali, sepuluh kali kalau perlu, dan siang dan malam buku ini siap untuk menjawab pertanyaan si pembaca. Orang yang secara umum tidak mau mengakui bahwa ia tidak berminat terhadap Injil bisa secara diam-diam mempelajari Firman Tuhan.

3. Banyak di antara kita tidak mengerti bahasa daerah, apalagi berbicara dalam bahasa ini. Tetapi buku ini, yaitu Injil Yohanes dalam bahasa daerah, berbicara dalam bahasa daerah. Ia lebih pintar daripada kita. Karena kita sudah mengetahui isinya, di dalam pelayanan kita bisa menunjukkan kepada mereka ayat-ayat yang penting saja, dan nantinya mereka bisa membaca buku tersebut sendiri di dalam bahasa mereka sendiri. Bagaimana kita dapat melayani semua orang, kalau kita tidak mau memakai media cetak agar kita dapat menjangkau setiap suku bangsa yang ada di Indonesia?

4. Literatur sangat ringan, dengan demikian mudah bisa dibawa ke mana saja.

5. Tema yang dibahas dalam buku-buku dan surat-surat selebaran beraneka ragam, sehingga dengan demikian kita bisa memilih literatur yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mau kita layani. Ada yang tertarik pada kuasa okultisme; orang yang terpelajar memikirkan ciptaan di dalam dunia ini; orang yang lainnya mencari damai sejahtera secara mendalam, dan lain-lain. Jangan bagikan surat-surat selebaran yang sama kepada setiap orang secara sembarangan.

2.4 Cara Menabur

1. Sebagai persiapan, saudara sebaiknya selalu membawa beberapa buku dan surat-surat selebaran, sehingga jika ada kesempatan untuk membagikannya, saudara sudah ada persiapan. Dengan sikap yang ramah, kita dapat mengarahkan percakapan ke soal rohani. Pada akhir pembicaraan kita bisa tawarkan salah satu buku kecil. Kalau di dalam percakapan kita sudah mengutip salah satu ayat atau gagasan dari buku ini, maka hampir tidak pernah ada orang yang menolak pemberian buku tersebut. Kita yakin buku tersebut akan diteliti di rumah, malah akan pindah dari tangan ke tangan, dan dengan demikian lebih banyak orang akan dipengaruhi oleh Injil.

2. Jika kita harus menunggu antrian di suatu tempat, atau jika ada waktu istirahat di tempat kerja kita atau di sekolah, bacalah satu buku atau Injil, dengan demikian waktu luang dapat dimanfaatkan secara baik. Sering ada orang lain yang ingin tahu apa yang sedang kita baca, atau bahkan mereka ingin meminjamnya. Kita dapat langsung memberikan bacaan ini kepada yang memintanya, dan sesudah itu kita sendiri meneruskan pembacaan kita dengan buku berikutnya dari persiapan kita. Orang lain juga dapat dipinjami kalau mereka minta. Biasanya setelah mereka membaca buku yang kita berikan, maka segera akan ada percakapan tentang isi buku tersebut. Kalau orang di dalam lingkungan kita sudah mengetahui bahwa kita memiliki buku yang bisa diminta, tidak akan sulit untuk melayani mereka. Pasti selalu ada yang akan datang dan meminta literatur untuk diri mereka sendiri atau kawan dan keluarga mereka.

3. Kita dapat memasang poster dengan ayat-ayat Firman Tuhan di rumah sendiri atau juga di tempat-tempat lain yang strategis. Semua yang melihat itu akan mendengar suara Tuhan yang berbisik di hati manusia. Kita dapat yakin melalui cara ini mereka akan dijamah oleh Firman Tuhan. Di tempat kerja, saudara sekalian dapat meletakkan Firman Tuhan dan buku di atas meja saudara. Ini merupakan satu daya tarik tersendiri. Pasti ada yang mau melihat dan meminjamnya.

4. Cara yang paling gampang untuk memberitakan Injil adalah meninggalkan surat-surat selebaran di mana saja, seperti di tempat duduk bus atau kereta api, kalau makan di restauran, tinggalkanlah sebuah surat selebaran di atas meja makan. Masih banyak tempat lain yang kita lewati yang dapat dilayani dengan Firman Tuhan melalui cara-cara di atas. Yang akan menemukan surat-surat selebaran tersebut pasti akan ingin tahu dan akan membacanya.

    Di Maroko ada satu berita. Suatu kelompok anak muda pergi ke pameran nasional. Pada acara pembukaan, mereka pergi ke semua stand. Stand-stand tersebut penuh dengan surat-surat selebaran promosi. Mereka masukkan ditengah-tengah selebaran ini surat-surat selebaran Kristen. Sebelum acara pembukaan selesai mereka sudah membagikan 10.000 surat selebaran Kristen, di mana dalam semua surat selebaran tersebut dicantumkan sebuah alamat kantor. Beberapa hari kemudian kantor ini menerima 2.000 surat dari orang yang ingin mendengar lebih banyak tentang Tuhan Yesus Kristus. Memang di tempat mana saja akan ada orang yang senang membaca berita surgawi.

5. Kita juga dapat memberikan salah satu surat selebaran atau buku kecil kepada kondektur bis, tukang parkir, pengantar barang, tukang becak, atau orang lain sebagai ucapan terima kasih yang biasanya diterima dengan sukacita.

6. Kami sekeluarga mempunyai satu prinsip: semua orang yang mampir di rumah kami pasti dikirim oleh Tuhan supaya mereka mendengar Injil. Hampir semua mendapat sesuatu. Sudah ada yang bertobat lewat cara ini.

7. Kalau ada Natal, HUT, atau kesempatan lain kita dapat memberi hadiah sebuah buku Kristen kepada mereka yang biasanya mendapat hadiah dari kita. Pada penggantian tahun semua orang senang menerima agenda atau kalender yang berisikan Firman Tuhan.

8. Supaya lebih banyak orang dapat menerima buku, kita bisa membuka depot Alkitab, depot buku-buku Kristen, dan perpustakaan Kristen, baik di rumah, toko, kantor, perusahaan, pabrik, maupun di gereja. Masyarakat tidak usah berjalan jauh untuk mencari Firman Tuhan.

2.5 Contoh-Contoh Percakapan Untuk Membagikan Literatur

Pembicaraan kita dengan orang lain sebelum membagikan literatur akan sangat menolong kita di dalam pelayanan literatur. Ada beberapa contoh di bawah ini yang bisa dipakai untuk memperkenalkan literatur kepada orang lain:

1. A: "Sudahkah anda membaca buku ini?"

    B: "Belum pernah!"

    A: "Mau membacanya?"

    B: "Mau!" (Kita bisa memberikan buku ini kepadanya).

2. A: "Saudara tahu atau tidak kalau di buku ini ada satu berita yang luar biasa?"

    B: "Berita apa? saya ingin tahu!"

    A: "Berita bahwa orang yang bersalah tidak usah menjalani hukuman, karena ada orang lain yang telah menjalani hukuman bagi dia."

    B: "Mana beritanya?"

    (Kita dapat memberikan kepadanya salah satu surat selebaran tentang salib Tuhan Yesus Kristus).

3. A: "Apakah bapak mempunyai musuh?"

    B: "Saya tidak tahu apakah saya mempunyai musuh."

    A: "Bapak mau membaca, bagaimana kita bisa berdamai dengan musuh-musuh kita?"

    B: "Mau, di mana ada bacaan semacam itu?"

    (Kita dapat memberikan kepadanya surat selebaran tentang mengasihi musuh-musuh kita).

4. A: "Apakah anda sudah tahu siapakah Tuhan Yesus Kristus?"

    B: "Belum, saya belum tahu!"

    A: "Apakah anda ingin tahu?":

    B: "Ya, saya ingin tahu."

    (Kita bisa memberikan kepadanya surat-surat selebaran dengan tema ini).

5. Kalau kita bertemu dengan orang, kita bisa mengatakan, "Ini ilmu keTuhanan. Bukankah kita harus mempelajari hukum Tuhan?" dan kita dapat memberikan satu buku atau surat-surat selebaran.

6. Kalau ada orang yang duduk-duduk saja, kita dekati mereka dan menyapa, "Waktu luang harus dimanfaatkan dengan baik-baik. Jangan dibuang begitu saja. Bacalah sesuatu! Ini adalah bacaan yang baik, berguna dan dapat menambah ilmu!" Kita tawarkan satu surat-surat selebaran atau buku kecil kepadanya.

Kalau saudara sekalian berdoa pasti akan saudara akan banyak diberikan kalimat lain yang bisa dipakai di dalam pelayanan perkenalan literatur, apalagi isi buku ini berhubungan dengan maut, roh-roh, kuasa-kuasa, hidup kekal, dll.

2.6 Alasan "Membagi Literatur Itu Bahaya"

Pemahaman "Membagi literatur itu bahaya" akan menbunuh semangat di dalam membagikan literatur. Kita telah belajar tentang keunggulan-keunggulan yang dimiliki literatur dan kita semua menerima kebenaran itu. Hampir semua hamba Tuhan atau orang Kristen yang saya temui menyetujui bahwa literatur perlu dibagikan kepada orang yang belum selamat, tetapi bila mereka ditantang untuk membagikannya mereka akan mengeluarlkan alasan-alasan "membagi literatur itu bahaya." Seolah-olah karena begitu bahayanya, maka literatur tidak perlu dibagi-bagikan walaupun mereka sudah mengakui keunggulannya. Ada ketakutan yang ditawarkan Iblis untuk menghalang-halangi pekerjaan Tuhan. II Tim 1-7, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."

Semua bentuk Pemberitaan Injil memiliki resiko karena dunia pasti menentangnya. Tetapi apakah kita harus berhenti sampai di situ? Kalau kita peka dengan suara Tuhan, Dia akan menuntun kita di dalam membagikan literatur ini - memberi keberanian, kasih dan kekuatan karena itu janji Allah.

Janganlah kita membiarkan Iblis mengembangkan ketakutan yang berlebihan itu, karena dalam kenyataannya membagikan literatur tidak begitu berbahaya. Setiap peserta pelatihan yang saya bina selalu saya latih untuk terampil dan berani membagikan literatur. Pada awalnya mereka tidak berani dan memberi banyak alasan supaya tidak ditugaskan membagikan literatur. Tetapi setelah saya buktikan di depan mereka bahwa pemahaman /ketakutan mereka berbeda dengan kenyataan, akhirnya mereka berani membagi-bagikan literatur di tempat-tempat umum, angkot, halte, dsb.

Saya ingin mengajak kita semua untuk berpikir positif dalam hal melakukan tugas agung ini. Pembagian literatur jangan dianak-tirikan karena literatur memiliki banyak keunggulan. Allah sungguh mencintai kita. Dia menjaga kita dan tidak membiarkan kita dicelakai oleh siapapun. Yesus mati dan memberikan segalanya untuk kita. Apakah kita mau berkorban untuk pekerjaan Tuhan? Kalau Dia mau mati untuk kita, masakah kita tidak mau mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Kalaupun kita harus mengalami sesuatu dalam membagi literatur, itu pasti tidak sebanding dengan apa yang diderita oleh Kristus untuk kita.

2.7 Usul-Usul:

a. Setiap jemaat membuka depot Alkitab dan depot buku-buku Kristen, supaya literatur tersedia di mana saja.

b. Kebanyakan orang yang terabaikan tidak akan menyurati kalau diberikan traktat. Perlu dipikirkan cara follow-up untuk mereka.

c. Gereja-gereja dan orang Kristen secara pribadi mendorong toko buku umum untuk memasukkan juga Alkitab dan buku-buku agama Kristen ke dalam koleksi mereka.

d. Membuka perpustakaan buku-buku Kristen.

e. Mempromosikan kursus-kursus Alkitab tertulis. Gereja bisa mengadakan kerjasama dengan penerbit khusus Alkitab, supaya mereka akan bisa menindaklanjuti (follow-up) hasil kursus Alkitab.

f. Mengusahakan pengadaan literatur di dalam bahasa daerah, dan bukan saja bahasa Indonesia.

g. Sekali-kali harus ada diadakan pelatihan, supaya anggota jemaat bisa belajar memakai literatur secara efektif. Sebaiknya seminar ini langsung disertai satu pameran buku-buku dan traktat.

h. Buku yang membahas permasalahan orang yang bukan Kristen sangatlah kurang. Hampir semua literatur yang ada merupakan terjemahan dari Amerika, yang sering tidak cocok dengan lingkungan Indonesia. Selain harus ada penulisan di Indonesia sendiri, lebih baik pakai terjemahan yang berasal dari bahasa Arab atau dari lingkungan India.

i. Kita perlu bahan perbandingan: Kumpulkan tema-tema tertentu serta fakta-fakta dari Al Qur'an dan Injil tanpa diberi penjelasan, supaya para pembaca bisa menilai sendiri. Paling baik di dalam buku semacam ini dicantumkan alamat, supaya pembaca bisa menulis untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. Di dalam kalangan Islam ada banyak buku bahan perbandingan, di mana Injil selalu dilukiskan secara tidak benar.

j. Kalau di dalam jemaat ada seseorang yang mempunyai pengaruh (key person) dan mahir dalam bidang literatur, maka anggota lain dapat disadarkan kembali melalui orang ini tentang pentingnya literatur.

Selain karena melalui literatur banyak orang bisa bertobat, juga ada satu hasil lainnya, yaitu mereka yang sudah membaca Injil tidak lagi benci terhadap Injil dan terhadap orang Kristen, meskipun mereka sendiri belum bertobat. Kalau sudah banyak literatur diedarkan di suatu daerah, maka suasana menjadi berubah dan kebencian mereka sirna.

Pernah ada yang mencetak 5.000 eksemplar literatur tetapi tidak ada satu pun yang dibagikan. Limabelas tahun kemudian literatur tersebut baru ditemukan dan dikeluarkan dari gudang. Hal ini sangatlah disayankang. Bayangkan saja jikalau 5.000 eksemplar ini disebarkan 15 tahun yang lalu, pasti ada banyak yang sudah berbuah. Literatur tidak ada gunanya kalau tidak dibagikan.

3. Peranan Film

Pemutaran film Yesus dan film lainnya merupakan sarana yang sangat efektif di dalam pemberitaan Injil. Melalui film, seseorang akan mengingat cerita Injil lebih lama. Di samping itu, Film Yesus menjelaskan Injil lebih lengkap dan jelas. Pemutaran film cocok diadakan di daerah pedesaan yang sarana hiburannya kurang baik karena mereka pasti akan menjadi lebih respon. Hal yang penting di sini bukanlah bagaimana kita dapat menghibur mereka tetapi bagaimana agar Injil dapat masuk dan tinggal di dalam hidup mereka.

Hasil pemutaran film akan nampak dalam hal bahwa mereka tetap masih mengingat cerita film yang telah diputar pada tahun-tahun sebelumnya. Inilah dorongan untuk tetap menggunakan sarana ini. Juga banyak terdapat kesaksian orang yang bertobat setelah dilayani melalui pelayanan pemutaran film.

3.1 Mengurus Ijin

Jauh-jauh hari sebelum hari pemutaran film, kita harus mengadakan pendekatan kepada orang kunci di tempat pemutaran film, termasuk pak RT atau pak Lurah. Usahakan suatu hubungan yang akrab dan katakan kepada mereka bahwa anda ingin menjadikan mereka sebagai orang tua angkat, dan tunjukkan hal itu melalui sikap kita terhadap mereka. Sebulan sebelum hari Natal, mulailah berbicara tentang perayaan Natal, dan pelajari respon mereka. Dua minggu sebelum perayaan Natal, utarakan rencana ini kepada pak RT/Lurah serta kegiatan-kegiatan dalam acara tersebut, termasuk pemutaran film.

3.2 Susunan Acara

1. Belajar lagu-lagu daerah agar mereka dapat mengikuti acara.

2. Acara dimulai dengan lagu-lagu daerah, sekitar 2-3 lagu.

3. Wejangan hikmat Allah.

4. Pemutaran Film Yesus.

5. Doa Penutup.

3.3 Persiapan Tempat

Dalam mempersiapkan tempat, sebaiknya kita melibatkan para tetangga supaya mereka merasa bukan orang asing dalam perayaan tersebut. Sebaiknya dekorasi Natal dibuat jauh-jauh hari supaya tetangga jauh-jauh hari sudah tahu kalau kita akan merayakan Natal. Biasanya mereka akan banyak bertanya dan ini pun merupakan kesempatan bagi kita untuk menjelaskan dengan baik perihal Natal, dan acara kita ini adalah acara bersama bukan acara gereja (Kristen).

3.4 Cara Mengundang Orang

1. Undangan dibuat dalam bahasa daerah dan disebarkan seminggu sebelum acara (Tahap I). Tahap kedua, sehari sebelumnya kembali ingatkan mereka mengenai undangan tersebut.

2. Undangan diberikan dengan cara kekeluargaan sambil menjelaskan acara yang akan diadakan dalam perayaan tersebut.

3.5 Pemutaran Film

1. Sebelum pemutaran film, adakan lagu-lagu daerah serta wejangan/petuah dari Firman Tuhan.

2. Sambil menikmati film, sediakan makanan kecil dan minuman (air putih/Aqua), sehingga mereka merasa betah dan tidak gelisah sewaktu mengikuti jalan cerita dalam film.

3. Setelah usai pemutaran film, biasanya langsung ditutup dengan doa dan pulang.

3.6 Penindaklanjutan (Follow-Up)

Lakukan silaturahmi ke hampir setiap rumah orang yang hadir dalam acara perayaan sambil menanyakan sejauh mana penangkapan dan pengertian mereka tentang acara Natal.

4. Peranan Radio

Setiap pagi dan sore (kurang lebih lima jam sehari) ada pemberitaan Injil lewat radio dari TWR Guam, FEBC Manila dan FEBC Shapan, dan kadang-kadang ada tiga program mengudara secara serentak. Tetapi siapa yang mau mendengar? (Yesaya 53:1). Sudah jelas ada puluhan ribu yang mendengar, malah mungkin lebih dari jumlah tersebut, tetapi apakah mereka yang mendengar itu adalah orang Kristen atau mereka yang belum terjangkau? Pelayanan radio dapat dipakai di dalam pengembangan jemaat sbb:

a. Gelombang/frekuensi radio, waktu dan tema program harus diumumkan lewat surat-surat selebaran dan poster seluas mungkin. Ini tugas dari gereja-gereja setempat.

b. Orang Kristen dapat mengunjungi orang lain pada waktu siaran di udara dan minta agar mereka mau mendengarkan radio. Tolong tuan rumah/orang yang kita kunjungi untuk mencari siaran ini. Akhirnya jelaskan kepadanya bahwa ia dapat mendengarkan siaran tersebut setiap hari.

c. Gereja menyurati pemancar radio untuk menjelaskan apa yang baik, apa yang kurang tepat dalam siaran, juga masukan dari pendengar. Dengan cara ini mutu siaran bisa ditingkatkan.

d. Sekali-kali bisa diadakan siaran khusus untuk salah satu daerah. Ini akan dipublikasikan seluas-luasnya supaya orang banyak dapat mendengarkannya.

e. Menentukan seseorang yang mempunyai pengaruh (key person) dalam jemaat yang khusus dapat mempromosikan radio Kristen.

f. Di dalam penindaklanjutan, kerjasama antara penyiar dan jemaat setempat dapat dijalin.

g. Meningkatkan usaha pengadaan siaran di dalam macam-macam bahasa mereka sendiri, apalagi bagi mereka yang tinggal dalam perantauan.

5. Peranan Lewat Kaset

Di kemudian hari setiap orang akan memiliki tape player, karena lebih mudah bagi seseorang untuk mendengarkan sesuatu daripada membaca. Kaset pun bisa langsung berbahasa daerah dengan baik walaupun kita belum bisa. Jurang pemisah karena bahasa yang berlainan dapat dilewati dengan memakai kaset.

Untuk menarik perhatian orang, kaset dapat diputar di suatu tempat dalam bahasa daerah. Orang akan datang untuk mau mendengarkan kaset tersebut dari dekat agar lebih jelas. Sering kali akhirnya orang mau meminjam kaset tersebut. Dengan demikian berita Injil akan masuk ke rumah-rumah orang, karena di situ lebih banyak orang akan mendengarkannya. Pelayanan kaset menjadi paling efektif kalau disertai dengan gambar-gambar.

Pemberitaan Injil juga dapat dilakukan di dalam perjalanan dengan membawa satu mesin kaset yang bisa diputar dengan tangan dan dengan membawa kaset-kaset dalam bermacam-macam bahasa. Di mana ia mampir, ia akan menarik perhatian masyarakat, karena mereka belum pernah atau jarang mendengar bahasa mereka sendiri lewat kaset. Hasil dari pelayanan kaset masih bisa ditingkatkan kalau di dalam pemberitaan dipakai penguraian yang sesuai dengan alam pikiran mereka dan diwarnai oleh ilustrasi dari lingkungan mereka sendiri. Cerita-cerita akan mendapatkan lebih banyak perhatian daripada uraian secara teoritis.

Apa yang harus diperhatikan untuk memulai sebuah kelompok PA dengan menggunakan kaset?

1. Keanekaragaman perserta kelompok PA. Jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan.

2. Usia dari perserta kelompok. Remaja, dewasa, manula.

3. Jumlah sebuah kelompok. Paling baik jika sebuah kelompok terdiri dari 5-6 orang.

4. Suasana yang tepat dan tenang. Hindarkan hal-hal yang bisa mengganggu jalannya PA.

Persiapkan pertanyaan untuk diberikan sewaktu PA berlangsung supaya:

1. Dapat mengevaluasi pemahaman peserta PA

2. Menarik perhatian peserta PA untuk ikut berpikir

3. Tidak membiasakan peserta untuk selalu disuapi

Hal-hal yang dapat ditanyakan adalah: Apa yang dikatakan Firman Tuhan? Apa maksudnya? Bagaimana penerapannya?

Metode memberi pertanyaan:

1. Melontarkan pertanyaan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami.

2. Mendengar dengan sabar semua jawaban dari peserta PA.

3. Menyimpulkan jawaban yang telah dilontarkan dan meluruskannya sesuai dengan Firman Tuhan dan akhirnya membuat aplikasi/penerapan untuk kehidupan sehari-hari.

Ingatlah untuk membatasi diri supaya tidak ada kesenjangan antara pemimpin dengan anggota.

6. Peranan Surat Menyurat

Rata-rata semua orang senang menerima surat. Ladang ini belum dimanfaatkan sebaik-baiknya, meskipun ada orang yang bertobat sesudah mereka membaca surat yang dialamatkan kepada mereka. Di dalam surat pribadi bisa dilampirkan traktat. Orang Kristen harus didorong untuk mengirim surat-surat kepada keluarga dan kenalan mereka seluas-luasnya.

Di dalam beberapa majalah ada alamat-alamat yang menantikan surat dari para pembaca. Orang Kristen dapat mengirimkan surat kepada alamat-alamat ini dan menjelaskan sedikit tentang Kristus, atau lebih baik menulis kesaksian mereka sebagai perkenalan. Kalau mau lebih luas dalam mengirim surat, bisa memakai alamat dari buku telpon atau sumber alamat lain. Demikian juga, surat yang dikirim kepada surat kabar tentang hal agama pasti akan dicetak. Meskipun penjelasan tentang Injil tidak bisa dipakai dalam kesempatan ini, namun demikian Injil lebih sering muncul di dalam mass media.

Saudara sekalian mungking mempunyai kenalan dan sanak saudara di mana-mana. Kirimlah kepada mereka satu berita hangat dan lampirkan surat-surat selebaran yang cocok untuk mereka. Sudah banyak orang percaya yang melakukan hal itu dan melihat bahwa kenalan dan sanak saudara mereka mau bertobat lewat surat. Surat bisa merupakan setetes air yang segar.

Kita dapat juga menulis ke surat pembaca yang akan dimuat di dalam surat kabar. Saya sudah beberapa kali membaca surat pembaca dari seorang Kristen dalam surat kabar. Kita juga dapat menulis kepada mereka yang sudah membuat satu surat pembaca yang dimuat di dalam surat kabar dan menanggapi persoalan yang disinggung oleh si penulis.

7. Penginjilan Lewat Pengobatan

Sudah terbukti bahwa pelayanan pengobatan Kristen dapat menarik perhatian dari banyak orang, asal tugas ini dilaksanakan dengan dedikasi dan dari segi medis dengan cara yang bermutu tinggi.

Di daerah, orang senang sekali kalau pengobatan dihubungkan dengan pelayanan agama, malahan mereka berterimakasih kalau mereka didoakan. Pelayanan pengobatan dapat membuka satu ruang penginjilan yang luas sekali. Orang Kristen mempunyai satu kelebihan, yaitu mereka melayani dengan kasih. Poliklinik paling cocok diadakan di samping gereja, dengan demikian pelayanan Firman Tuhan langsung dihubungkan dengan gereja. Yang kita butuhkan adalah satu tim yang terdiri dari paling sedikit dua orang, yaitu seorang tenaga medis yang berjiwa P.I. dan seorang penginjil, supaya kesempatan P.I. sungguh bisa dimanfaatkan. Yang menjadi kesulitan di sini adalah menindaklanjuti (follow-up) semua kontak, karena yang ditanam seringkali tidak dituai. Pembagian literatur di antara pasien dapat menolong supaya mereka tidak melupakan Firman Tuhan yang mereka sudah dengar. Selain membuka poliklinik Kristen, dokter-dokter Kristen dan tenaga medis lain juga dapat didorong agar di dalam praktek, mereka dapat melayani para pasien secara Kristen. Juga di rumah-rumah sakit, para tenaga medis memiliki banyak kesempatan untuk melayani para penderita, walau hanya dengan berkunjung/besuk saja dengan Firman Tuhan. Karena itu diperlukan kita perlu mengadakan penataran khusus untuk para tenaga medis supaya mereka bisa melihat ladang ini dan mereka diberi keterampilan untuk menginjili.

8. Peranan Alat Peraga Dan Banyak Ilustrasi

Dalam kesempatan-kesempatan untuk membawa Firman Tuhan di antara masyarakat umum, misalnya dalam pesta-pesta HUT, Paskah, atau Natal, seringkali mereka yang hadir tidak mengetahui Injil. Kita harus memperhatikan, bahwa Pembawaan Firman Tuhan ini tidak boleh menjadi satu khotbah semata-mata. Orang rata-rata tidak sabar mendengarkan satu uraian terlalu lama. Dengan demikian kita harus memakai alat peraga untuk menarik perhatian orang. Orang dewasapun senang melihat gambar. Yang sangat berguna adalah seri gambar "Hati Manusia". Masih ada gambar-gambar lain yang bisa dipakai untuk menjelaskan Firman Tuhan. Banyak bahan lain juga yang dapat digunakan untuk menjadi alat peraga seperti batu, lilin, bunga dll. Uraian yang memiliki sekian dalil-dalil yang teratur sulit untuk dipahami oleh masyarakat umum, tetapi dengan banyak ilustrasi mereka akan mengerti Firman Tuhan yang sebelumnya asing bagi mereka. Marilah kita rajin-rajin untuk mencari dan membuat alat peraga demi perluasan kerajaan Allah.

Kalau kita pergi ke suatu tempat, kita bisa membawa seri gambar "Hati Manusia" dan meletakkan buku tersebut di atas meja dengan halaman yang sedikit terbuka. Pasti akan ada orang yang bertanya, gambar apa ini. Mereka akan mau melihat. Kita jelaskan, "Jangan, karena ini merupakan bahan dari kitab Injil!" Karena penasaran, orang justru akan mendesak supaya gambar-gambar tersebut dijelaskan kepada mereka.

9. Peranan Kursus Tertulis

Dalam buku-buku dari BEWARA KABAGJAAN dan JALAN AL-RAHMAT ada pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi buku itu. Ajaklah mereka yang terbeban untuk penginjilan untuk ikut menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan kirim jawabannya ke BEWARA KABAGJAAN atau JALAN AL-RAHMAT. Dengan cara ini mereka akan memperdalam diri di dalam pengetahuan yang diperlukan di dalam ladang Tuhan, yaitu di dalam pelayanan penginjilan secara pribadi. Dengan cara ini orang Kristen dimampukan untuk memenangkan jiwa di antara masyarakat umum.

Studi Kasus 1

Ramai-ramai masyarakat di desa Suka Cinta mengikuti perayaan Natal. Di dalam acara itu juga, ada satu keluarga yang dibaptis. Setelah acara selesai, saya mendekati seorang bapak yang baru saja dibaptis dan bertanya, "Bagaimana Bapak menjadi Kristen di sini?"

"Sebenarnya cerita ini dimulai dua setengah tahun yang lalu di Alas Tengah, di desa saya sendiri. Saya masuk ke rumah salah satu tetangga saya. Di situ saya melihat sebuah Alkitab. Saya diperbolehkan untuk meminjam Alkitab ini. Saya mulai membacanya dan sangat tertarik oleh isinya, dan saya merenungkan maksud dan tujuan dari Injil untuk saya sendiri."

"Tetapi bagaimana Alkitab bisa masuk kedalam desa Bapak, apalagi tidak ada seorang Kristen pun di dalam desa Bapak?", saya bertanya kepada Bapak tersebut.

"Tetangga saya pernah mendapat Alkitab ini dari Bapak sendiri. Sebenarnya kita berdua sudah pernah juga bertemu, tetapi rupanya Bapak sudah lupa. Waktu itu Bapak menjelaskan Injil kepada saya dan memberikan kepada saya beberapa buku kecil dan kemudian saya membacanya di rumah saya."

"Sekarang bagaimana perasaan, Bapak?"

"Kami sekeluarga bersukacita, karena kami sudah menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat."

Studi Kasus 2

Pada tahun 1975 kami pergi ke Madura. Di sana kami memberikan surat-surat selebaran dan buku kecil dan berdoa supaya Tuhan menumbuhkan benih-benih ini. Tiga tahun yang lalu kami sekeluarga pergi ke Pontianak di Kalbar. Di situ kami mendengar tentang seseorang dari suku Madura yang sudah menerima Tuhan Yesus Kristus secara pribadi. Waktu kami bertanya bagaimana ini bisa terjadi, kami diceritakan bahwa orang ini pada tahun 1975 mendapat literatur di Madura. Sejak itu ia terus memikirkan Injil di dalam hatinya. Kami tidak tahu apakah literatur tersebut berasal dari kami atau orang lain, tetapi berita ini sangat menguatkan kami di dalam pelayanan lewat literatur.

Ada satu peristiwa lain. Yusuf di dalam keluarganya dikenal sebagai anak yang sangat nakal dan orang tuanya sudah tidak tahu lagi mau berbuat apa. Anak ini mengunjungi kakeknya. Di situ ia melihat beberapa buku dan surat-surat selebaran, dan membacanya. Yusuf memikirkan isi dari Injil ini. Tidak lama kemudian ia mencari tantenya yang dulu mengirim literatur ini. Disitu ia bertobat dan menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi. Kehidupannya sangat berubah dan dia menjadi anak yang baik. Orang tuanya heran. Meskipun mereka tidak senang tentang Tuhan Yesus Kristus, tetapi mereka tidak mau melarang Yusuf mengikuti Tuhan Yesus, karena mereka melihat perubahan di dalam kehidupannya.

Beberapa bulan yang lalu ada seorang anak muda di muka pintu rumah kami. Ia bercerita, "Saya mau mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak, karena Bapak memberikan kepada saya sebuah buku kecil di dalam angkutan umum. Sesudah saya membacanya saya bertobat dan menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi." Selanjutnya ia menceritakan bahwa ia dulu bersekolah di Bandung, dan sesudah itu kembali ke tempat asalnya. Di sana ia menjadi aktif di salah satu gereja dan sudah bisa mengantar sejumlah orang kepada Kristus. Ia minta bantuan doa karena ia sendiri merupakan orang kedua di dalam keluarganya yang sudah menjadi Kristen, dan sekarang masih tertinggal seorang kakak yang belum mau menerima Tuhan Yesus.

Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 
AttachmentSize
media_penginjilan.doc191 KB

Komentar